Posts

Tahukah kamu apa persamaan antara Bill Gates, pendiri Microsoft, dengan Eka Tjipta Widjaya, pendiri dari Sinar Mas Group? Selain karena kedua entrepreneur tersebut berada di peringkat atas daftar orang terkaya di negara masing-masing, mereka juga telah memulai petualangan bisnis mereka dari usia dini.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Inc Magazine beberapa waktu yang lalu menunjukkan bahwa kunci kesuksesan, di lebih dari 90% entrepreneur yang disurvei, adalah “memulai sejak usia dini”.

Inc Magazine

            Entrepreneurship bukan hanya berarti mendirikan perusahaan. Entrepreneurship adalah sebuah keahlian (skillset) dan cara berpikir (mindset) yang dapat dipelajari. Memberikan pendidikan entrepreneurship kepada anak-anak sejak dini adalah hal yang sangat penting, bukan hanya untuk memulai bisnis saat mereka dewasa nanti, tetapi skillset dan mindset entrepreneurs juga akan berguna sebagai bekal untuk kehidupan mereka, apapun profesi yang mereka pilih.

Bagaimana sih cara untuk menanamkan entrepreneurship kepada anak-anak sejak dini? Yuk simak tips berikut ini:

1. Ajari Anak Cara Mengatasi Masalah (Problem Solving)

Problem Solving adalah salah satu mindset terpenting yang harus dimiliki oleh entrepreneur. Ajak anak untuk berdiskusi dalam menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi, baik ketika mereka kesulitan mengoperasikan mainan baru ataupun saat bingung dalam mengerjakan PR matematika. Ajari anak untuk dapat membagi masalah menjadi beberapa hal yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipecahkan. Dampingi mereka sehingga anak tahu bahwa kamu sebagai orang tua ada di sana untuk membantu mereka.

2. Biarkan Anak Belajar dari Kegagalannya

Failure is OK. Kegagalan adalah sebuah peluang untuk belajar dan langkah penting untuk mencapai kesuksesan, seperti quote dari innovator dan entrepreneur terkenal ini.

“Jangan pernah berkecil hati jika kamu gagal. Belajarlah dari situ dan terus mencoba.”

Thomas Alva Edison

Penting bagi anak untuk memahami bahwa mencoba adalah langkah pertama menuju sukses, dan gagal adalah hal yang biasa.

3. Menumbuhkan Growth Mindset di Benak Anak

Segala hal dapat dipelajari karena otak manusia memiliki kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi secara menakjubkan. Tumbuhkan sikap untuk selalu ingin belajar dan tidak mudah menyerah kepada anak. Kamu perlu memberikan pengertian kepada anak bahwa mereka dapat belajar dan mencapai apapun yang mereka inginkan. Berikan pujian untuk kerja keras dan pencapaian anak, sekecil apapun itu.

4. Biarkan Anak untuk Berani Mengambil Resiko

Salah satu mindset penting dari entrepreneur adalah courage. Anak perlu memahami bahwa untuk berkembang, mereka harus berani keluar dari comfort-zone. Entah itu berani untuk berbicara di depan kelas atau berani untuk ikut dalam sebuah kompetisi, berikan pengertian kepada anak bahwa dengan keluar dari comfort-zone, mereka bisa melakukan banyak hal yang besar.

5. Biarkan Anak untuk Lebih Komunikatif

Zaman sudah berubah. Generasi Millennial akan segera digantikan oleh Generasi Z dan bahkan Generasi Alpha. Perbedaan generasi tentu berpengaruh kepada perilaku, nilai, dan norma yang berlaku. Doronglah mereka untuk mengajukan pertanyaan tentang berbagai norma yang kamu ikuti lalu berdiskusi bersama. Dengan melakukan ini, kamu sebagai orang tua mendorong anak untuk tidak mengikuti aturan secara asal-asalan tanpa mengetahui alasannya dan berani untuk mengemukakan pendapat.

Nah, Skillset dan Mindset entrepreneurship ini tentu tidak bisa dipelajari hanya dengan menonton Youtube ataupun melihat video di Facebook dan Instagram saja. Anak-anak harus mengalami sendiri kondisi yang dapat menumbuhkan skillset dan mindset entrepreneurship tersebut, dan juga belajar dari peers / teman-teman mereka.

Sejak 2018 EXCELLOKA yang diinisiasi oleh excellence.asia telah memulai untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship di Indonesia, dan sekarang giliran anak-anak untuk belajar tentang entrepreneurship.

http://www.excelloka.com/kids

Yuk ikutsertakan anak kamu dalam EXCELLOKA KIDS – entrepreneurial education for kids. Simak lebih lanjut infonya di www.excelloka.com/kids

#MulaiSejakDini #StartFromYoung #EXCELLOKAkids #CumaButuhKomitmen

Sumber Tulisan : TADA

Para entrepreneur sukses tentu punya rahasia tersendiri dalam mengelola dan mengembangkan bisnis mereka, salah satunya adalah menjadikan Word of Mouthsebagai strategi marketing andalan. Pada dasarnya, WOMM merupakan sistem promosi verbal dari satu orang ke orang lain dan dilakukan oleh mereka yang benar-benar merupakan pengguna suatu brand. Uniknya, promosi tersebut dilakukan atas dasar suka rela karena yang bersangkutan merasa puas dengan brand yang mereka gunakan.

Ada beberapa alasan mengapa para entrepreneur sukses selalu menggunakan WOMM dalam bisnis mereka, berikut informasinya:

Lebih terpercaya dibanding iklan

Anda mungkin berpikir bagaimana bisa iklan di billboard raksasa mengalahkan promosi dari mulut ke mulut? Sekilas terlihat mustahil, tapi coba pikirkan dengan cara ini. Mana yang lebih Anda percaya, iklan yang dikemas dengan sangat bagus dan mewah atau rekomendasi dari salah seorang sahabat? Sebagian besar orang pasti akan lebih mempercayai rekomendasi dari orang yang dikenalnya, bahkan jika sebelumnya sama sekali tak pernah melihat iklan produk terkait. Hal ini didasari pada pemikiran bahwa rekomendasi dari orang yang sudah dikenal tidak akan mungkin menyesatkan. Berbeda dengan iklan yang jelas menonjolkan keunggulan suatu produk untuk tujuan mendapat keuntungan secara maksimal.

Bisa menyasar target dengan lebih tepat

Saat Anda beriklan melalui media cetak atau elektronik, besar kemungkinannya informasi yang diberikan justru diterima oleh orang yang tidak membutuhkannya. Misalnya saja, jika Anda menjual makanan bayi dan berpromosi lewat televisi, yang menontonnya tentu bukan hanya para ibu tapi juga orang lain yang sama sekali tak punya kebutuhan untuk membelinya. Padahal biaya yang diperlukan untuk beriklan tentu tidaklah murah. Sedangkan dengan WOMM, Anda tinggal memastikan para konsumen merasa puas dan menjadi loyal, sampai kemudian mereka dengan sendirinya akan berpromosi secara gratis kepada orang-orang yang memang membutuhkan produk tersebut.

Jauh lebih cepat dengan bantuan media sosial

WOMM sudah ada sejak lama, bahkan sebelum ia mendapatkan istilah khusus dalam dunia marketing. Namun mengapa baru beberapa tahun terakhir WOMM jadi pusat perhatian? Sebab kini sudah ada media sosial yang bisa mempercepat efek dari WOMM tersebut. Bayangkan saja, hanya dengan engagament dan trik yang tepat melalui media sosial, ribuan, puluhan ribu, bahkan jutaan follower akan dengan suka rela membagikan informasi mengenai brand Anda melalui akun media sosialnya masing-masing.

Efisiensi biaya

Ya, jika dibandingkan dengan strategi promosi lain, WOMM ini jelas paling minim biaya, bahkan bisa dilakukan secara gratis. Hanya saja memang diperlukan beberapa usaha dan juga proses yang tak singkat untuk memaksimalkan hasilnya. Jadi bagi para marketer pemula yang tak punya terlalu banyak modal, WOMM bisa jadi pilihan terbaik untuk menjaring lebih banyak konsumen dengan biaya minimal. Namun untuk bisa membuat WOMM berhasil, tentu harus diimbangi dengan kualitas produk yang mumpuni.

Melihat dahsyatnya efek yang bisa dihasilkan oleh WOMM, masih ragu untuk mencobanya? Mulailah dengan hal sederhana, misalnya memastikan kepuasan konsumen dan menjalin komunikasi yang intens untuk menjadikannya pelanggan yang setia. Setelah itu, baru melangkah ke media sosial untuk membuat akun yang bermanfaat dan diminati para pengguna internet. Memang ada proses panjang yang harus Anda lalui sampai WOMM benar-benar menunjukkan dampaknya. Tapi percayalah, Anda tak akan menyesal jika melakukan strategi marketing yang satu ini.

Sumber Artikel : Kontan

Kecintaan akan chicken salted egg, mendorong tiga sekawan, Charina Prinandita, Riesky Vernandes dan Michael Chrisyanto membangun usaha kuliner Eatlah. Lantaran menu ayam saus telur asin ini merupakan santapan sehari-hari mereka saat tinggal di Singapura, Charina pun ingin mengenalkan kenikmatan chicken salted egg sesungguhnya. Ya, seperti yang dia temui saat kuliah dan bekerja di negeri singa tersebut.  

Lantas, mereka pun membuka gerai pertamanya di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, pertengahan 2016 silam. Tanpa bantuan karyawan, mereka berbagi tugas. Riesky mendapat bagian memasak, Charina memotong bahan-bahan, dan Michael sebagai kasirnya.

Tak disangka, Eatlah dengan cepat meledak. Bahkan, dalam dua tahun, mereka sudah membuka 15 gerainya di Jabodetabek, Semarang dan Bandung.  Charina pun buka suara tentang cepatnya ekspansi Eatlah.

“Kami menjalin kerjasama untuk persiapan lokasi dan modal buka gerai. Sementara, kami menjadi operatornya,” jelasnya.  

Mereka juga memilih tidak menawarkan terlalu banyak menu. Sampai sekarang hanya tersedia dua menu protein yaitu ayam dan dori serta tiga pilihan saus yaitu salted egg, brown butter, dan sambal.Harga seporsi menu ini mulai Rp 35.000-Rp 100.000. Dalam sehari, Charina bilang, tiap gerai bisa menjual sekitar 400 porsi.  

Mereka menggandeng beberapa pemasok daging ayam dan dori untuk memastikan ketersediaan bahan baku penuh setiap gerai. Sedangkan, telur asin langsung didatangkan dari Brebes, Jawa Tengah.

Untuk menjaga kualitas makanan, mereka melengkapi dapur setiap gerai dengan alat-alat masak canggih. Tujuannya, untuk mempermudah kerja para karyawan yang tidak mempunyai latar belakang memasak.

Tak berhenti di Eatlah, ketiga sekawan ini juga terus mengembangkan bisnis kulinernya. Sejak tahun lalu, Charina dan temannya membesut Chipslah. Berbeda dengan Eatlah yang disajikan sebagai kudapan berat, Chipslah merupakn varian camilan. Bentuknya adalah potato chips dan fish skin salted egg.       

Meski buka gerai, Eatlah incar pekerja kantoran

Tak punya latar belakang dunia kuliner, Charina Prinandia, Riesky Vernandes dan Michael Veryanto nekat terjun berbisnis ayam saus telur asin. Dengan modal patungan sebesar Rp 45 juta, tiga sekawan lulusan Raffles Design Institute ini membuka Eatlah.

Meski gemar menyantap menu ini di Singapura, tak mudah bagi Charina dan teman-temannya meracik resep yang pas. Waktu delapan bulan pun mereka habiskan untuk uji coba hingga rasa chicken salted egg pas di lidah konsumen lokal.   

Charina bilang, Riesky yang punya banyak peran menemukan racikan menu ini. Keluarga Riesky yang suka memasak sangat membantu mereka mulai dari meracik resep hingga penyajian.   

Seiring mencari resep yang pas, mereka juga menyiapkan desain kemasan berupa rice box. Pilihan desainnya adalah sederhana tapi modern. Pasalnya, konsep  Eatlah adalah makanan delivery. “Yang bisa dinikmati pekerja di kantor saat meeting,” kata Charina.

Oleh karena itu, meski punya gerai di kawasan Pantai Indah Kapuk, Charina juga mendaftarkan Eatlah dalam layanan ojek online.  Responnya cukup baik, lebih dari 50% penjualan datang dari pesanan online.

Mendapatkan respon bagus dari pasar membuat roda bisnisnya berjalan dengan cepat. Satu persatu gerai cabang dibuka di Jakarta, untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Namun, menjalankan bisnis memang tak semudah yang dibayangkan. Perempuan 27 tahun ini mengaku sempat kesulitan untuk memenuhi bahan baku untuk salah satu gerainya. Sebab, awalnya Eatlah hanya mengandalkan satu pemasok ikan dori. Seringkali menu tak dapat disediakan karena menunggu bahan sampai ke gerai. Belajar dari pengalaman,  mereka pun mencari pemasok tambahan untuk menjamin pasokan bahan baku aman saban harinya.

Masalah lainnya, mereka juga kewalahan mengatur  jumlah karyawan yang mulai banyak. Maklum saja, ini merupakan bisnis pertama bagi mereka.

“Dulu, kami sempat harus merumahkan semua pegawai salah satu gerai karena ada kecurangan,” cerita Charina.Sejak kejadian tersebut mereka memilih untuk menggunakan sistem keungan dan suplai terpusat sehingga dapat memantau aktivitas setiap gerai.

Lirik pusat belanja untuk memperluas pasar

Meski masih pemain baru di dunia kuliner, tiga sekawan, Charina Prinandita, Riesky Vernandes, dan Michael Veryanto mampu mendorong laju bisnisnya dengan cepat. Dalam tiga tahun, mereka mampu membuka sejumlah cabang hingga di luar kota.  

Tak hanya berjualan, ketiga sahabat karib ini juga giat membentuk brand imageEatlah. Selain mengedukasi pasar melalui meda sosial, mereka juga aktif mengikuti berbagai event untuk promosi, seperti bazar dan konser musik. Charina bilang, strategi mengaku strategi ini digunakan untuk menjaring konsumen yang tak aktif di media sosial.  

Tidak hanya itu, mereka juga mulai pengembangan gerai di pusat-pusat belanja. Dengan begitu, konsumen dapat menikmati makanan secara langsung di gerainya. Di sini, Charina juga ingin menyampaikan, bahwa Eatlah bukan makanan musiman.  

Bahkan kini, penjualan di mal atau pusat belanja mampu meningkatkan omzet untuk gerai-gerai fisik. Alhasil, penjualan gerai fisik sudah mengimbangi penjualannya secara online.

Sejauh menjalani dunia bisnis, Charina bilang, tantangan yang dihadapinya kini adalah membentuk karyawan menjadi loyal dan mampu bekerja secara sistematis sehingga memudahkan kontrol. Untuk itu, sebagai pemilik, dia juga tak sungkan ikut melayani konsumen disaat jumlah karyawan kurang dalam satu gerai. Dengan cara itu, pemilik dapat mengenal dan berkomunikasi dengan karyawan secara nyaman.

Dapur juga terus dibenahi dengan berbagai alat masak canggih. Tujuannya untuk memudahkan pekerjaan karyawan yang tidak mempunyai pengalaman menjadi ahli masak.   

Sadar bukan menjadi satu-satunya penjaja chicken salted egg, perempuan 27 tahun ini sudah merasakan iklim persaingan cukup ketat.  

Namun, dia tidak ambil pusing. Alasannya, dengan banyaknya pemain baru yang bermunculan maka akan membantu proses edukasi pasar lebih cepat. Yang pasti memastikan kualitas makanan tetap terjaga menjadi senjata andalan mereka untuk bertahan.  

Charina menargetkan, tahun depan Eatlah bakal mulai melebarkan sayapnya ke beberapa kota besar seperti Surabaya, Bali dan kota besar lainnya. 

    

Yohanes Raymond (Creative Director Nero Atelier – Kreator Kreavi)

Sadarkah Anda jika dalam kehidupan, kita tidak pernah terlepas dari yang namanya merek (branding)? Mulai dari bangun tidur hingga matahari terbenam kita selalu dijejali puluhan merek baik produk atau jasa yang berusaha untuk menghipnotis otak kita untuk terus mengingatnya.

Beberapa orang beranggapan merek (branding) hanya sebatas pembuatan nama hingga desain logo dari produk atau jasa yang dijual. Jika saya boleh bagikan sedikit kepada Anda, kebenarannya adalah merek itu bukanlah sebuah logo. Logo hanya salah satu bagian “kecil” dari proses merek (branding).

“Your brand is what people say about you after you leave the room” — Jeff Bezos, Amazon

Merek (branding) juga dijadikan salah satu faktor yang signifikan bagi pelanggan untuk memutuskan membeli sesuatu. Merek (branding) dijadikan sebagai identifikasi sebuah produk/ jasa sehingga mudah untuk dikenali/ diingat oleh pelanggan, misalnya dari nama yang dipakai, warna dari mereknya, slogan atau nilai yang dihidupi dari merek tersebut. Selain kepercayaan pelanggan yang dibangun, manfaat merek (branding) bagi pemilik barang/ jasa adalah menciptakan loyalitas pelanggan. Dan bagi para konsumen/ pelanggan, manfaat merek (branding) adalah memberikan keyakinan akan kualitas produk atau jasa yang terjamin

Kebanyakan kita jumpai, beberapa perusahaan yang awalnya kecil bisa berkembang menjadi besar karena mereka berhasil menciptakan persepsi pada pelanggan secara konsisten melalui membangun merek yang mereka miliki. Dan tentunya dalam membangun sebuah merek dibutuhkan kejujuran (nilai positif) dari merek itu sendiri. Karena merek (branding) lebih berbicara tentang janji yang sanggup di penuhi dari merek itu sendiri kepada para pelanggannya. Dan merek yang baik adalah merek yang mampu untuk memberi nilai tambah (positif) / manfaat kepada para pelanggannya. Jangan heran apabila sebuah merek (branding) yang tidak memiliki nilai tambah suatu hari kelak akan segera dilupakan oleh para pelanggannya

Ada beberapa perbedaan merek produk dengan merek jasa :

Merek Produk (Product Branding)Merek Jasa (Service Branding)
Berwujud (tangible)Tidak berwujud (intangible)
Bisa dijual kembali oleh pemiliknyaTidak bisa dijual kembali / tidak berpindah kepemilikannya
Bisa disimpanTidak bisa disimpan
Lebih mudah untuk dikembangkan usahanya melalui inovasi/ varian produk yang dijualLebih sulit dan membutuhkan waktu untuk mengembangkan usahanya
Biasanya dijual dengan rangsangan visual (desain kemasan, dll) dan audio sehingga orang dengan mudah mengingat produknyaOleh karena membangun sebuah kepercayaan konsumen, sehingga dibutuhkan sebuah hubungan yang dibangun antara merek dan pelanggan
contoh : Pakaian, Makanan, Minuman, Sepatu, Perhiasan, Kendaraan, Komputer, GadgetContoh : Asuransi, Konsultan Bisnis, Sekolah, Reparasi Elektronik, Layanan Kesehatan (Puskesmas), Agency Periklanan, Design Studio

Sebenarnya untuk “proses” membangun merek produk atau jasa tidak akan jauh berbeda pada saat ini. Namun ketahuilah kalau kita membutuhkan “usaha yang lebih” (dalam soal waktu) untuk membangun merek jasa, dibandingkan membangun merek pada sebuah produk. Mengapa? Karena membangun merek jasa menjual sesuatu yang abstrak (tidak kelihatan secara mata jasmani) sehingga dibutuhkan pendekatan secara personal antara merek dengan pelanggan. Melalui  hubungan komunikasi, emosional dan manfaat yang dirasakan oleh pelanggan menjadikan sebuah kepercayaan sebuah merek akan terbangun dengan sendirinya. Selain itu pula konsistensi juga diperlukan dalam proses membangun sebuah merek (brand) sehingga akan terus diingat oleh pelanggan dari produk atau jasa yang bersangkutan.

Mendengar kata storytelling tentu tidak asing lagi bagi kita. Storytelling jelas terkait dengan ‘cerita atau narasi’. Salah seorang tokoh mengungkapkan tentang kekuatan dari narasi.

“The best narratives must have a beginning, middle, and an end. The more interesting and powerful, the more likely it is that they will be remembered.” (Bali at al, 2009)

Bagaimana cara membangun cerita yang bagus? Steve Denning (2000) mengungkapkan sejumlah karakteristik untuk bisa membangun cerita yang bagus, yakni :

  • Berfokus pada hal yang positif (cerita yang memiliki akhir bahagia), dan menyampaikan kisah sukses
  • Hadirnya sosok ‘pahlawan’, dan menceritakan bagaimana perspektif pahlawan tersebut
  • Cerita memiliki plot yang tidak biasa yang mampu menarik perhatian kita

Narasi yang kuat tentu akan membuat orang mudah mengingat. Tak jauh berbeda dalam bisnis, bagaimana bisa membuat suatu brand menjadi top of mind bagi masyarakat? Bisnis membutuhkan banyak aktivitas untuk bisa membangun brand awareness dan reputasi nya. Kita tahu banyak brand terkenal di masyarakat karena mereka bisa menyampaikan suatu pesan yang unik dan menarik, sehingga orang mudah mengingatnya.

Pada dasarnya, storytelling dapat disampaikan melalui bentuk komunikasi, baik lisan maupun tertulis, gambar, video, dll.

Pertanyaan : Mengapa dalam mengembangkan bisnis membutuhkan storytelling?

Kisah yang dikomunikasikan dengan jelas adalah tulang punggung dari strategi pemasaran yang kuat

Walaupun setiap bisnis memiliki kisah yang harus diceritakan, tidak sedikit bisnis yang gagal dalam mengkomunikasikan pemasaran secara jelas, menarik dan efektif. Pemilik bisnis tentu memiliki banyak ide, visi dan impian untuk dicapai. Salah satu cara untuk mencapai kesuksesan dalam membangun brand adalah dengan melakukan iklan, promosi, serta berbagai aktivitas yang mendukung sistem pemasaran. Namun permasalahan yang sering timbul adalah ‘kegagalan dalam menyampaikan pesan secara spesifik’. Banyak bisnis maupun perusahaan gagal menyampaikan pesan melalui cerita, malah tidak sedikit yang membangun pesan yang membingungkan, ambigu, dan tidak konsisten.

Apabila kamu memiliki bisnis yang baru dimulai, maka ini adalah saat yang tepat untuk melakukan investasi dalam mengembangkan storytelling. Kenapa?

Pertama, storytelling menjadi salah satu alat untuk mengatur konten, sehingga konten yang diproduksi menjadi lebih terarah. Ketika strategi pemasaran suatu brand diproduksi di bawah sebuah cerita, tentu setiap konten yang dihasilkan akan mengandung nilai yang dapat mendukung visi dan misi bisnis secara menyeluruh.

Kedua, adanya storytelling membantu menyederhanakan kompleksitas dari visi dan mempermudah sosialisasi tujuan bisnis ke masyarakat. Bisnis yang sukses harus memiliki strategi untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan tujuan dan nilai-nilai bisnis melalui sebuah cerita yang dapat menarik perhatian orang.

Kemampuan untuk menceritakan suatu kisah yang baik sangat penting dan dapat membuat bisnis sukses atau malah menghancurkan bisnis. Apabila bisnis memiliki kemampuan storytelling yang kuat secara otomatis bisnis tersebut mudah diingat oleh masyarakat karena ia memiliki pesan unik yang membedakan dirinya di pasar serta dapat menghasilkan keuntungan.

Perusahaan-perusahaan paling sukses di dunia memiliki kisah mendalam di belakang mereka (seringkali sangat terkait dengan pendiri mereka) yang menanamkan rasa tujuan dan makna yang lebih besar ke dalam apa yang mereka lakukan. Misalnya, Apple, Tesla, dan Google jauh lebih dari sekadar perusahaan – mereka adalah merek warisan yang diciptakan oleh orang-orang yang visioner yang bercita-cita untuk mengubah dunia.

Mungkin bisnis kamu tidak bercita-cita untuk menjadi Apple atau Tesla berikutnya, tetapi patut ditanyakan: Apakah bisnis yang saya miliki ini hanya sekedar menjadi penyedia produk maupun layanan, atau memiliki sebuah visi yang dipercaya dan diterima oleh audiens?

Storytelling adalah keunggulan kompetitif

Jika kita membuka portal media online maupun mengakses internet tentu ada puluhan juta konten yang dibuat, dan bahkan dibagikan lebih banyak setiap harinya. Tidak menutup kemungkinan konsumen terlalu jenuh dengan informasi.

Bisnis yang kamu kelola saat ini mungkin benar-benar memiliki produk atau layanan yang lebih baik daripada kompetitor, tetapi apakah konsumen mengetahui hal tersebut? Storytelling dibutuhkan untuk menceritakan kisah yang sangat penting untuk membuat bisnis menjadi unggul.

Sama halnya dengan individu-individu yang sukses dan berpengaruh karena mereka memiliki brand yang kuat. Banyak bisnis yang sukses, baik global maupun nasional yang membawa cerita para pendirinya mulai dari merintis hingga membawa pada kesuksesannya.

Sama seperti individu dapat menjadi lebih berpengaruh dan cepat secara profesional dengan memiliki merek pribadi yang kuat, bisnis dengan cerita yang luar biasa dapat memenangkan audiensi dan meningkatkan nilai yang dirasakan dari mereknya.

Kekuatan storytelling dibuktikan oleh peneliti Rob Walker dan Joshua Glenn yang memamerkan nilai storytelling dengan mendaftarkan benda-benda ‘tidak penting’ di eBay. Mereka menambahkan cerita pendek yang menyentuh pembacanya. Barang-barang yang awalnya dibeli seharga tidak lebih dari dari $ 1,50 masing-masing, dijual kembali hampir $ 8.000 – menyoroti bagaimana strategi storytelling yang cerdas dapat berkontribusi untuk meningkatkan nilai yang dirasakan dari suatu barang dan menghasilkan pengembalian investasi yang besar.

Storytelling menghubungkan orang secara emosional dan menciptakan loyalitas terhadap brand

Adanya cerita tentu dapat menghubungkan kita dengan orang lain, membantu kita memahami dunia, dan mengkomunikasikan nilai-nilai dan keyakinan kita. Sebuah cerita yang bagus akan membuat kita berpikir dan merasakan, dan membantu kita untuk memperoleh informasi yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh angka, data, dan presentasi.

Cerita-cerita yang kuat dapat memasuki emosional seseorang, membuat benar-benar terhubung dengan mereka. Hal yang terpenting adalah membuat orang lain menjadi percaya pada bisnis kita melalui storytelling. Bisnis tidak boleh takut untuk menceritakan kisah lengkapnya – mulai dari perjuangan, konflik, kegagalan, kesuksesan, dll.

Loyalitas terhadap merek maupun brand jangka panjang diciptakan oleh bisnis yang dapat mengemas visi menjadi kisah yang indah dan menawan, serta mengkomunikasikan kisah ini dengan jelas kepada audiens menggunakan strategi pemasaran yang efektif dan tulus.

Sekarang #CumaButuhKomitmen untuk Mengembangkan Bisnis Kamu

Menjadi seorang entrepreneur artinya menjadi seseorang yang siap bekerja keras. Entrepreneur tidak hanya cukup dengan modal materi besar, tetapi membutuhkan strategi yang tepat agar bisa bekerja cerdas.

Sebagai entrepreneur, jelas kamu harus memikirkan ‘akan dibawa kemana bisnis yang kamu kelola?’ Kamu bisa belajar dari banyak hal, mulai dari internet, pelatihan, diskusi, atau belajar dari orang-orang yang telah sukses dalam berbisnis. Namun tentu tidak semudah itu kamu membawa bisnis pada kesuksesan. Sebelum kamu beranjak pada sejuta aktivitas untuk mengembangkan bisnis, kamu terlebih dahulu wajib membangun Business Model.

Apa itu Business Model?

Ada banyak definisi tentang Business Model yang bisa kamu temukan. Banyak ahli mengungkapkan definisi dari Business Model.

“Definition of a business model: (a) an architecture for the product, service and information flows, including a description of the various business actors and their roles; and (b) a de- scription of the potential benefits for the various business actors; and (c) a description of the sources of revenues.” Timmers (1998)

Pengertian yang paling dasar dari Business Model adalah suatu metode yang digunakan oleh perusahaan atau bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat memperoleh penghasilan dan mempertahankan bisnisnya.

Pertanyaan yang muncul : Bagaimana Membangun Business Model ?

Tentu ada banyak cara untuk membangun Business Model. Apabila kamu masih pemain baru dalam dunia entrepreneur tentu ini saat yang tepat untuk memulainya. Business Model bisa kamu ciptakan untuk mendukung strategi dan aktivitas yang akan dilakukan, tentunya demi mengembangkan dan mempertahankan bisnis. Salah satu cara mudah untuk membangun Business Model adalah memulainya dengan Business Model Canvas.

Business Model Canvas

002-the-business-model-canvas

Tools yang saat ini sangat populer di dunia yang diciptakan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur dengan Buku Best Seller-nya Business Model Generation yang disebarluaskan metode dan sistemnya oleh STRATEGYZER.COM ke seluruh dunia.

Berikut 9 Elemen dari Business Model Canvas:

Customer Segment – Segmen Pelanggan mana yang dituju atau membutuhkan Produk atau Jasa dari Bisnis yang dilakukan.

Value Proposition – Nilai dari produk atau jasa yang akan diberikan kepada pelanggan yang bermanfaat dan memberi nilai tambah bagi mereka.

Distribution Channel – Saluran yang akan digunakan oleh perusahaan untuk dapat memberikan nilai dari produk atau jasa kepada setiap segmen pelanggan yang membutuhkan.

Customer Relationship – Strategy yang diperlukan atau siapa yang akan menjalankan untuk membuat saluran distribusi nilai dan produk selalu lancar sampai ke tangan pelanggan.

Revenue Stream – Sumber pemasukan atau pendapatan dari sebuah bisnis yang diterima dari nilai manfaat yang didapat oleh para pelanggan.

Key Resources – Sumber daya utama yang sangat diperlukan yang merupakan asset penting agar aktifitas bisnis dapat berjalan lancar dan terkontrol dengan baik.

Key Activities – Aktifitas Utama yang dilakukan untuk mendapatkan hasil dari bisnis, dan merupakan hal yang perlu diukur efektifitasnya setiap waktu.

Key Partnership – Partner utama yang sangat berpengaruh terhadap konsistensi dan keberlangsungan bisnis agar dapat berjalan dalam jangka waktu yang lama.

Cost Structures – Struktur Biaya yang perlu dipantau dan diperhatikan agar bisnis tetap efisien dalam perjalanannya mendapatkan Revenue.

Apa Manfaat Business Model bagi Bisnis kamu?

Mudah melakukan SINERGY dengan seluruh Departemen Inti dalam Perusahaan. Business Model Canvas dapat digunakan untuk melihat hubungan yang erat dan kuat dalam memberikan Value kepada pelanggan kamu dan juga value ke dalam perusahaan yang bersinergi dari sudut pkamung Departemen Sales/Marketing, Operasional dan Finance dalam sebuah Perusahaan.

  1. Menghemat waktu dalam melakukan KOORDINASI untuk pengambilan keputusan dan tindakan yang berhubungan dengan STRATEGI yang akan dilakukan.
  2. Mudah dalam melakukan MODIFIKASI model bisnis, yang cocok dan selalu dapat beradaptasi dengan kondisi bisnis yang terjadi setiap saat.
  3. Metode ini FOKUS dalam memberikan VALUE yang tepat bagi pelanggan dengan secara konsisten memenuhi keinginan pelanggan dengan strategi terukur yang tepat.
  4. Metode ini telah TERBUKTI membantu bisnis besar seperti APPLE, GOOGLE, NESPRESSO, TESLA, LEGO, SKYPE, UBER dan masih banyak perusahaan Multinasional lain untuk tetap tumbuh dan berkembang semakin besar dan kamu dapat lihat perusahaan multinasional company lainnya.

Sekarang #CumaButuhKomitmen untuk Mengembangkan Bisnis Kamu

Sumber Artikel : Coach Getty (Partners of excellence.asia)

Baru-baru ini kita dihebohkan dengan berita yang muncul, baik dari media sosial maupun media massa di Indonesia terkait uang senilai Rp 80 juta. Beredarnya berita terkait prostitusi online yang melibatkan selebriti tanah air, Vanessa Angel yang ditangkap di Surabaya pada awal tahun 2019. Berita ini tentu menarik perhatian pembaca dan netizen.

Kali ini excellence.asia tidak dalam edisi mengupas tuntas berita Prostitusi Online yang melibatkan deretan aktris terkenal di Indonesia, ya. Namun excellence.asia akan memberikan rekomendasi buat kamu yang memiliki Rp 80 juta bisa dimanfaatkan untuk hal yang jauh lebih positif dan bermanfaat, yaitu mengembangkan bisnis.

Sebagai entrepreneur kamu tentu memiliki modal, baik dari sisi materi maupun pengetahuan dan skill dalam berbisnis. excellence.asia sebagai platform training di Indonesia menawarkan pengembangan bisnis untuk pemilik perusahaan hingga pemilik UKM di Indonesia.

Apa saja ya, yang bisa kamu peroleh dengan Rp 80 juta di excellence.asia?


excellence.asia Menawarkan Pilihan Inhouse Training untuk Mengembangkan Kualitas SDM Perusahaan

Jika kamu adalah seorang Human Resources dalam perusahaan, jelas kamu bisa menghabiskan Rp 80 juta untuk menemukan berbagai jenis pelatihan pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia di www.excellence.asia.

Platform excellence.asia memiliki beberapa kategori pilihan inhouse training, mulai dari Business, Personal Development, Information Technology, Design, Marketing, dan Lifestyle.

Misalnya dari aspek pengembangan bisnis, perusahaan kamu bisa memperoleh inhouse training dengan tema Dealing with Difficult People dengan kapasitas 30 peserta seharga Rp 20 juta.

Kemudian kamu masih bisa memperoleh berbagai tema inhouse training lainnya dengan kisaran harga mulai dari Rp 2 juta (1 day training) hingga Rp 80 juta. Kamu bisa mengembangkan kualitas SDM di perusahaan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan pengembangan skill dari trainer-trainer yang kompeten dan berpengalaman.

excellence.asia Menawarkan Program Pelatihan Gratis bagi UKM Indonesia

Uang Rp 80 juta untuk para pebisnis pemula jelas sangat berarti karena menjadi modal bisnis. Nah, jika kamu memiliki uang Rp 80 juta yang telah habis untuk modal bisnis kamu, jangan khawatir. Kamu masih bisa memperoleh program pelatihan untuk Small and Medium Business Owner bersama EXCELLOKA by excellence.asia. Bahkan EXCELLOKA ini tidak membutuhkan uang Rp 80 juta karena kamu bisa mengikuti pelatihan gratis dengan total 30 kelas.

EXCELLOKA diambil dari kata excel (percepatan) dan loka (dimensi) berarti dimensi percepatan. EXCELLOKA yang diusung excellence.asia diharapkan menjadi dimensi bagi UKM di Indonesia untuk mempercepat pengembangan bisnisnya. Para pelaku bisnis UKM diajak untuk mengikuti pelatihan secara berkesinambungan agar dapat mengembangkan usahanya dan mampu bersaing di perekenomian lokal, nasional, bahkan internasional. Pelatihan ini membuka peluang bagi para pengusaha di Indonesia untuk bisa membangun bisnis terkemuka.

Bagaimana Konsep EXCELLOKA?

EXCELLOKA 2019 menawarkan pelatihan bisnis bagi UKM dengan kategori Culinary, Fashion and Craft, serta Service Business dengan total pelatihan sebanyak 30 kelas mulai dari Januari – Mei 2019.

Dapat diikuti oleh UKM di bidang Service, Trading, atau Manufacturing

EXCELLOKA ditujukan untuk UKM yang aktif menjalankan bisnisnya. Semua calon peserta akan disaring dan dibagi menurut klasifikasi bisnisnya, yaitu Service, Trading, atau Manufacturing.

Penilaian Kesehatan UKM sebelum dan setelah program

Sebelum mengikuti EXCELLOKA, semua UKM akan diukur tingkat kesehatan investasi-nya (SME’s Soundness) menggunakan metode yang dikembangkan oleh SBM ITB*. Lalu kemudian pengukuran akan dilakukan kembali setelah selesai mengikuti EXCELLOKA sehingga tingkat keberhasilannya dapat diukur dengan obyektif.

Metode yang digunakan adalah yang terbaik

EXCELLOKA menggunakan metode Blended Learning yang merupakan perpaduan antara Self-Paced Learning melalui media online yang terintegrasi dengan Face-to-Face Learning melalui kelas workshop.

Self-Paced Learning akan fokus kepada teori sehingga setiap peserta dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kebutuhan masing-masing.

Face-to-Face Learning akan fokus kepada praktek sehingga peserta dapat secara langsung mempraktekkan apa yang didapatkan dan melakukan diskusi dengan trainer maupun peserta lainnya.

Klik dan Daftar EXCELLOKA Sekarang!

Modul yang menyeluruh untuk keunggulan bisnis UKM

EXCELLOKA dibagi menjadi 5 bagian besar yang disebut LOKA sesuai dengan hal-hal yang dibutuhkan oleh UKM dalam mengembangkan bisnis, yaitu Marketing, Good Governance, Finance, Operation, serta Human Resources.

Setiap LOKA akan dibagi menjadi beberapa sub-bagian yang disebut MODUL dan masing-masing MODUL akan terdiri dari dua komponen, yaitu Self-Paced Learning melalui online dan Face-to-Face Learning melalui kelas workshop yang saling terintegrasi.

Setiap MODUL akan dilengkapi dengan To Do List sehingga peserta dapat langsung mengetahui apa yang harus dilakukan aktual dalam masing-masing bisnis.

Self-Paced Learning dalam setiap MODUL akan dipublikasikan di Youtube Channel excellence.asia

Bukan hanya di Jabodetabek

Untuk memperkenalkan EXCELLOKA di luar Jabodetabek, setiap bulan akan dilakukan EXCELLOKA Roadshow di Bandung, Jogja, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, Makassar, dan Palembang.

Jadi, tunggu apalagi? Jangan lewatkan kesempatan dan lupakan Rp 80 juta. Buruan kembangkan bisnis kamu bersama EXCELLOKA dan temukan pelatihan SDM berkualitas di excellence.asia

Sekarang #CumaButuhKomitmen untuk Mengembangkan Bisnis Kamu

“Kita melewati sistem edukasi biasanya hanya fokus di satu bidang. Namun dalam berbisnis gak bisa hanya mengandalkan satu bidang saja. Saya merasa bahwa bisnis itu seperti seni, karena kita harus bisa menjaga keseimbangan beberapa aspek sekaligus, mulai dari sisi operasional, marketing, finance, bahkan human resources,” kata Angela Kurniawan, Founder and Creative Director bits & bobs.

Dimulai sejak 2015, bits & bobs menjadi salah satu brand lifestyle asli Indonesia yang mengangkat tema ‘urban-creative-millenial’. Fokus dari brand ini adalah memproduksi bags dan stationery yang simple, personal, dan fungsional. Generasi milenial yang saat ini menjadi mayoritas konsumen membuat para entrepreneur tergiur untuk membangun bisnis kreatif. Jelas hal ini menjadi peluang yang tidak boleh dilewatkan. Benarkah generasi milenial menjadi pasar bagi bisnis kreatif?

“bits & bobs memiliki keunikan karena bags dan stationery yang diproduksi dan dijual punya personality yang relatable dengan anak muda jaman sekarang. Produk kami memiliki kekhasan karena menampilkan statement yang populer di kalangan generasi milenial” papar Founder and Creative Director bits & bobs.

Angela Kurniawan (Founder & Art Director bits & bobs)

Perempuan yang akrab disapa Angela telah meraih gelar Bachelor of Art in Graphic Designer di Limkokwing University, Malaysia dan MA Arts and Design by Independent Project at University of Brighton, UK. Tahun 2014-2015 ia sempat berkarier sebagai Art Director di Iris Worldwide, Jakarta. Kini, ia menjadi seorang entrepreneur dan mengembangkan bisnis yang ia beri nama bits & bobs. Dalam wawancara dengan excellence.asia ia menceritakan suka duka nya dalam berbisnis. Sebagai entrepreneur muda, dirinya mengaku hal ini tidak mudah. Angela memulai bisnis bits & bobs karena memiliki passion untuk bisa menciptakan produk yang memiliki value bagi penggunanya.

“Jadi setelah kerja selama 5 tahun dan mengenal industri kreatif dengan baik, ketika kerja di UK saya sering pergi ke galeri dan melihat concept store. Dari situ saya menemukan minat saya itu di bidang merchandise dan aksesoris. Dan saya tuh selalu suka ketika ke tempat-tempat seperti itu untuk mengulik ide di balik karya seni atau produk mereka. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk memulai bisnis bits & bobs, pengennya setiap produk bits & bobs itu mempunyai meaning untuk setiap penggunanya, ga cuma sebagai komoditi saja, tetapi sebagai bagian dari diri mereka,” ungkap Angela.

Keberanian mengambil keputusan untuk memulai bisnis dan melepaskan karirnya menjadi langkah awal Angela mengembangkan bisnis. Sebagai seorang desainer, dirinya ingin membagikan karyanya kepada masyarakat. Tak disangka, Angela menjadi salah satu bukti bahwa generasi milenial Indonesia bisa menjadi seorang entrepreneur sukses. Hingga saat ini rata-rata dalam sebulan ia berhasil menjual >250 produk.

“Nama bits & bobs ini saya sering denger ketika di UK yang artinya ‘an assortment of little things’. Di sana istilah ini jadi frase sehari-hari yang sering digunakan. Kebetulan dari awal kan saya juga suka dengan printilan, hal-hal yang kecil-kecil. Jadi, ya karena mulainya juga dari sesuatu yang kecil itu saya berharap apa yang saya buat bisa memberikan dampak yang besar,” kata Angela.

Apakah perlu melakukan market research dalam berbisnis?

Sebagai entrepreneur, kita perlu melakukan market research agar bisnis kita bisa berkembang. Apa itu market research?

“Market research is the  process of gathering, analyzing and interpreting information about a market, about a product or service to be offered for sale in that market, and about the past, present and potential customers for the product or service; research into the characteristics, spending habits, location and needs of your business’s target market, the industry as a whole, and the particular competitors you face.” (Entrepreneur.com)

Saat ngobrol dengan Angela, ternyata untuk bisa mengembangkan bisnisnya ia melakukan market research selama hampir 10 bulan. Ia memulai dengan berjalan-jalan di pasar untuk melihat kualitas bahan-bahan yang digunakan. Tidak hanya itu, Angela tidak segan-segan membeli produk-produk di pasar yang sesuai dengan konsep bisnisnya.

“Awalnya saya melakukan eksperimen dari yang ada di sekitar, jalan-jalan ke pasar, lihat kain yang bagus itu yang seperti apa. Yang menarik di mata dibeli dulu, terus saya juga mulai cari-cari penjahit,” kata Angela.

Angela juga bercerita bahwa ia merasa kesulitan menemukan penjahit yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Hingga dirinya memutuskan untuk belajar menjahit agar ia memahami bagaimana mengkonstruksi sebuah produk, mulai dari pouch dan tas.

Ia menjual produk-produk hasil karyanya, tetapi hal ini juga tidak berjalan dengan mudah. Hal tersulit yang dihadapi ketika Angela mengetahui bahwa produknya kurang diminati oleh masyarakat. Angela banyak melakukan eksperimen dan inovasi produk, hingga melakukan kurasi untuk menemukan produk yang ‘pas’ untuk dijual.

Sampai akhirnya saya menemukan kalau bits & bobs ini arahnya lebih ke statement bag. Waktu itu saya juga ikut bazar sambil melihat selera pelanggan. Oktober 2015 saya ikut Catalyst Art Market, dimana saat itu banyak anak-anak agency, desainer, dan illustrator terlibat. Nah ketika saya bikin pouch dengan tulisan seperti artist designer, traveler, blogger, ternyata segmennya bener-bener pas. Ketika itu saya memproduksi 3 lusin, dan langsung abis. Oke, itu menjadi momen penentuan kalau ini loh sebenernya yang market suka, dan voice nya bits & bobs ke situ. Abis itu saya memantapkan untuk menentukan ini branding yang mau kita tuju,” cerita Angela.

Memulai bisnis dengan memanfaatkan media sosial

“Dari awal kita memulai bisnis melakukan marketing secara online melalui Instagram. Kita juga mengikuti acara-acara bazar dan membagikan kartu nama. Dari situ kita mengembangkan strategi pemasaran,” kata Angela.

Dengan mengikuti bazar ada beberapa pihak yang memberikan tawaran agar bits & bobs di jual di store mereka, bahkan beberapa di shopping mall. Angela mengakui ada kesinambungan antara online dan offline marketing. Banyak pelanggan yang akhirnya melakukan pembelian online karena mereka mengenal bits & bobs di bazar, dan sebaliknya. Tidak hanya itu, seiring berjalannya waktu bits & bobs juga mengajak influencer untuk melakukan promosi, tentunya dengan melakukan seleksi agar bisa menemukan influencer yang sesuai dengan visi dan misi bisnis bits & bobs.

Hingga saat ini bits & bobs melakukan beberapa metode promosi, mulai dari Instagram Ads dan ikut menjual produknya di salah satu marketplace terbesar di Indonesia. Inovasi promosi juga dilakukan melalui Workshop Basic Sewing Class, yakni kursus penjahit bagi pemula.

Relationship jadi kunci keberhasilan

Dalam berbisnis ternyata relationship memegang peran penting. Apalagi jika kamu merupakan seorang pemula. bits & bobs bisa jadi inspirasi kamu untuk memperluas jaringan bisnis. Angela sebagai founder dengan background seorang desainer tentu perlu belajar banyak untuk bisa menjalankan bisnisnya. Mulai dari bagaimana membangun sistem operasional, sales, legal, hingga finance semuanya harus dipelajari.

“Saya banyak belajar dari teman, family, dan komunitas. Contoh paling simple adalah soal laporan laba rugi. Dulu saya gak paham apa itu laporan laba rugi. Salah satu caranya ya saya banyak tanya dengan orang-orang yang lebih berpengalaman,” ungkap Angela.

Angela juga menceritakan bahwa saat ini dia bisa membawa bits & bobs sebagai member dari Jakarta Creative Hub karena ia banyak terlibat dengan acara dan komunitas di Jakarta. Termasuk hingga saat ini ia bisa membawa bits & bobs ke Singapura.

Berikut beberapa Stockist yang bekerja sama dengan bits & bobs

1. MACAN Museum (AKR Tower Level MM, Jalan Perjuangan No. 5, Kebon Jeruk, Jakarta)

2. dia.lo.gue Artspace (Jl. Kemang Selatan No. 99A, Jakarta)

3. People’s Project (Kuningan City UG Floor, Jakarta)

4. Lakon Store (Mall Kelapa Gading 5, Lt 1, Jakarta)

5. Kopi Toko Djawa (Jl. Braga No.79, Bandung)

6. Lawangwangi Creative Space (Jl. Dago Giri No. 99A, Bandung)

7. Other Rag Enterprise (Jl. Untung Suropati No. 83, Surabaya)

8. Pasar Pasaran (1, Jl. Kayu Cendana, Seminyak, Bali)

9. Megafash (Suntec City/ Marina Square/ Great World City – Singapore)

“Dulu, saya cari bahan sendiri, terus ke penjahit, dan ke tukang sablon, semua dilakukan di vendor yang berbeda-beda. Operational cost nya gede banget, dan banyak buang waktu. Belum lagi kalau ada defect product. Hingga dua tahun yang lalu akhirnya saya bisa kerjasama dengan supplier tunggal. Saya dapat supplier tunggal ini dari ngobrol, nanya-nanya orang, dan kenalan,” kata Angela.

Jadi entrepreneur harus terus belajar

Sebagai seorang entrepreneur muda, Angela tidak pernah berhenti untuk belajar. Dirinya percaya bahwa belajar menjadi salah satu kunci sukses dalam berbisnis. Ia melakukan proses ini sejak masih bekerja dengan banyak berkunjung ke galeri dan concept store.

Selain menjaga relationship dan membangun jaringan, Angela juga mengikuti kompetisi. Hal ini dilakukan agar ia bisa termotivasi untuk mengembangkan skill dan knowledge dalam berbisnis.

“Saya mengikuti EXCELLOKA beberapa waktu lalu. Ini dilakukan supaya saya bisa upgrade skill dan pengetahuan. Dalam pelatihan bersama EXCELLOKA saya bisa berkonsultasi dengan trainers yang approachable. Hal-hal yang rumit bisa jadi simple. Paling berkesannya lagi adalah EXCELLOKA bisa diikuti gratis oleh entrepreneur, karena saat ini rata-rata business coaching itu bisa diperoleh dengan biaya yang cukup mahal. Saya senang bisa jadi mentee di EXCELLOKA ” kata Angela.

Tahun 2018 akan segera kita lewati. Ada banyak milestones yang sudah berhasil kami capai di tahun 2018 ini. Itu semua tidak akan mungkin kami capai tanpa dukungan semua pihak, termasuk Anda 🙂

Berikut adalah 5 milestones yang sudah berhasil kami capai selama 2018:

1. Meluncurkan EXCELLOKA dalam Pembukaan Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia

excellence.asia sebagai training marketplace di Indonesia yang juga merupakan start-up binaan IDX Incubator meresmikan program EXCELLOKA. Peresmian ini dilakukan bersama dengan Pembukaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Peresmian dilakukan pada 6 Maret 2018 oleh Viktor Yanuar S (CEO dan Co Founder excellence.asia), Hamdi Hassyarbaini (Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan), Ferrarri Roemawi (Ketua Komite Tetap Kebijakan Pemerintah dan Publik Kadin Indonesia), Akhmad Syarbini (Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Bidang Koperasi, UKM, dan Agribisnis), dan Irwandi (Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta)

Pembukaan Perdagangan Saham di IDX

Hadirnya EXCELLOKA diharapkan dapat menjadi terobosan bagi excellence.asia untuk meningkatkan kualitas UMKM Indonesia. EXCELLOKA adalah program pelatihan berkelanjutan untuk UMKM Indonesia. EXCELLOKA diambil dari kata excel (percepatan) dan loka (dimensi) berarti dimensi percepatan. excellence.asia mengusung nama ini dengan harapan dapat menjadi dimensi bagi UMKM di Indonesia untuk bisa mempercepat perkembangan bisnisnya. Program ini akan dimulai 10 Maret 2018 di Jakarta.

“Melalui program EXCELLOKA, excellence.asia hadir memberikan pilihan kepada setiap bisnis dan individu dalam mendapatkan pelatihan, termasuk UMKM Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk mewujudkan ekosistem digital dalam industri pelatihan di mana pengetahuan dapat diakses oleh semua orang ‘tanpa batas’,” ungkap Viktor Yanuar S, CEO dan Co Founder excellence.asia.

dikutip dari berbagai media

2. Terpilih dalam Program Start-Up The Next Indonesian Unicorns (NextICorn)

“NEXTICORN ini merupakan langkah berikutnya untuk menampilkan Indonesia berikut startup-startup-nya kepada para investor global dan nasional agar startup dapat memperoleh pendanaan (funding), karena pemerintah mengerti permasalahan dalam mendapatkan funding, terutama di zona Missing Middle/Series B. Diharapkan nantinya startup-startup Indonesia dapat tumbuh dan mempunyai value di mata investor nasional dan global sehingga akan lahir unicorn-unicorn berikutnya di Indonesia,” jelas Menteri Kominfo Rudiantara

dikutip dari SIARAN PERS NO. 251/HM/KOMINFO/12/2017

Pada 2018 excellence.asia menjadi salah satu kandidat startup yang dipilih oleh Kominfo dalam program NEXTICORN. excellence.asia hadir dalam pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh Kominfo, baik di Jakarta maupun Bali. Program ini menjadi kesempatan untuk bisa membangun jejaring yang luas baik dengan para calon investor dan sesama startup e-commerce di Indonesia.

3. Berhasil Membina lebih dari 1650 Small Business Owner (UMKM) di 8 Kota Besar di Indonesia

Peserta EXCELLOKA di Semarang

EXCELLOKA by excellence.asia merupakan program pelatihan khusus bagi pengembangan pelaku bisnis UKM. Dimulai dari Maret 2018 EXCELLOKA telah menghadirkan 24 kelas pelatihan di Jakarta dan 7 kota besar lain, yakni Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Medan, Palembang, dan Makassar. Dalam kesempatan ini EXCELLOKA menghadirkan entrepreneur lokal untuk bisa berbagi tentang “bagaimana membangun dan mengembangkan bisnis”. Beberapa entrepreneur lokal yang digandeng oleh EXCELLOKA adalah Bandeng Juwana, Pempek Lince, Madhang Indonesia, HGL House, Guten Inc, Gambaran Brand dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, dalam program ini EXCELLOKA juga menggandeng pemerintah daerah untuk memberikan dukungan terhadap perkembangan UKM.

Program EXCELLOKA berhasil memberikan pelatihan untuk total 1.690 Small Business Owner (UMKM) di Indonesia. Semua Small Business Owner binaan EXCELLOKA mendapat kesempatan untuk belajar mengembangkan bisnis mulai dari sisi Marketing, Good Governance, Finance, Operation, serta Human Resources.

“Untuk UMKM ‘naik kelas’ banyak jalan yang harus dilalui, salah satunya dengan mengikuti pelatihan bersama EXCELLOKA”, ungkap Dra Litani Satyawati Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang.

dikutip dari JawaPos.com

4. Mendukung Indonesia Blockchain Network (IBN) dan BEKRAF dalam Indonesia Blockchain Forum

Pada 30-31 Oktober 2018 excellence.asia mendukung terselenggaranya BEKRAF Blockchain Forum di Balai Kartini Jakarta bersama Indonesia Blockchain Network (IBN).

Suasana saat Indonesia Blockchain Forum

IBN merupakan grup yang mengakomodasi dan memfasilitasi pertumbuhan teknologi aset digital di Indonesia. IBN bertujuan untuk membantu teknologi blockchain diadopsi dan diakui secara global, diimplementasikan dengan baik untuk merevolusi dan mengganggu bagaimana data, nilai, aset, dan kontrak berinteraksi dan ditransaksikan tanpa perlu pihak ketiga.

Dalam seminar bertema “Memperkuat Ekonomi Digital untuk Kesejahteraan Bangsa” hadir lebih dari 500 peserta yang terdiri dari pengembang, profesional, CEO, CTO, COO, karyawan, penggemar blockchain, kreatif, inovator, pengajar dan pelajar. Mereka hadir dan membangun jaringan untuk belajar, membagikan dan menjelajahi potensi dari teknologi baru ini.

5. Bekerja sama dengan MAKERFEST by Tokopedia Memberikan Pelatihan untuk Makers Indonesia

Foto bersama Founder Tokopedia

EXCELLOKA by excellence.asia berkolaborasi dengan MAKERFEST by Tokopedia untuk memberikan pelatihan untuk 120 Makers di kota Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Denpasar. EXCELLOKA memberikan Pelatihan Intensif selama 2 hari pada masing-masing kota dengan mengangkat tema tentang “Business Mastery to Action”.

Tidak hanya itu, EXCELLOKA juga memberikan pelatihan untuk para 24 finalis MAKERFEST pada 11-13 Desember 2018 di Century Park Hotel, Jakarta. Pada kesempatan ini hadir pula para pelaku bisnis sukses seperti Kopi Tuku, Ria Miranda, Manual.id, dan Filosofi Kopi untuk berbagi strategi dalam membangun bisnis.

“Kami mendapatkan tiga besar finalis dari setiap kota. Sejak awal Desember, 24 finalis terpilih dari seluruh Indonesia didatangkan ke Jakarta untuk mendapatkan sesi pendalaman bisnis dari excellence.asia sebagai lembaga konsultan bisnis independen,” kata Wiliam Tanuwijaya.

dikutip dari Merdeka.com

Demikian Kilas Balik excellence.asia 2018 dengan 5 milestones yang telah dilalui. Tahun 2019 akan menjadi tahun yang menarik bagi excellence.asia. Ada banyak program dan fitur yang sudah kami rencanakan dan semua itu kami lakukan untuk dapat mewujudkan visi dan impian excellence.asia agar pengetahuan dapat diakses oleh semua orang tanpa batas.

Selamat Datang 2019 !

Sekarang #CumaButuhKomitmen untuk mengembangkan bisnis kamu


“Aku belajar tentang bagaimana membagi peran dalam menjalankan bisnis. Apalagi aku masih menjalankan bisnis ini sendiri. Bersama EXCELLOKA aku belajar mulai dari konsep bisnis, hingga strategi membagi waktu dari proses produksi sampai pemasaran,” ungkap Camila Okdriana.

Camila Okdriana yang akrab disapa Mila merupakan seorang makers asal Magelang yang memulai bisnisnya di Yogyakarta. Mila memproduksi perhiasan dengan memanfaatkan bahan baku kayu yang dinamakan Alive Wooden Jewellery. Seperti apa kisah Mila dan perjalanan bisnisnya?

“Alive Jewelry adalah perhiasan bermaterial utama KAYU dan LOGAM dengan beberapa mix material seperti kulit, dan akrilik. Alive ingin membawa kayu lokal sebagai perhiasan yang berkualitas dari segi material yang longlasting dan desain yang original dengan mengangkat tema alam, budaya dan bentuk-bentuk di sekitar kita,” ungkap Mila dalam interview bersama excellence.asia.

Ikuti Pelatihan dan Kembangkan Bisnis Kamu Sekarang

Memulai bisnis dengan memanfaatkan limbah kayu

Mila memulai bisnis Alive Jewelry berawal dari saat ia masih studi di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Sebagai mahasiswa jurusan desain produk, Mila mengikuti praktek kerja lapangan di salah satu UKM yang memproduksi kacamata berbahan dasar kayu. Dari sini lah ia melihat ada banyak limbah kayu yang dibuang, sehingga ia terinspirasi untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi aksesoris.

“Dulu aku memang suka bikin aksesoris, tetapi masih menggunakan manik-manik yang tinggal aku rangkai. Nah mulai tahun 2015 itu saat sedang kuliah aku memberanikan diri untuk memproduksi limbah-limbah kayu menjadi aksesoris,” kata Mila.

Mila memanfaatkan limbah kayu dari tempat ia praktek kerja lapangan untuk diproduksi menjadi aksesoris. Mila mengedepankan desain yang simple dan modern. Dari situlah Mila membuat instagram dan memberi nama brand “Alive Jewelry”.

Modal minimalis dengan nilai produk berkualitas

Alive Jewelry menjadi salah satu brand lokal asli Yogyakarta. Jika kita pergi ke Yogyakarta dan jalan-jalan di Malioboro, mungkin kita akan menemukan banyak penjual aksesoris dari kayu. Aksesoris dari kayu memang bukan hal yang spesial di Yogyakarta. Namun bagaimana dengan Alive Jewelry untuk bisa menjadi unggul?

“Aku mencoba memproduksi Alive Jewelry dengan desain yang original. Kayu yang digunakan juga merupakan kayu pilihan. Alive Jewelry mengkombinasikan kayu dengan logam silver dan gold, sehingga desainnya unik,” kata Mila.

Tidak hanya itu ternyata produk Alive Jewelry banyak terinspirasi dari alam, budaya, dan lingkungan sekitar. Hal ini menjadi nilai lebih bagi Alive Jewelry karena dalam setiap produknya memiliki makna yang berbeda-beda.

“Agu earrings misalnya, ini terinspirasi dari mountain sehingga bentuknya segitiga seperti gunung dan terbuat dari bahan dasar kayu jati,” ungkap Mila.

Semua produk karya Mila memiliki nama dan arti yang khas. Bahan dasar yang digunakan rata-rata berasal dari kayu jati, kayu mahoni yang dikombinasikan dengan logam. Beberapa produk juga diberi warna tambahan tanpa meninggalkan warna kayu yang original.

“Awalnya bahan dasarnya ya dari kayu-kayu tempat aku praktek kerja lapangan. Ketika menjalani tugas akhir kebetulan aku juga mengangkat tema jewelry dan dapat rekomendasi dari dosen tentang pengrajin logam dari Kotagede. Hingga saat ini alive langganan dengan dia. Kalau untuk kayu nya sekarang sudah menggunakan kayu lembaran,” cerita Mila.

Jadi single fighter dalam berbisnis

Sejak tahun 2015 Mila menjalankan bisnis ini sendiri. Mulai dari produksi, packaging, hingga pemasaran semua dilakukan sendiri. Bagaimana Mila mengatasi hal ini?

“Saya sempat berhenti karena tahun 2016-2017 bekerja di Bandung. Jadi baru bener-bener serius Juli 2018,” kata Mila.

Koleksi Alive Jewelry

Kini Mila mulai menekuni Alive Jewelry. Saat ditanya tentang strategi pemasaran, Mila menceritakan bahwa dirinya lebih banyak melakukan penjualan secara offline. Tidak hanya itu, produk Alive Jewelry juga sudah dipasarkan di Bali di salah satu concept store. Mila mengakui bahwa dirinya juga membuat proposal yang dikirimkan ke beberapa concept store untuk menjual produk secara offline. Hingga saat ini pemasaran yang dilakukan sudah berkembang hingga di Surabaya dan Bali.

“Alive ikut bazar rata-rata dua kali dalam sebulan. Biasanya ketika bazar kita sebarin name card dan  ngajakin pengunjung follow Instagram Alive, jadi memang Alive ini followersnya organik banget. Kalau pemasaran di Bali itu dimulai sekitar tahun 2016 ada yang menghubungi Alive dari Instagram,” kata Mila.

Saat ditanya tentang tantangan dalam berbisnis, Mila mengungkapkan bahwa dirinya harus bisa membagi waktu dan peran. Biasanya ia melakukan proses produksi selama seminggu penuh, setelah itu melakukan sesi foto produk.

“Saya akan terus mengembangkan Alive Jewelry mulai dari sisi produksi dan marketing. Saya akan melakukan riset untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis ini dalam jangka panjang, sehingga bisa berkembang dari segi produksi dan marketing, khususnya marketing secara online,” kata Mila.

Mila menjadi salah satu entrepreneur muda yang berhasil menciptakan produk yang memiliki ‘nilai produk’. Hingga saat ini ia masih belajar untuk mengembangkan bisnis Alive Jewelry dengan mengikuti berbagai workshop dan pelatihan, baik secara online maupun offline.

“Saya punya harapan Alive Jewelry bisa menghidupkan kayu itu sendiri. Bisnis Alive Jewelry bisa hidup dan menghidupi orang lain,” ungkap Mila.

#CeritamuInspirasiku 

Sekarang #CumaButuhKomitmen untuk mengembangkan bisnis kamu