Sumber Tulisan : Restobizz

Sebenarnya, variance antara ideal food cost dan actual food cost biasanya hanya berkisar di antara 1% hingga 2% saja, tentu saja dengan asumsi semua sistem pada bisnis restoran Anda berjalan dengan normal. Tapi seringkali harga bahan makanan & biaya para pekerja yang berfluktuasi tiap waktu membuat rasio variance food cost Anda pun juga menjadi naik.

Di satu pihak Anda ingin menaikkan selling price karena margin keuntungan semakin menipis tetapi di lain pihak Anda khawatir kenaikan harga jual akan mengakibatkan larinya tamu setia Anda. Ini adalah dilema klasik yang sering muncul untuk Anda pemilik bisnis restoran.

Sebenarnya ada beberapa strategi yang bisa Anda terapkan untuk membantu menurunkan food cost dan tanpa harus menaikan harga jual makanan pada bisnis restoran anda. Ini dia strateginya:

1. Ganti bahan makanan Anda dengan yang lebih murah.

Penggantian bahan ingredient menjadi lebih murah sedikit banyak pasti akan ada efeknya, sebisa mungkin gunakanlah bahan yang tidak terlalu jauh kualitasnya dan sebisa mungkin pula perbedaan kualitas & rasa tidak terlalu terdeteksi oleh tamu anda.

2. Pilih untuk menggunakan bahan setengah jadi atau dari bahan mentah

Tentu tidak ada yang benar atau salah untuk kasus ini. Beberapa restoran tetap mempertahankan membuat saus dari nol dengan pertimbangan kualitas yang berciri khas tertentu, sebaliknya restoran lain menggunakan instant sauce powder untuk cost saving & efisiensi.

Tentu ada positif dan negatifnya pada setiap pilihan, tergantung sisi mana yang ingin Anda capai dalam bisnis restoran Anda. Jika Anda ingin mereduksi labor cost dan energy saving misalnya maka membeli pre-sliced striploin atau fish fillet bisa menjadi pilihan.

3. Tawarkan porsi alternatif yang kecil

Jika Anda menjual sebuah menu dengan porsi besar dan Anda ingin mendorong naik penjualannya, maka menawarkan menu tersebut dengan versi porsi yang lebih kecil bisa menjadi pilihan yang bijaksana. Terutama jika ternyata banyak menu makanan yang dibeli tamu Anda tersebut dimakan dengan cara sharing.

Profit margin yang diterima mungkin lebih sedikit jika dibandingkan dengan versi normal namun jika menu tersebut menjadi favorit maka keuntungan bisa menjadi lebih besar.

4. Lakukan menu engineering

Apakah menu Anda sudah diklasifikasikan ke dalam kategori populer dan yang mempunyai profit margin tinggi?

Menu engineering adalah suatu seni mengidentifikasi menu apa yang menguntungkan dan menempatkannya dengan strategis pada list menu agar bisa mempengaruhi tamu untuk memesan lebih banyak menu tersebut sehingga potensi keuntungan lebih maksimal.

Nah, apa yang disampaikan di atas hanyalah beberapa strategi jitu solusi tentang Food Cost Problem untuk bisnis restoran anda. Mau belajar hal lain untuk mengembangkan bisnis kuliner kamu? Yuk gabung menjadi member EXCELLOKA sekarang.

Source : Logiframe

Salah satu kesalahan fatal yang sering dilakukan oleh seorang pengusaha yang baru dan akan memulai usaha adalah mengabaikan pembukuan keuangan. Biasanya para pemilik usaha ini hanya fokus pada produk dan pemasaran saja tanpa memerhatikan cash flow keuangan yang masuk setiap harinya. Apakah Anda juga melakukan hal serupa? Sebenarnya, fokus pada produk dan pemasaran adalah hal wajar bagi Anda yang baru memulai usaha, karena masih dalam proses penetrasi pada target pasar. Proses penetrasi pasar ini biasanya berlangsung pada beberapa bulan pertama hingga produk Anda benar-benar dikenal oleh pelanggan dan meraup omset yang cukup tinggi.

Karena sudah berada di zona nyaman dengan omset yang cukup tinggi para pemilik usaha sering menyepelekan laporan pembukuan keuangan usaha yang semestinya dibuat sejak awal. Kenapa pembukuan keuangan usaha ini penting dan harus dibuat sejak awal? Karena ketika usaha Anda mulai berkembang dan pembelian semakin banyak maka jumlah transaksi akan semakin besar. Omset usaha kelihatannya memang besar namun belum tentu dana cash-nya besar atau malah tidak ada margin sama sekali karena banyak piutang atau hal yang lainnya. Dan hal ini bisa Anda ketahui secara akurat dengan membuat pembukuan keuangan perusahaan. Bahkan dengan memiliki manajemen keuangan perusahaan yang baik Anda dapat meningkatkan profit perusahaan secara maksimal.

Sebagian pengusaha beranggapan membuat pembukuan keuangan adalah hal yang rumit. Jadi meskipun mereka mengetahui bahwa hal ini penting, terkadang tidak menjadi prioritas dan malah ditunda-tunda.

Namun jika diteruskan hingga berlarut-larut, maka bisa menyebabkan proses usaha menjadi tersendat-sendat bahkan yang lebih parah adalah mengalami kebangkrutan. Selain untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara akurat, pembukuan keuangan juga dapat menghindarkan Anda dari kecurangan dalam keuangan, membantu Anda mengambil keputusan yang tepat dalam beberapa kebijakan perusahaan dan juga mendapatkan investor jika suatu saat ingin mengembangkan perusahaan.

Untuk perusahaan yang sudah berskala besar, biasanya pembukuan keuangan diserahkan pada seorang jasa akuntan professional. Para akuntan ini sudah memiliki pengalaman dan keahlian dalam pembukuan keuangan perusahaan selama bertahun-tahun. Mereka sudah terbiasa mengerjakan pembukuan keuangan dari yang sederhana hingga sangat rumit dan tersusun rapi serta detail.

Kebalikan dengan perusahaan yang sudah berskala besar, kebanyakan perusahaan skala kecil mempekerjakan atau menyewa orang untuk membuat pembukuan keuangannya pada mereka yang kurang paham terhadap ilmu akuntansi dan kadang malah tidak memiliki backgroundseorang akuntan. Hal ini tentu saja berkaitan dengan cost yang cukup tinggi untuk menggaji atau menyewa seorang akuntan profesional bagi pemilik usaha yang baru saja berjalan sehingga mereka memutuskan untuk menyewa seorang akuntan yang sesuai dengan budgetperusahaan.

Kapan waktu yang tepat untuk membuat pembukuan keuangan perusahaan? Sebaiknya pembukuan keuangan perusahaan mulai dibuat ketika tahap awal opening atau perencanaan usaha. Lalu bagaimana cara membuat pembukuan sederhana untuk Anda yang baru menjalankan usaha? Anda bisa melakukannya secara kontinu dengan mencatat harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta pendapatan yang digunakan sebagai dasar dalam menyusun neraca dan laporan laba rugi.

Jika Anda masih bingung dengan cara membuat pembukuan sederhana untuk perusahaan, kami akan menjelaskan tahapannya secara lebih detail di bawah ini agar Anda bisa lebih paham. Beberapa langkah berikut ini bisa Anda ikuti untuk membuat pembukuan sederhana perusahaan.

1. Buat Buku Catatan Pengeluaran

Ketika awal menjalankan usaha, buatlah buku terpisah yang khusus untuk mencatat pengeluaran. Semua pengeluaran atau belanja dalam usaha mulai dari pembelian bahan baku, operasional hingga gaji karyawan harus kontinu Anda catat secara jelas. Dengan mencatat semua pengeluaran usaha, Anda akan mengetahui berapa jumlah modal usaha yang telah Anda keluarkan. Setelah mengetahui berapa modal yang telah dikeluarkan Anda akan lebih mudah untuk menetapkan target dan rencana kapan modal usaha tersebut harus kembali.

2. Buat Buku Catatan Pemasukan

Setelah memiliki buku kas pengeluaran selanjutnya yang perlu dipersiapkan juga adalah buku kas pemasukan. Buku kas pemasukan ini nantinya akan Anda gunakan untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan pemasukan perusahaan. Misalnya jumlah penjualan produk yang berhasil didapatkan perhari maupun piutang yang telah dibayarkan. Pencatatan transaksi pemasukan ini juga harus kontinu dilakukan setiap hari untuk mempermudah Anda dalam melakukan pembuatan pembukuan bulanan perusahaan. Dengan memiliki buku kas pengeluaran dan pemasukan yang tertib dicatat setiap hari Anda akan mengetahui berapa jumlah keuntungan yang diperoleh dalam satu hari.

3. Buat Buku Kas Utama

Dalam pembukuan keuangan perusahaan membuat buku kas utama adalah salah satu hal yang sangat penting. Buku kas utama ini nantinya akan Anda gunakan untuk menggabungkan transaksi antara buku kas pemasukan dengan buku kas pengeluaran. Dengan menggabungkan transaksi dari dua buku kas tersebut Anda akan mengetahui secara detaildan jelas berapa keuntungan maupun kerugian perusahaan.

Anda juga bisa menentukan berapa besarnya anggaran perusahaan untuk uang masuk dan uang keluar. Estimasi arus kas ini juga sangat penting untuk membuat perencanaan dan strategi perusahaan apabila dikemudian hari ada biaya tak terduga yang harus dikeluarkan. Misalnya terjadi estimasi kekurangan uang kas perusahaan Anda bisa segera menaikkan target atau mengurangi biaya pengeluaran. Agar hasilnya maksimal pencatatan arus kas utama harus dilakukan secara kontinu, seksama dan juga teliti.

4. Buku Stok Barang

Dalam pembukuan keuangan perusahaan, transaksi yang Anda catat bukan hanya berhubungan dengan uang namun juga barang. Anda juga perlu mencatat secara kontinu jumlah barang yang masuk dan keluar setiap hari. Semakin tinggi tingkat penjualan maka intensitas jumlah barang yang keluar dan masuk juga akan semakin tinggi.

Dengan memiliki buku stok barang, Anda bisa memonitor dan mengawasi persediaan barang yang ada dalam perusahaan. Apalagi jika kedepannya Anda ingin menargetkan memiliki beberapa cabang di beberapa kota, dengan membuat buku stok barang akan sangat membantu Anda menyusun manajemen gudang dengan lebih baik dan optimal. Selain itu, buku stok barang juga bisa membantu Anda untuk menghindari adanya kecurangan yang dapat dilakukan oleh supplier maupun pegawai perusahaan.

5. Buku Inventaris Barang

Selanjutnya, Anda juga perlu membuat buku inventaris barang yang digunakan untuk mencatat semua barang-barang perusahaan yang telah dibeli dan diurus. Semua jenis barang yang dimiliki perusahaan baik dibeli melalui anggaran belanja maupun hibah atau sumbangan harus masuk dalam catatan buku inventaris barang. Memiliki catatan inventaris barang akan menjaga setiap aset perusahaan agar tetap terkendali. Selain menjaga aset perusahaan, buku inventaris barang juga memiliki fungsi sebagai berikut:

  • Mempermudah dalam pengawasan.
  • Mencegah agar barang tidak mudah hilang.
  • Mempermudah untuk melakukan pengecekan barang.
  • Mempermudah kegiatan mutasi atau penghapusan barang.
  • Memiliki bukti tertulis terhadap pengelolaan barang sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

6. Buku Laba Rugi

Buku terakhir yang perlu Anda siapkan untuk membuat pembukuan keuangan secara sederhana adalah buku laba rugi. Buku laba rugi digunakan untuk mencatat pendapatan dan beban perusahaan selama periode tertentu. Dengan melakukan pencatatan tersebut Anda bisa mengetahui apakah perusahaan sedang dalam kondisi memiliki profit (laba) atau justru rugi. Pada perusahaan dengan skala besar, laporan laba rugi juga berfungsi untuk menentukan nilai investasi dan juga memprediksi jumlah arus kasa di masa yang akan datang. Jika Anda baru saja menjalankan usaha buatlah buku laba rugi yang rapi namun tetap mudah untuk dipahami. Karena jika terlalu berantakan justru akan menyusahkan Anda dikemudian hari untuk membaca dan menganalisanya.

Bukan hanya untuk mengetahui laba ataupun rugi perusahaan, laporan laba rugi juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut untuk perusahaan Anda, yaitu:

  • Untuk mengetahui perolehan laba atau rugi dalam suatu periode.
  • Memberikan informasi berapa jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
  • Untuk mengetahui apakah strategi dan langkah yang sudah dilakukan perusahaan efektif atau tidak dari besaran beban atau biaya perusahaan.
  • Sebagai referensi dalam mengevaluasi langkah dan strategi yang harus dilakukan perusahaan dalam periode selanjutnya.

Setelah membaca tahapan demi tahapan cara membuat pembukuan sederhana apakah Anda masih merasa ini terlalu rumit? Jika Anda adalah pengusaha yang tidak memiliki backgroundakuntansi atau sama sekali tidak pernah mengerjakan pembukuan keuangan sendiri Anda tidak perlu mengejar kesempurnaan. Demi kesuksesan bisnis Anda kedepan pembukuan keuangan perusahaan harus tetap Anda buat meski sederhana yang terpenting harus bisa Anda pahami.

Sumber Tulisan : TADA

Para entrepreneur sukses tentu punya rahasia tersendiri dalam mengelola dan mengembangkan bisnis mereka, salah satunya adalah menjadikan Word of Mouthsebagai strategi marketing andalan. Pada dasarnya, WOMM merupakan sistem promosi verbal dari satu orang ke orang lain dan dilakukan oleh mereka yang benar-benar merupakan pengguna suatu brand. Uniknya, promosi tersebut dilakukan atas dasar suka rela karena yang bersangkutan merasa puas dengan brand yang mereka gunakan.

Ada beberapa alasan mengapa para entrepreneur sukses selalu menggunakan WOMM dalam bisnis mereka, berikut informasinya:

Lebih terpercaya dibanding iklan

Anda mungkin berpikir bagaimana bisa iklan di billboard raksasa mengalahkan promosi dari mulut ke mulut? Sekilas terlihat mustahil, tapi coba pikirkan dengan cara ini. Mana yang lebih Anda percaya, iklan yang dikemas dengan sangat bagus dan mewah atau rekomendasi dari salah seorang sahabat? Sebagian besar orang pasti akan lebih mempercayai rekomendasi dari orang yang dikenalnya, bahkan jika sebelumnya sama sekali tak pernah melihat iklan produk terkait. Hal ini didasari pada pemikiran bahwa rekomendasi dari orang yang sudah dikenal tidak akan mungkin menyesatkan. Berbeda dengan iklan yang jelas menonjolkan keunggulan suatu produk untuk tujuan mendapat keuntungan secara maksimal.

Bisa menyasar target dengan lebih tepat

Saat Anda beriklan melalui media cetak atau elektronik, besar kemungkinannya informasi yang diberikan justru diterima oleh orang yang tidak membutuhkannya. Misalnya saja, jika Anda menjual makanan bayi dan berpromosi lewat televisi, yang menontonnya tentu bukan hanya para ibu tapi juga orang lain yang sama sekali tak punya kebutuhan untuk membelinya. Padahal biaya yang diperlukan untuk beriklan tentu tidaklah murah. Sedangkan dengan WOMM, Anda tinggal memastikan para konsumen merasa puas dan menjadi loyal, sampai kemudian mereka dengan sendirinya akan berpromosi secara gratis kepada orang-orang yang memang membutuhkan produk tersebut.

Jauh lebih cepat dengan bantuan media sosial

WOMM sudah ada sejak lama, bahkan sebelum ia mendapatkan istilah khusus dalam dunia marketing. Namun mengapa baru beberapa tahun terakhir WOMM jadi pusat perhatian? Sebab kini sudah ada media sosial yang bisa mempercepat efek dari WOMM tersebut. Bayangkan saja, hanya dengan engagament dan trik yang tepat melalui media sosial, ribuan, puluhan ribu, bahkan jutaan follower akan dengan suka rela membagikan informasi mengenai brand Anda melalui akun media sosialnya masing-masing.

Efisiensi biaya

Ya, jika dibandingkan dengan strategi promosi lain, WOMM ini jelas paling minim biaya, bahkan bisa dilakukan secara gratis. Hanya saja memang diperlukan beberapa usaha dan juga proses yang tak singkat untuk memaksimalkan hasilnya. Jadi bagi para marketer pemula yang tak punya terlalu banyak modal, WOMM bisa jadi pilihan terbaik untuk menjaring lebih banyak konsumen dengan biaya minimal. Namun untuk bisa membuat WOMM berhasil, tentu harus diimbangi dengan kualitas produk yang mumpuni.

Melihat dahsyatnya efek yang bisa dihasilkan oleh WOMM, masih ragu untuk mencobanya? Mulailah dengan hal sederhana, misalnya memastikan kepuasan konsumen dan menjalin komunikasi yang intens untuk menjadikannya pelanggan yang setia. Setelah itu, baru melangkah ke media sosial untuk membuat akun yang bermanfaat dan diminati para pengguna internet. Memang ada proses panjang yang harus Anda lalui sampai WOMM benar-benar menunjukkan dampaknya. Tapi percayalah, Anda tak akan menyesal jika melakukan strategi marketing yang satu ini.

Sumber Artikel : Kontan

Kecintaan akan chicken salted egg, mendorong tiga sekawan, Charina Prinandita, Riesky Vernandes dan Michael Chrisyanto membangun usaha kuliner Eatlah. Lantaran menu ayam saus telur asin ini merupakan santapan sehari-hari mereka saat tinggal di Singapura, Charina pun ingin mengenalkan kenikmatan chicken salted egg sesungguhnya. Ya, seperti yang dia temui saat kuliah dan bekerja di negeri singa tersebut.  

Lantas, mereka pun membuka gerai pertamanya di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, pertengahan 2016 silam. Tanpa bantuan karyawan, mereka berbagi tugas. Riesky mendapat bagian memasak, Charina memotong bahan-bahan, dan Michael sebagai kasirnya.

Tak disangka, Eatlah dengan cepat meledak. Bahkan, dalam dua tahun, mereka sudah membuka 15 gerainya di Jabodetabek, Semarang dan Bandung.  Charina pun buka suara tentang cepatnya ekspansi Eatlah.

“Kami menjalin kerjasama untuk persiapan lokasi dan modal buka gerai. Sementara, kami menjadi operatornya,” jelasnya.  

Mereka juga memilih tidak menawarkan terlalu banyak menu. Sampai sekarang hanya tersedia dua menu protein yaitu ayam dan dori serta tiga pilihan saus yaitu salted egg, brown butter, dan sambal.Harga seporsi menu ini mulai Rp 35.000-Rp 100.000. Dalam sehari, Charina bilang, tiap gerai bisa menjual sekitar 400 porsi.  

Mereka menggandeng beberapa pemasok daging ayam dan dori untuk memastikan ketersediaan bahan baku penuh setiap gerai. Sedangkan, telur asin langsung didatangkan dari Brebes, Jawa Tengah.

Untuk menjaga kualitas makanan, mereka melengkapi dapur setiap gerai dengan alat-alat masak canggih. Tujuannya, untuk mempermudah kerja para karyawan yang tidak mempunyai latar belakang memasak.

Tak berhenti di Eatlah, ketiga sekawan ini juga terus mengembangkan bisnis kulinernya. Sejak tahun lalu, Charina dan temannya membesut Chipslah. Berbeda dengan Eatlah yang disajikan sebagai kudapan berat, Chipslah merupakn varian camilan. Bentuknya adalah potato chips dan fish skin salted egg.       

Meski buka gerai, Eatlah incar pekerja kantoran

Tak punya latar belakang dunia kuliner, Charina Prinandia, Riesky Vernandes dan Michael Veryanto nekat terjun berbisnis ayam saus telur asin. Dengan modal patungan sebesar Rp 45 juta, tiga sekawan lulusan Raffles Design Institute ini membuka Eatlah.

Meski gemar menyantap menu ini di Singapura, tak mudah bagi Charina dan teman-temannya meracik resep yang pas. Waktu delapan bulan pun mereka habiskan untuk uji coba hingga rasa chicken salted egg pas di lidah konsumen lokal.   

Charina bilang, Riesky yang punya banyak peran menemukan racikan menu ini. Keluarga Riesky yang suka memasak sangat membantu mereka mulai dari meracik resep hingga penyajian.   

Seiring mencari resep yang pas, mereka juga menyiapkan desain kemasan berupa rice box. Pilihan desainnya adalah sederhana tapi modern. Pasalnya, konsep  Eatlah adalah makanan delivery. “Yang bisa dinikmati pekerja di kantor saat meeting,” kata Charina.

Oleh karena itu, meski punya gerai di kawasan Pantai Indah Kapuk, Charina juga mendaftarkan Eatlah dalam layanan ojek online.  Responnya cukup baik, lebih dari 50% penjualan datang dari pesanan online.

Mendapatkan respon bagus dari pasar membuat roda bisnisnya berjalan dengan cepat. Satu persatu gerai cabang dibuka di Jakarta, untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Namun, menjalankan bisnis memang tak semudah yang dibayangkan. Perempuan 27 tahun ini mengaku sempat kesulitan untuk memenuhi bahan baku untuk salah satu gerainya. Sebab, awalnya Eatlah hanya mengandalkan satu pemasok ikan dori. Seringkali menu tak dapat disediakan karena menunggu bahan sampai ke gerai. Belajar dari pengalaman,  mereka pun mencari pemasok tambahan untuk menjamin pasokan bahan baku aman saban harinya.

Masalah lainnya, mereka juga kewalahan mengatur  jumlah karyawan yang mulai banyak. Maklum saja, ini merupakan bisnis pertama bagi mereka.

“Dulu, kami sempat harus merumahkan semua pegawai salah satu gerai karena ada kecurangan,” cerita Charina.Sejak kejadian tersebut mereka memilih untuk menggunakan sistem keungan dan suplai terpusat sehingga dapat memantau aktivitas setiap gerai.

Lirik pusat belanja untuk memperluas pasar

Meski masih pemain baru di dunia kuliner, tiga sekawan, Charina Prinandita, Riesky Vernandes, dan Michael Veryanto mampu mendorong laju bisnisnya dengan cepat. Dalam tiga tahun, mereka mampu membuka sejumlah cabang hingga di luar kota.  

Tak hanya berjualan, ketiga sahabat karib ini juga giat membentuk brand imageEatlah. Selain mengedukasi pasar melalui meda sosial, mereka juga aktif mengikuti berbagai event untuk promosi, seperti bazar dan konser musik. Charina bilang, strategi mengaku strategi ini digunakan untuk menjaring konsumen yang tak aktif di media sosial.  

Tidak hanya itu, mereka juga mulai pengembangan gerai di pusat-pusat belanja. Dengan begitu, konsumen dapat menikmati makanan secara langsung di gerainya. Di sini, Charina juga ingin menyampaikan, bahwa Eatlah bukan makanan musiman.  

Bahkan kini, penjualan di mal atau pusat belanja mampu meningkatkan omzet untuk gerai-gerai fisik. Alhasil, penjualan gerai fisik sudah mengimbangi penjualannya secara online.

Sejauh menjalani dunia bisnis, Charina bilang, tantangan yang dihadapinya kini adalah membentuk karyawan menjadi loyal dan mampu bekerja secara sistematis sehingga memudahkan kontrol. Untuk itu, sebagai pemilik, dia juga tak sungkan ikut melayani konsumen disaat jumlah karyawan kurang dalam satu gerai. Dengan cara itu, pemilik dapat mengenal dan berkomunikasi dengan karyawan secara nyaman.

Dapur juga terus dibenahi dengan berbagai alat masak canggih. Tujuannya untuk memudahkan pekerjaan karyawan yang tidak mempunyai pengalaman menjadi ahli masak.   

Sadar bukan menjadi satu-satunya penjaja chicken salted egg, perempuan 27 tahun ini sudah merasakan iklim persaingan cukup ketat.  

Namun, dia tidak ambil pusing. Alasannya, dengan banyaknya pemain baru yang bermunculan maka akan membantu proses edukasi pasar lebih cepat. Yang pasti memastikan kualitas makanan tetap terjaga menjadi senjata andalan mereka untuk bertahan.  

Charina menargetkan, tahun depan Eatlah bakal mulai melebarkan sayapnya ke beberapa kota besar seperti Surabaya, Bali dan kota besar lainnya. 

    

Yohanes Raymond (Creative Director Nero Atelier – Kreator Kreavi)

Sadarkah Anda jika dalam kehidupan, kita tidak pernah terlepas dari yang namanya merek (branding)? Mulai dari bangun tidur hingga matahari terbenam kita selalu dijejali puluhan merek baik produk atau jasa yang berusaha untuk menghipnotis otak kita untuk terus mengingatnya.

Beberapa orang beranggapan merek (branding) hanya sebatas pembuatan nama hingga desain logo dari produk atau jasa yang dijual. Jika saya boleh bagikan sedikit kepada Anda, kebenarannya adalah merek itu bukanlah sebuah logo. Logo hanya salah satu bagian “kecil” dari proses merek (branding).

“Your brand is what people say about you after you leave the room” — Jeff Bezos, Amazon

Merek (branding) juga dijadikan salah satu faktor yang signifikan bagi pelanggan untuk memutuskan membeli sesuatu. Merek (branding) dijadikan sebagai identifikasi sebuah produk/ jasa sehingga mudah untuk dikenali/ diingat oleh pelanggan, misalnya dari nama yang dipakai, warna dari mereknya, slogan atau nilai yang dihidupi dari merek tersebut. Selain kepercayaan pelanggan yang dibangun, manfaat merek (branding) bagi pemilik barang/ jasa adalah menciptakan loyalitas pelanggan. Dan bagi para konsumen/ pelanggan, manfaat merek (branding) adalah memberikan keyakinan akan kualitas produk atau jasa yang terjamin

Kebanyakan kita jumpai, beberapa perusahaan yang awalnya kecil bisa berkembang menjadi besar karena mereka berhasil menciptakan persepsi pada pelanggan secara konsisten melalui membangun merek yang mereka miliki. Dan tentunya dalam membangun sebuah merek dibutuhkan kejujuran (nilai positif) dari merek itu sendiri. Karena merek (branding) lebih berbicara tentang janji yang sanggup di penuhi dari merek itu sendiri kepada para pelanggannya. Dan merek yang baik adalah merek yang mampu untuk memberi nilai tambah (positif) / manfaat kepada para pelanggannya. Jangan heran apabila sebuah merek (branding) yang tidak memiliki nilai tambah suatu hari kelak akan segera dilupakan oleh para pelanggannya

Ada beberapa perbedaan merek produk dengan merek jasa :

Merek Produk (Product Branding)Merek Jasa (Service Branding)
Berwujud (tangible)Tidak berwujud (intangible)
Bisa dijual kembali oleh pemiliknyaTidak bisa dijual kembali / tidak berpindah kepemilikannya
Bisa disimpanTidak bisa disimpan
Lebih mudah untuk dikembangkan usahanya melalui inovasi/ varian produk yang dijualLebih sulit dan membutuhkan waktu untuk mengembangkan usahanya
Biasanya dijual dengan rangsangan visual (desain kemasan, dll) dan audio sehingga orang dengan mudah mengingat produknyaOleh karena membangun sebuah kepercayaan konsumen, sehingga dibutuhkan sebuah hubungan yang dibangun antara merek dan pelanggan
contoh : Pakaian, Makanan, Minuman, Sepatu, Perhiasan, Kendaraan, Komputer, GadgetContoh : Asuransi, Konsultan Bisnis, Sekolah, Reparasi Elektronik, Layanan Kesehatan (Puskesmas), Agency Periklanan, Design Studio

Sebenarnya untuk “proses” membangun merek produk atau jasa tidak akan jauh berbeda pada saat ini. Namun ketahuilah kalau kita membutuhkan “usaha yang lebih” (dalam soal waktu) untuk membangun merek jasa, dibandingkan membangun merek pada sebuah produk. Mengapa? Karena membangun merek jasa menjual sesuatu yang abstrak (tidak kelihatan secara mata jasmani) sehingga dibutuhkan pendekatan secara personal antara merek dengan pelanggan. Melalui  hubungan komunikasi, emosional dan manfaat yang dirasakan oleh pelanggan menjadikan sebuah kepercayaan sebuah merek akan terbangun dengan sendirinya. Selain itu pula konsistensi juga diperlukan dalam proses membangun sebuah merek (brand) sehingga akan terus diingat oleh pelanggan dari produk atau jasa yang bersangkutan.

Let’s Begin from Market Research for (any kind of) Service Business

Sharing pengalaman dan sedikit teori dari founder startup kesehatan digital, ProSehat

dr. Gregorius Bimantoro

Sangat menggelitik untuk menjadikan “semua orang di dunia” sebagai customer kita. Sungguh? Duh, seharusnya kita berpikir dua kali menyatakan hal itu. Bayangkan 7,5 Milyar manusia… Merinding. Apalagi untuk jenis bisnis Jasa yang akan menjadi fokus Anda disini.

Nah, dalam memulai sebuah usaha tentunya kita memerlukan persiapan dan perencanaan yang cukup sebelum nyemplung. Daripada terlanjur basah nanti. “Cukup” disini agar kita bisa memulai dan mencoba jalan, kemudian terus memperbaikinya. Kalau hanya dibayangkan saja tidak pernah jalan ya belum jadi bisnis. Sementara itu di dunia startup kita kenal istilah “Fail fast, succeed faster”. Hati-hati jangan sampai tertipu oleh pikiran singkat, yang penting kita mencoba dan gagal tidak apa. Ternyata bukan itu! Sebagai entrepreneur muda, Anda perlu memiliki kemampuan untuk belajar dari kegagalan. Dan bangkit kembali. Oleh karena itu kita mulai dengan memahami market size, customer segment, dan riskiest key assumption. Mari kita bahas satu persatu tiga hal berikut ini :

1. Riset Awal Market Size, Gunakan jari-jari Anda

Sama seperti ketika menemui kenalan atau kolega baru, pasti menanyakan nama. Untuk langkah pertama kita perlu dengan jelas mengetahui apa nama jenis pasar yang akan kita masuki, segmen dan bahkan target pasar spesifik yang akan dilayani (addressable market name). Bisa saja dari mencari jenis pasar tersebut kita menemukan berbagai data yang memberi insight.

Misalkan saja Anda hendak memulai bisnis agen travel, sepertinya sudah sangat ramai ya, apalagi saat ini Online Travel Agent (OTA) tampak demikian besar dan menjadi top of mind. Nah ternyata apabila Anda jeli, ada sebuah pasar menarik yang akan membantu menentukan bisnis ini. Last Minute Deal dapat menargetkan business traveler maupun leisure (atau lazy) traveller yang membutuhkan hotel dan tiket di hari itu juga.

Dengan modal nama jenis pasar ini tentunya kita bisa melakukan riset yang lebih mendalam dari data-data sekunder yang bertebaran di Internet. Mulai dari cakupan global, regional, negara sampai kepada potensi pertumbuhan ke depannya. Mencari kompetitor sampai menentukan potensi konsumen. Gunakan kreativitas untuk menemukan 3 hal berikut ini Market Size, Segment Size, Addressable Market Size.

Selanjutnya kita dapat mempelajari kompetitor yang sudah ada maupun bisa menjadi potensi dari setiap jenis pasar dan segmen yang ada. Dengan melihat bagaimana misalnya di bisnis Travel terjadi perubahan signifikan sebelum dan sesudah Online Travel Agent (OTA) muncul, kita bisa melihat juga potensi trend apa yang terjadi. Jangan segan untuk mengikuti konferensi, atau acara yang menghadirkan Key Opinion Leader (KOL) dari jenis pasar tersebut. Bahkan kita dapat belajar lebih banyak dengan memperhatikan model bisnis yang ada baik dari negara lain ataupun pasar yang berbeda namun segmen yang mendekati.

2. Temukan Konsumen Anda dengan Customer Development

“Get out of the building!”

Berapa kali Anda mendengar kalimat ini? Yuk kita keluar dari zona nyaman, stop dahulu mesin pencari dan media sosial Anda. Dan sungguh mulai berbicara dengan calon konsumen potensial.

Setelah mempelajari dasar-dasar terkait jenis pasar yang sudah dilakukan tentunya Anda sudah terbayang beberapa tipe konsumen. Gunakan panduan untuk customer persona sebelum Anda melanjutkan kepada persiapan wawancara konsumen. Menyusun pertanyaan untuk wawancara sepertinya terkesan mudah. Akan tetapi begitu banyak hal yang perlu kita persiapkan. Cobalah baca terlebih dahulu berbagai sumber untuk Customer Development Interview. Dan temukan cara yang tepat untuk mencatat hasil wawancara yang Anda buat.

Dari sekian hal yang dipersiapkan untuk beranjak keluar sana, ingatlah untuk memiliki ceklis. Pastikan Anda memahami jenis pertanyaan yang perlu dihindari dan bagaimana bertanya yang lebih tepat. Misalnya, Anda jauhkan dari bertanya “Apa keinginan konsumen”. Fokuskan kepada 3 pertanyaan seperti ini :

  • Apa yang sebenarnya sedang dia hendak lakukan? (Anda berusaha mencari konteks)
  • Bagaimana saat ini cara dia melakukannya? (menganalisa proses)
  • Apa yang dapat dilakukan lebih baik dari ini? (mencari peluang)

3. Riskiest Key Assumption Memperjelas Persona Konsumen

Setelah melakukan wawancara calon konsumen, Anda pasti perlu menganalisa dengan baik. Mulai darimana tapi? Kembali kepada cara yang tepat untuk mencatat. Salah satu cara dengan menempatkan dalam tabel potongan jawaban terbuka atas pertanyaan-pertanyaan.  Setiap jawaban dari beberapa calon konsumen menjadi mudah dicerna untuk dinilai secara kualitatif.

Penting untuk kita menemukan 3 Asumsi Utama, bahkan lebih tepatnya lagi menemukan 1 Asumsi Utama paling Beresiko (Riskiest Key Assumption). Misalnya dari wawancara kita menemukan bahwa segmen pasar Last Minute Deals yang akan disasar cocok untuk manajer perusahaan yang perjalanannya dibiayai oleh perusahaan. Apabila dilihat kembali dari wawancaranya, pasti perlu kita perhatikan mengapa perlu penawaran yang lebih murah walaupun sudah dibiayai oleh perusahaan?

Ternyata Anda dapat menemukan bahwa mereka yang akan menjadi konsumen hanyalah yang menggunakan sistem reimbursement untuk travelling, dan terbatas hanya kepada perusahaan dengan katakanlah kurang dari 100 karyawan. Setelah menemukan hal ini, lanjutkan kepada survey yang dapat dilakukan melalui beragam cara. Gunakan cara yang paling cocok dengan anggaran Anda, mulai dari post di media social, sampai menggunakan platform survey konsumen berbayar. Gunakan kanvas Customer Persona untuk membantu mengidentifikasi calon konsumen Anda lebih tepat setelah mendapatkan lebih banyak data.

Selamat memulai riset pasar, semoga bisnis terus lancar!

Referensi :

  1. Founder Institute. Research and Customer Development Curriculum
  2. 26 Resources to Help You Master Customer Development Interviews. https://neilpatel.com/blog/26-customer-development-resources/
  3. Fail Fast, Succeed Faster : 5 Keys to Success. https://www.huffingtonpost.com/ryan-mcmunn/business-tips-fail-fast-succeed-faster_b_4549025.html
  4. Alexa. Buyer Persona. https://blog.alexa.com/10-buyer-persona-examples-help-create/

Menjadi seorang entrepreneur artinya menjadi seseorang yang siap bekerja keras. Entrepreneur tidak hanya cukup dengan modal materi besar, tetapi membutuhkan strategi yang tepat agar bisa bekerja cerdas.

Sebagai entrepreneur, jelas kamu harus memikirkan ‘akan dibawa kemana bisnis yang kamu kelola?’ Kamu bisa belajar dari banyak hal, mulai dari internet, pelatihan, diskusi, atau belajar dari orang-orang yang telah sukses dalam berbisnis. Namun tentu tidak semudah itu kamu membawa bisnis pada kesuksesan. Sebelum kamu beranjak pada sejuta aktivitas untuk mengembangkan bisnis, kamu terlebih dahulu wajib membangun Business Model.

Apa itu Business Model?

Ada banyak definisi tentang Business Model yang bisa kamu temukan. Banyak ahli mengungkapkan definisi dari Business Model.

“Definition of a business model: (a) an architecture for the product, service and information flows, including a description of the various business actors and their roles; and (b) a de- scription of the potential benefits for the various business actors; and (c) a description of the sources of revenues.” Timmers (1998)

Pengertian yang paling dasar dari Business Model adalah suatu metode yang digunakan oleh perusahaan atau bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat memperoleh penghasilan dan mempertahankan bisnisnya.

Pertanyaan yang muncul : Bagaimana Membangun Business Model ?

Tentu ada banyak cara untuk membangun Business Model. Apabila kamu masih pemain baru dalam dunia entrepreneur tentu ini saat yang tepat untuk memulainya. Business Model bisa kamu ciptakan untuk mendukung strategi dan aktivitas yang akan dilakukan, tentunya demi mengembangkan dan mempertahankan bisnis. Salah satu cara mudah untuk membangun Business Model adalah memulainya dengan Business Model Canvas.

Business Model Canvas

002-the-business-model-canvas

Tools yang saat ini sangat populer di dunia yang diciptakan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur dengan Buku Best Seller-nya Business Model Generation yang disebarluaskan metode dan sistemnya oleh STRATEGYZER.COM ke seluruh dunia.

Berikut 9 Elemen dari Business Model Canvas:

Customer Segment – Segmen Pelanggan mana yang dituju atau membutuhkan Produk atau Jasa dari Bisnis yang dilakukan.

Value Proposition – Nilai dari produk atau jasa yang akan diberikan kepada pelanggan yang bermanfaat dan memberi nilai tambah bagi mereka.

Distribution Channel – Saluran yang akan digunakan oleh perusahaan untuk dapat memberikan nilai dari produk atau jasa kepada setiap segmen pelanggan yang membutuhkan.

Customer Relationship – Strategy yang diperlukan atau siapa yang akan menjalankan untuk membuat saluran distribusi nilai dan produk selalu lancar sampai ke tangan pelanggan.

Revenue Stream – Sumber pemasukan atau pendapatan dari sebuah bisnis yang diterima dari nilai manfaat yang didapat oleh para pelanggan.

Key Resources – Sumber daya utama yang sangat diperlukan yang merupakan asset penting agar aktifitas bisnis dapat berjalan lancar dan terkontrol dengan baik.

Key Activities – Aktifitas Utama yang dilakukan untuk mendapatkan hasil dari bisnis, dan merupakan hal yang perlu diukur efektifitasnya setiap waktu.

Key Partnership – Partner utama yang sangat berpengaruh terhadap konsistensi dan keberlangsungan bisnis agar dapat berjalan dalam jangka waktu yang lama.

Cost Structures – Struktur Biaya yang perlu dipantau dan diperhatikan agar bisnis tetap efisien dalam perjalanannya mendapatkan Revenue.

Apa Manfaat Business Model bagi Bisnis kamu?

Mudah melakukan SINERGY dengan seluruh Departemen Inti dalam Perusahaan. Business Model Canvas dapat digunakan untuk melihat hubungan yang erat dan kuat dalam memberikan Value kepada pelanggan kamu dan juga value ke dalam perusahaan yang bersinergi dari sudut pkamung Departemen Sales/Marketing, Operasional dan Finance dalam sebuah Perusahaan.

  1. Menghemat waktu dalam melakukan KOORDINASI untuk pengambilan keputusan dan tindakan yang berhubungan dengan STRATEGI yang akan dilakukan.
  2. Mudah dalam melakukan MODIFIKASI model bisnis, yang cocok dan selalu dapat beradaptasi dengan kondisi bisnis yang terjadi setiap saat.
  3. Metode ini FOKUS dalam memberikan VALUE yang tepat bagi pelanggan dengan secara konsisten memenuhi keinginan pelanggan dengan strategi terukur yang tepat.
  4. Metode ini telah TERBUKTI membantu bisnis besar seperti APPLE, GOOGLE, NESPRESSO, TESLA, LEGO, SKYPE, UBER dan masih banyak perusahaan Multinasional lain untuk tetap tumbuh dan berkembang semakin besar dan kamu dapat lihat perusahaan multinasional company lainnya.

Sekarang #CumaButuhKomitmen untuk Mengembangkan Bisnis Kamu

Sumber Artikel : Coach Getty (Partners of excellence.asia)

Cita-cita Indonesia Mengajar adalah mendorong perubahan perilaku. Sebagai organisasi yang mendorong orang untuk terus belajar dan berubah, kami pun harus menjadi seorang pembelajar. excellence.asia memberikan kami ruang tersebut.

“Kalau kalian tidak pernah takut saat jadi public speaker, berarti kalian tidak sungguh-sungguh mempersiapkan diri!” Rudy Lim, salah seorang pemateri untuk kelas Public Speaking pada Maret 2018.

Materinya terkesan remeh, bicara di depan publik selalu dilakukan officer Indonesia Mengajar dari kelompok kecil hingga kelompok berjumlah besar. Namun duduk mendengarkan public speaker profesional, merasa tertohok juga. Yang lebih pakar saja masih suka cemas, apalagi yang masih terbata-bata berbicara. Dari seorang trainer excellence.asia itulah kami jadi diingatkan bahwa cemas dan khawatir bisa menjadi tanda kepekaan kita untuk tidak menggampangkan peran.

excellence.asia juga memperkenalkan kami dengan pembicara dengan karakter unik. Pak Tuhutraineruntuk High Level Engagement, membuat kami takjub dengan pakaian kuning cerah, dasi kupu-kupu hitam, dan kaos kaki bermotif. Dosen Cross Cultural Communication itu dengan luwes mengajarkan kami menjadi bunglon untuk menghadapi karakter stakeholder berbeda-beda, tetapi tetap jujur menjadi diri sendiri. “Lebih baik tidak memakai barang branded, daripada harus beli barang KW untuk bergaya,” katanya soal fashion-nya.

Ruang belajar ini tidak hanya kami simpan untuk officer Indonesia Mengajar saja. Dalam kelas Mengelola Tim, Juli 2018, bersama Pak Rully, kantor membuka kesempatan bagi relawan untuk terlibat. Sebagai gerakan sosial, Indonesia Mengajar ada karena didukung relawan yang menyediakan waktu untuk bekerja membangun cita-cita bersama. Kelas kecil Mengelola Tim kala itu menjadi salah satu perekat komunikasi antara pihak kantor dan relawan.

Tidak ada kelas yang tidak meninggalkan kesan. Di kelas Productivity bersama Pak WickySeptember 2018, kami mengevaluasi dan mencoba beragam teknik mengelola prioritas. Di bulan yang sama, Basic Presentation Skill, bersama Pak Fikri, officer kami mendapatkan mentoring dan praktik mendalam tentang presentasi.

Ilmu mudah didapatkan di mana-mana, namun pengalaman yang membuat kelas tatap muka selalu menarik. Pengalaman inilah yang menjadi ciri khas trainer excellence.asia. Seperti kata Pak Tuhu, trainer kami, “Honey, ada banyak hal yang nggak bisa di-googling!”

Sumber tulisanIndonesia Mengajar

Tahukah kamu? Sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Society for Training and Development (ASTD) mencatat bahwa perusahaan yang menawarkan program pelatihan komprehensif memiliki penghasilan 218% lebih banyak per karyawan. Di sisi lain, 40% karyawan penuh waktu yang menerima pelatihan kerja yang buruk meninggalkan posisi mereka dalam tahun pertama.

BACA JUGA : Bagaimana membuat HR Drives Profit

Ketika dilaksanakan dengan benar, program pelatihan memberikan tenaga kerja yang tepat dan siap kerja, peningkatan produksi, penjualan, dan laba, sehingga membuat kekhawatiran kamu mengenai keluar masuknya karyawan dan biaya penyesuaian karyawan baru hilang.

Kata yang perlu digarisbawahi adalah “ketika diimplementasikan dengan benar”. Ada banyak hal yang dapat membuat program pelatihan dan pengembangan menjadi menyimpang. Jadi, bagaimana kamu memastikan bahwa program kamu bukanlah pemborosan sumber daya organisasi semata?

Lakukan tujuh langkah efektif ini untuk menciptakan program pelatihan dan pengembangan yang sukses.

Langkah 1 – Cek Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan Organisasi

Kamu memiliki kebutuhan dan kamu menginginkan program pelatihan untuk mengatasinya. Ini mungkin merupakan produk baru yang membutuhkan pembenahan total lini produksi, atau hanya ingin beberapa perubahan untuk meningkatkan hasil dari produk yang sudah ada. Pada tahapan selanjutnya, Anda ingin karyawan memahami dan menjalankan alur proses produksi baru dan meningkatkan efisiensi.

Langkah 2 – Menentukan Tujuan Pelatihan

Target bisnis sudah ditentukan. Sekarang mari kita lihat bagaimana mengukur persyaratan pelatihan untuk memenuhinya. Kamu harus jelas mengenai :

  1. Tujuan bisnis yang ingin dicapai oleh pelatihan.
  2. Peran dan tanggung jawab karyawan dalam mencapai tujuan tersebut.
  3. Jenis pelatihan yang dibutuhkan untuk memastikan karyawan mampu memenuhi peran dan tanggung jawabnya.

Jadi mendefinisikan tujuan pelatihan adalah aspek yang paling penting dari program ini. Ini memberikan arah program, dan juga berfungsi sebagai tolok ukur untuk mengukur kesuksesan. Sederhananya, pelatihan akan dinilai berhasil jika karyawan kamu dapat berhasil melakukan tugas yang dilatih untuk mereka.

Supaya hal ini mungkin dicapai,

  • Tujuan harus dinyatakan dengan jelas dan masuk akal bagi semua orang yang terlibat
  • Tujuan harus bisa dicapai
  • Tujuan harus relevan dengan pelatihan
  • Tujuan harus dapat diukur

Berikan tujuan yang jelas ke karyawan kamu dan cek pemahaman mereka melalui tes, kuis, dan latihan praktek.

Langkah 3 – Desain Program Pelatihan

Miliki peta rencana kamu sebelum kamu bertindak. Rencana lengkap yang mencakup metode pembelajaran, isi materi, susunan materi, dan aspek-aspek lain seperti :

  • Desain dengan mengingat kebutuhan karyawan kamu, dan bukan kebutuhan dari pelatih.
  • Selalu membuat materi mengacu tujuan pelatihan kamu.
  • Desain menggunakan prinsip-prinsip pelatihan untuk orang dewasa (lihat di bawah).
  • Lakukan sesi praktek dalam program.
  • Rancang sebuah program interaktif. Buat sesi Tanya Jawab.
  • Bagi sesi menjadi beberapa segmen pendek.
  • Pastikan semua materi saling berhubungan antar segmen.

Langkah 4 – Gunakan Prinsip Pelatihan Orang Dewasa

Ingat bahwa kamu mengusulkan untuk melatih orang dewasa. Program pelatihan harus sesuai dengan gaya belajar mereka yaitu:

  • Memiliki pengalaman, motivasi diri dan berorientasi pada tujuan;
  • Lebih memilih pelatihan yang membantu dalam kemajuan mereka;
  • Lebih memilih program pelatihan yang berorientasi tugas dan relevan; dan
  • Memiliki kebanggaan dalam pengetahuan industri mereka yang perlu dihormati.

Langkah 5 – Pengembangan Program Pelatihan

Mulailah mengembangkan desain dan buat materi pelatihan kamu, panduan pelatihan, panduan fasilitator, presentasi PowerPoint, grafik, poster, dan materi lainnya untuk sesi latihan ataupun pembuatan elearning.

Langkah 6 – Implementasi Program Training

Di sinilah semua persiapan yang telah kamu lakukan sejauh ini benar-benar akan diluncurkan. Beberapa hal yang perlu diingat untuk implementasi yang efektif:

  • Jadwalkan kegiatan pelatihan atau elearning dengan baik sebelumnya dan siapkan semua peralatan atau infrastruktur yang dibutuhkan
  • Tentukan lokasi untuk program berdasarkan ukuran dan jenis ruang pelatihan yang kamu butuhkan.

Langkah 7 – Evaluasi Program Pelatihan

Fase terakhir sebelum kamu dapat duduk dan rileks. Evaluasi desain dan pengembangan program, efektivitas program, dan tingkat keberhasilan yang dicapai.

  • Umpan Balik Karyawan. Dapatkan tanggapan karyawan tentang program ini. Apakah itu informatif, membantu, menarik
  • Penilaian Karyawan: Evaluasi pemahaman karyawan terhadap isi pelatihan melalui kuis atau post test, atau latihan praktek yang diukur. Singkatnya, kamu memastikan peserta mengetahui tujuan pelatihan dan proses untuk mencapainya.
  • Penilaian Program: Setelah karyawan kembali bekerja, lakukan evaluasi perilaku kerja yang berkaitan dengan pelatihan untuk mengukur efektivitas dalam mencapai tujuan.

BACA JUGA : Cara Mengorganisir Karyawan dalam Bisnis

OAK ANDRAGOGIC MODEL : Formula pelatihan untuk kesuksesan bisnis kamu

Kinerja karyawan menentukan kesuksesan dalam mencapai target bisnis. Namun bagaimana kita bisa memastikan bahwa program pelatihan betul-betul meningkatkan kinerja? Tentunya belajar di kelas 1-2 hari saja tidaklah cukup.

Berikut ini adalah OAK Andragogic Learning Model yang membantu kamu secara bertahap memastikan proses pembelajaran efektif dan tepat sasaran.

 

Kesimpulan:

Menciptakan program pelatihan dan pengembangan untuk karyawan sangat penting, dan perlu dilakukan dengan tepat, bukan sekedarnya. Untuk memberikan hasil yang diinginkan, program ini membutuhkan tim khusus. Kamu tidak dapat mengandalkan staf yang ada bersedia mengajari karyawan lain dan menghasilkan hasil yang kamu inginkan begitu saja.

Jika kamu tidak dapat menciptakan tim khusus pelatihan di dalam perusahaan, maka konsultan pelatihan dapat membantu program pelatihan dan pengembangan kamu.

Sumber Artikel : OAK

Catatan Pengantar:

Tulisan ini adalah versi terjemahan dari artikel berbahasa inggris yang berjudul: Why Blockchain is Hard, ditulis oleh Jimmy Song. Jimmy Song adalah seorang edukator dan developer dari Bitcoin.

Artikel ini adalah salah satu artikel yang saya baca berulang-kali, karena sangat langsung mengenai sasaran. Sangat cocok bagi Anda yang masih berpikir bahwa blockchain dapat memecahkan semua masalah.

Selamat membaca!

Hype sekitar blockchain ini sangat masif. Saat ini kita pasti sering mendengar bahwa blockchain akan dapat:

  • memecahkan masalah ketidak-merataan pendapatan
  • membuat semua data menjadi aman selamanya
  • membuat segalanya menjadi semakin efisien dan trustless (tidak butuh mempercayai siapapun lagi)
  • dapat menyelamatkan bayi-bayi yang sekarat

Jadi sebenarnya apa sih blockchain itu? Apakah betul blockchain dapat melakukan hal-hal yang disebutkan di atas? Dapatkah blockchain membawa sesuatu yang luar biasa ke dalam berbagai industri yang berbeda seperti: pelayanan kesehatan; keuangan; manajemen supply chain (rantai pasokan); dan hak cipta dalam karya musik?

Dan apakah dengan mengatakan tidak kepada Bitcoin artinya Anda pendukung blockchain? Bagaimana Anda bisa mendukung Bitcoin tetapi disisi lain Anda mengatakan sesuatu yang buruk terhadap teknologi yang ada di belakangnya?

Dalam artikel ini, saya mencari jawaban untuk menjawab berbagai pertanyaan yang ada selama ini dengan melihat apakah blockchain itu dan yang lebih penting, apa yg bukan blockchain.

Apa itu blockchain?

Untuk memahami beberapa klaim yang ada selama ini, kita harus dapat mendefinisikan apa blockchain itu dan apa alasan sebenarnya di balik berbagai kebingungan yang ada selama ini. Banyak perusahaan selama ini menggunakan kata “blockchain” dengan maksud dan tujuan semacam alat (device) yang sangat luar biasa sehingga semua data-data yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut tidak dapat salah lagi. Alat semacam itu, tentu saja, tidak pernah ada, setidaknya saat dilibatkan dengan dunia nyata.

Jadi apa itu blockchain? Secara teknis, blockchain adalah sebuah deretan dari block-block yang saling terhubung dan dimana block itu sendiri adalah sebuah kumpulan dari berbagai transaksi yang tersusun secara berurutan (yang datang lebih dulu, dicatat lebih dulu). Jika Anda tidak mengerti apa arti dari kalimat terakhir, Anda dapat membayangkan blockchain itu sebagai bagian dari sebuah database, tapi dengan tambahan beberapa kelengkapan.

Hal terutama yang membedakan blockchain dengan database yang selama ini kita kenal adalah bahwa ada beberapa peraturan yang spesifik mengenai bagaimana cara memasukkan data ke dalam sebuah blockchain, yaitu:

  • Tidak boleh ada konflik dengan data lainnya yang sudah ada di database sebelumnya (konsisten)
  • Hanya dapat ditambah; tidak dapat dirubah atau dihilangkan (abadi)
  • Data tersebut terkunci (secara kriptografi) dengan seorang pemilik (bisa dimiliki)
  • Dan yang terakhir, semua pihak yang terlibat harus setuju dengan apa yang terjadi di dalam database tersebut dalam satu kondisi waktu tertentu tanpa keterlibatan pihak ketiga (desentralisasi).

Poin terakhir dari paragraf di atas tersebut adalah senjata pamungkas dari blockchain. Desentralisasi sangatlah menarik, karena “tidak ada satu titik pusat kesalahan.” Oleh karena itu, tidak ada satu otoritas manapun yang dapat mengambil aset Anda ataupun mengubah “sejarah” yang sudah terjadi untuk dimanipulasi oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Catatan perjalanan audit yang abadi ini yang dimana Anda tidak harus mempercayai siapapun adalah sebuah kelebihan untuk siapapun yang terlibat dengan teknologi ini. Tapi untuk mendapatkan kelebihan ini, dibutuhkan biaya yang tidak murah.

Harga dari Blockchain

Catatan perjalanan Audit yang abdi yang tidak dikuasai oleh satu pihak ini sangatlah berguna, tapi banyak harga yang harus dikeluarkan untuk sistem ini. Mari kita lihat beberapa hal yang berkaitan dengan hal tersebut.

Usaha Pengembangan menjadi lebih ketat dan lebih lambat

Untuk membuat sebuah sistem yang terbukti konsisten adalah sesuatu yang tidak mudah. Sebuah bug kecil dapat merusak keseluruhan database dan dapat membuat sebagian database menjadi berbeda dengan yang lainnya. Tentunya, dengan database yang sudah terkorupsi atau terpisah artinya database tersebut tidak konsisten. Lebih lanjut, semua sistem yang demikian harus di rancang untuk selalu konsisten. Tidak ada yang istilahnya “yang penting jalan dulu, diperbaiki belakangan”. Jika demikian, Anda akan kehilangan konsistensi dari sebuah blockchain yang Anda bangun karena data didalamnya sudah terkorupsi dan menjadi tidak bernilai.

Anda mungkin akan berpikir, mengapa kita tidak hanya perbaiki saja database yang terkorupsi tersebut dan mulai lagi dengan yang baru dan kita lanjutkan lagi? Hal itu menjadi sangat mudah dilakukan apabila dilakukan dalam sebuah sistem yang terpusat (tersentralisasi), tapi hal tersebut akan menjadi sangat sulit apabila dilakukan di sebuah sistem yang ter-desentralisasi. Anda memerlukan sebuah konsensus, atau persetujuan dari semua pihak yang terlibat di dalam sistem tersebut, dalam rangka mengubah apapun yang sudah terjadi (tercatat) di dalam database tersebut. Dan harus diingat bahwa blockchain haruslah tetap menjadi sebuah sumber daya yang terbuka kepada publik yang tidak dapat dikontrol oleh satu entitas manapun, kalau tidak begini maka semua usaha yang Anda lakukan hanyalah melakukan upaya yang sangat mahal untuk membuat sebuah database yang tersentralisasi dan lambat.

Sangat sulit merancang Struktur Insentif

Untuk menambahkan struktur insentif yang tepat dan memastikan semua pihak yang terlibat di dalam sebuah sistem tidak melakukan tindakan-tindakan di luar konsensus atau mengkorupsi database adalah sebuah pertimbangan yang sangat penting. Blockchain-nya mungkin dapat konsisten, apabila didalamnya terdapat banyak hal-hal yang tidak jelas tujuannya, data-data yang tidak ada gunanya karena biaya untuk memasukkan data kedalam blockchain tersebut sangatlah rendah. Dan begitu juga sebaliknya, sebuah blockchain yang konsisten dan berguna apabila di dalamnya hampir tidak ada apa-apa sama sekali, karena harga untuk memasukkan data ke dalamnya sangatlah tinggi.

Apa yang memberikan finalisasi sebuah data? Bagaimana Anda bisa yakin bahwa penghargaan (insentif) yang disiapkan untuk para pihak (nodes) yang berkontribusi untuk kepentingan network, sesuai? Mengapa para nodes tetap atau memperbaharui data dan apa yang membuat mereka memilih sebagian dari data dibandingkan dari data yang lain disaat mereka konflik? Ini semua adalah pertanyaan yang berkaitan dengan insentif yang membutuhkan jawaban yang baik dan hal itupun perlu selaras tidak hanya pada awalnya saja tapi pada semua poin-poin di masa mendatang sebagai teknologi dan arah perkembangan dari perusahaan, jika tidak, blockchain akan menjadi tidak berguna.

Lagi-lagi, Anda akan bertanya-tanya mengapa Anda tidak dapat “memperbaiki” hal yang salah dengan sistem insentif yang ada. Sekali lagi, hal ini akan menjadi mudah di sistem yang tersentralisasi, tapi di sistem yang terdesentralisasi Anda tidak dapat merubah apapun di luar konsensus. Tidak ada “perbaikan” akan segala sesuatunya sampai adanya persetujuan dari semua pihak yang terlibat di dalam jaringan.

Biaya perawatan sangatlah tinggi

Sebuah database tradisional yang terpusat hanya butuh dicatat sekali. Sebuah blockchain perlu dicatat ribuan kali. Sebuah database tradisional yang terpusat hanya perlu diperiksa data sekali saja. Sebuah data di blockchain perlu diperiksa ribuan kali. Sebuah database tradisional cukup mengirim data ke pusat penyimpanan sekali saja. Sebuah blockchain membutuhkan pengiriman data ribuan kali.

Biaya untuk memelihara sebuah blockchain untuk tetap dalam urutan yang benar sangatlah tinggi dan biayanya juga perlu diselaraskan dengan kegunaannya. Kebanyakan aplikasi yang ada selama ini mencari kelengkapan yang sudah disebutkan di paragraf sebelumnya, yaitu seperti fitur yang selalu konsisten dan dapat diandalkan, untuk dapat mendapatkan beberapa hal seperti pemeriksaan, penerimaan, dan proses pembaharuan yang lebih murah.

Pengguna memiliki kedaulatan penuh

Hal ini bisa menjadi sangat baik dimana perusahaan biasanya tidak suka untuk memiliki beban dengan kepemilikan terhadap data dari para pengguna. Hal ini bisa menjadi hal yang buruk, meskipun, apabila pengguna bertindak “tidak sepatutnya”. Tidak ada cara untuk mengusir (memaksa keluar) seorang pengguna yang melakukan usaha spamming (mengirim data yang tidak sesuai secara bertubi-tubi) terhadap blockchain Anda dengan data-data yang tidak berguna atau pengguna tersebut telah menemukan sebuah cara untuk mendapatkan sebuah keuntungan yang dapat mengakibatkan sebagian besar pengguna yang lain menjadi tidak nyaman. Hal ini berkaitan dengan hal pengamatan yang berkaitan dengan struktur insentif yang harus dirancang dengan sangat-sangat baik dimana akhirnya pengguna menyadari bahwa sebuah usaha yang mengekploitasi blockchain yang ada tidak akan membuat blockchain tersebut tidak menjadi berguna, terutama apabila ada keuntungan untuk pengguna.

Mungkin Anda akan berpikir bahwa Anda dapat dengan mudah menolak pelayanan ke pengguna-pengguna yang tidak berkelakuan baik dalam memaintain network, yang dimana hal tersebut akan menjadi sangat mudah untuk dilakukan disebuah pelayanan yg tersentralisasi. Tapi untuk hal ini, untuk menolak pelayanan menjadi sangat sulit karena tidak ada satu entitas pun yang memiliki otoritas untuk mengeluarkan siapapun dari permainan. Blockchain ini harus tidak memihak dan mendukung penuh peraturan-peraturan yang sudah didefinisikan oleh software. Kalau ternyata peraturan yang ada tidak cukup untuk menahan sebuah perilaku yang tidak diiingiinkan (buruk), artinya: Anda kurang beruntung. Tidak ada sebuah “semangat” sebuah hukum disini. Disini Anda semudah harus berhadapan dengan berbagai pihak yang tidak sesuai dengan konsensus, dalam jangka waktu yang sangat lama (kemungkinan).

Proses Pembaharuan adalah kesukarelaan

Sebuah usaha yang signifikan untuk pembaharuan (upgrade) adalah bukan pilihan. Semua pemain di dalam jaringan tidak ada keharusan untuk menganti software yang kita miliki/jalankan. Dan jika iya sekalipun, sistem tersebut akan menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah dengan membangun sebuah sistem yang terpusat. Poin utama dari blockchain adalah tidak berada pada kontrol dari sebuah entitas tunggal dan hal ini dapat diganggu dengan sebuah paksaan untuk meng-upgrade.

Sebagai penggantinya, semua proses upgrade harus memiliki kompatibilitas ke versi sebelumnya. Dan hal ini sangat jelas sekali sangat sulit, terutama apabila Anda ingin menambahkan fitur-fitur baru dan menjadi lebih sulit lagi pada saat berpikir dari sudut pandang eksperimentasi dengan hal-hal baru. Setiap versi dari softare yang ada menambahkan banyak hal ke matriks percobaan yang akan menambah waktu lebih panjang untuk sampai siap dirilis.

Lagi-lagi, apabila ini semua terjadi disebuah sistem yang terpusat, hal ini menjadi sangat lebih mudah untuk memperbaiki dengan cara tidak melayani sistem yang lebih lalu. Anda tidak dapat melakukan hal ini, sebagaimana hal nya di dalam sebuah sistem yang terdesentralisasi Anda tidak dapat memaksakan siapapun untuk melakukan apapun.

Scaling (pengembangan) menjadi sangat sulit dilakukan

Pada akhirnya, scaling menjadi hal yang beberapa kali menjadi lebih sulit di lakukan daripada di sebuah sistem yang tradisional dan terpusat. Alasannya sangat jelas. Data yang sama harus hidup (selalu tercatat dan bisa diakses) di beratus-ratus bahkan di beribu-ribu tempat penyimpanan yang berbeda dibandingkan dari sebuah tempat penyimpanan tunggal. Biaya operasional sehari-hari yang harus dikeluarkan untuk mengirimkan, memverifikasi, dan menyimpanmenjadi sangat besar dimana seperti setiap salinan dari database yang ada harus mampu membayar setiap pihak yang terlibat di dalam jaraingan, dibandingkan dengan biaya yang cukup dibayar sekali saja di sebuah database yang tradisional dan terpusat.

Anda bisa, tentunya, mengurangi rintangan tersebut dengan mengurangi jumlah nodes yang berpartisipasi. Tapi kemudian pada poin tersebut, mengapa Anda harus membutuhkan sebuah sistem yang terdesentralisasi? Mengapa tidak hanya melakukan database yang terpusat apabila biaya untuk scaling adalah menjadi pusat perhatian yang terutama?

Sentralisasi, jauh lebih mudah

Jika Anda menyadari apa tema dari tulisan ini, dimana sistem yang terdesentralisasi adalah sangat sulit untuk dikerjakan, mahal untuk dipelihara, sulit untuk upgrade dan berkembang. Database yang terpusat (tersentralisasi) itu lebih cepat, lebih murah, mudah untuk dipelihara dan lebih mudah untuk diupgrade dibandingkan dengan sebuah blockchain. Terus kenapa semua orang saat ini tetap menggunakan kata blockchain seakan-akan sebagai sebuah solusi tunggal untuk memecahkan semua masalah-masalah mereka?

Pertama, banyak sekali dari industri ini yang dijual dalam kemasan blockchain adalah h semata-mata hanya untuk meng-upgrade infrastuktur IT yang sudah ada selama ini. Pelayanan kesehatan terkenal dengan softwarenya yang sangat buruk. Financial settlement masih masih mengandalkan kepada infrastruktur software buatan tahun 1970. Software Manajemen supply chain terkenal dengan sangat sulit untuk digunakan dan sulit sekali untuk di install. Kebanyakan perusahaan dari industri-industri tersebut menolak untuk melakukan proses pembaharuan karena banyak resiko yang harus dipertimbangkan. Banyak sekali proses pembaharuan infrastruktur yang tidak kurang harus mengelurkan biaya ratusan juta dolar dan kembali berakhir menggunakan infrastruktur yang lama. Blockchain menjadi sebuah jalan untuk menjual usaha pembaharuan infrastruktur IT tersebut menjadi lebih menarik dan menjual.

Kedua, blockchain adalah sebuah jalan untuk melihat bahwa Anda sedang dalam sebuah perkembangan teknologi terkini. Suka atau tidak, kata “blockchain” telah memiliki ceritanya sendiri. Sangat sedikit sekali orang yang mengerti apa artinya itu, tapi karena ingin sekedar tampil keren untuk menggunakan kata tersebut sebagai sebuah cara untuk menajdi terdengar lebih ahli dari tampaknya. Persis seperti kata “cloud” yang memiliki arti harafiah komputer orang lain dan “AI” yang artinya algoritma yang ditweak, “blockchain” di dalam konteks ini adalah database yang lebih lambat dan mahal (dibandingkan database tradisional yang terpusat).

Ketiga, banyak orang yang tidak suka kontrol dari pemerintah untuk beberapa tipe industri dan ingin memiliki berbagai mekanisme penyelesaian masalah dibandingkan framework hukum yang sudah ada selama ini dan seringkali membutuhkan proses yang lama dan mahal. Bagi mereka, “blockchain” adalah sebuah jalan untuk keluar dari jalur yang bersangkutan dengan regulasi pemerintah. Ini adalah sesuatu yang dijual secara berlebihan dari apa yang bisa dilakukan oleh blockchain. Blockchain tidak secara tiba-tiba dapat menghapus konflik antar sesama manusia.

Hasilnya adalah menjadi banyak sekali orang yang hype dengan janji-janji dari blockchain tanpa mengerti kemampuan dan biayanya. Dan hal ini diperburuk lagi, detail teknis dan biaya-biaya yang harus keluar telah dikaburkan dari banyak pemodal ventura dan eksekutif-eksekutif dengan berbagai upaya untuk mengaburkan apa yang blockchain dapat dan tidak dapat lakukan. Semua dibawah mereka menjadi ketakutan untuk mengatakan bahwa “kaisar tidak memakai baju” dan kita memiliki situasi tersebut per saat ini.

Jadi Blockchain itu bagus untuk apa?

Per saat ini kita telah membangun kerangka pemikiran dimana blockchain adalah relatif sangat mahal dibandingkan dengan database tradisional yang terpusat. Jadi satu-satunya alasan untuk menggunakan blockchain adalah untuk mendesentralisasi. Ya itu, dengan menghilangkan satu titik pusat kelemahan atau kontrol (kekuasaan).

Kebanyakan industri yang ada tidak akan menyukai hal ini. Kebanyakan industri yang ada memerlukan berbagai fitur baru atau pembaharuan baru dan memiliki kebebasan untuk merubah dan mengembangan sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan mengetahui bahwa blockchain itu sulit untuk diperbaharui, sulit untuk dirubah dan sulit untuk berkembang, hal tersebut menunjukkan tidak ada banyak kegunaan dari blockchain untuk kebutuhan kebanyakan industri yang ada per saat ini. Satu-satunya pengecualian adalah uang. Tidak seperti kebanyakan contoh kasus yang lain, uang itu sangat ideal apabila tidak berubah. Tidak bisa diubah semena-mena dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk merubah peraturan adalah hal yang positif untuk uang dan tidak dalam kondisi yang membahayakan. Inilah kenapa blockchain menjadi alat yang sangat tepat pada saat diterapkan ke Bitcoin.

Apa yang menjadi lebih jelas adalah dimana sebenarnya kebanyakan perusahaan-perusahaan yang mencari untuk menggunakan blockchain sebenarnya tidak benar-benar menginginkan blockchain sama sekali, tapi lebih ke arah pembaharuan IT yang terkait erat dengan industri terkait. Semua ini baik baik saja, tapi dengan menggunakan kata “blockchain” sebagai upaya mencapai hal tersebut adalah sebuah tindakan yang tidak transparan dan menjual secara berlebihan dari apa yang memang sudah menjadi kapabilitasnya.

Kesimpulan

Blockchain adalah istilah yang populer belakangan ini dan sayangnya, istilah “blockchain bukan Bitcoin” tidak akan pernah mati. Apabila Anda adalah seroang pemilik/pengelola dari jasa pelayanan yang terpusat, solusi blockchain tidak akan memberikan Anda apa-apa yang dimana Anda tidak akan dapat melakukannya dengan ribuan kali lebih murah dengan database yang terpusat. Dan jika Anda adalah pemilik/orang yg terlibat di sebuah pelayanan yang terdesentralisasi, bisa jadi per saat ini Anda sedang membodohi diri Anda sendiri karena Anda tidak pernah berpikir mengenai titik poin kesalahan yang terpusat yang berada di sistem yang Anda miliki sekarang. Tidak akan pernah ada “Anda” dari sebuah pelayanan terdesentralisasi yang sesungguhnya.

Lelucon terbesar di artikel ini

Kita coba kembali ke awal tahun 2000-an, saat itu ada dorongan dari berbagai eksekutif di industri teknologi untuk menggunakan teknologi Java dan XML. Diluar dari kedua hal ini sebagai alat dan bukan produk akhir, banyak eksekutif yhang memaksakan menggunakan kedua teknologi tersebut, diluar dari betapa sulitnya untuk bisa memenuhi kebutuhan dari apa yang ingin dicapai oleh para insinyurnya. Blockchain kurang lebih seperti itu. Fokus kepada masalah-masalah yang ingin Anda pecahkan dan sarana-sarana yang ada akan membantu menjadi lebih jelas. Fokus ke sarana-sarana yang Anda ingin gunakan akan membuat Anda membuat sebuah Rude Goldberg Machinesyang dimana tidak akan membantu melakukan hal-hal tersebut menjadi lebih baik.

Apa yang kita rasakan dan alami per saat ini adalah dimana konsepsi terkini mengenai blockchain adalah mencoba melakukan hal-hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Mereka menginginkan fitur keamanan (tidak adanya titik kesalahan/kontrol secara terpusat) dari sebuah kontrol dari sebuah sistem yang tersentralisasi/terpusat. Keinginan yang menggebu-gebunya adalah hal yang terbaik dari kedua sistem tersebut, tapi apa yang terjadi adalah hal yang buruk dari kedua sistem tersebut. Anda mendapatkan biaya dan tingkat kesulitan yang tinggi dari sebuah sistem yang terdesentralisasi dengan kesalahan-kesalahan dari sistem yang tersentralisasi.

Blockchain per saat ini digunakan secara berlebihan sebagai buzzword untuk menjual berbagai “minyak ular” yang tidak ada gunanya. Lebih cepat hypenya hilang, lebih baik untuk kita semua secara jangka panjang.

Penulis artikel : Budi Sukmana