Liburan memang menjadi hal yang paling menyenangkan. Kita bisa rehat dari hiruk-pikuk kemacetan dan pekerjaan yang gak kelar-kelar. Apalagi dengan liburan kita juga bisa berkumpul bersama keluarga. Namun gak selamanya kamu bakal liburan. Setelah liburan berakhir, kamu harus kembali pada pekerjaan dan tanggung jawabmu. Kamu mungkin belum puas liburan? Namun kamu harus kembali ke kantor, duduk di meja kerja, meeting dengan boss dan tim, membalas email, menyelesaikan semua pekerjaan yang ada. Banyak antrean sudah menunggu. Apakah kamu siap kembali bekerja?

Hari pertama kerja setelah liburan berakhirpun tiba, akhirnya kamu harus kembali ke kantor. Hari pertama ini mungkin bisa jadi momok karena holiday mood masih tersisa. Kamu duduk di ruang kerja, membuka laptop dan melihat banyak sekali email masuk. Oh my God! Kamu mungkin langsung merasa lemas karena semangat kerja belum kembali normal. Padahal sudah ada project baru menanti dan harus kamu kejar. So, apa yang harus kamu lakukan?

Berikut 5 tips untuk kembali kerja setelah liburan.

1.Ciptakan hari yang menyenangkan

 

Hal yang paling utama buat kamu bisa kembali semangat kerja adalah ‘diri kamu sendiri’.

Nah, kamu harus menciptakan hari yang menyenangkan pada hari pertama kamu masuk kerja setelah liburan. Gimana caranya? Kamu bisa memulai pagi dengan melakukan olahraga ringan seperti streching atau lari kecil. Olahraga pagi hari membuat kamu semangat. Kamu juga bisa mendengarkan musik atau radio agar memperoleh suasana baru. Datanglah lebih awal, dan  jangan lupa untuk menyapa teman-temanmu. Ngobrol santai sejenak sebelum memulai bekerja bisa membuat hari mu semakin menyenangkan. “Good bye holiday, I am fine!”

2.Komunikasi dengan rekan kerja

 

 

Selama liburan kamu mungkin meninggalkan beberapa catatan kepada rekan kerja untuk membantu mu menyelesaikan pekerjaan. Jangan lupa untuk berkomunikasi dengan rekan kerja mu. Tanyakan kembali hal-hal yang mungkin kamu kelupaan belum diselesaikan saat kamu liburan atau project yang masih berjalan.

Jangan lupakan teman-teman yang membantu pekerjaanmu saat kamu sedang berlibur. Atau mungkin kamu cuti lebih awal daripada atasan mu? Nah, kamu wajib untuk berkomunikasi dengan atasan mu langsung terkait pekerjaan-pekerjaan yang harus kamu lakukan.

 

3.Mulailah dari hal-hal kecil

 

Kamu bisa memulai hari mu dengan hal-hal kecil, seperti mengecek email kantor.

Cobalah untuk menengok semua alat komunikasi kantor yang kamu gunakan untuk bekerja, mulai dari email, pesan suara, fax, Whatsapp, sosial media, dan surat. Lakukan hal-hal kecil ini untuk memulai aktivitas mu di hari pertama.

Kamu juga bisa mengecek kalender seminggu ke depan, barangkali kamu memiliki agenda meeting atau lainnya. Hal-hal semacam ini perlu kamu lakukan agar kamu dapat melakukan update terhadap diri mu sendiri, sehingga kamu memahami dengan baik apa yang harus kamu kerjakan.

 

4.Buatlah perencanaan

 

Tips keempat yang harus kamu lakukan adalah ‘membuat perencanaan’. Kamu harus membuat rencana kerja berdasarkan skala prioritas.

Cobalah untuk memetakan pekerjaan mu sebulan ke depan setelah kamu berlibur. Lihat kembali target yang harus kamu peroleh di tahun ini, sehingga kamu terpacu untuk semangat bekerja. Melalui perencanaan yang jelas kamu dapat bekerja dengan lebih terstruktur.

Tidak hanya itu, perencanaan membantu kamu untuk bisa mengetahui pihak-pihak prospektif yang harus kamu ajak kerja sama. Jangan sampai kamu tidak membuat perencanaan dan berujung pada pekerjaan yang berantakan, ya.

5.Jangan lupa istirahat

 

 

Tidak kalah penting, kamu juga harus meluangkan waktu untuk istirahat. Jangan sampai karena pekerjaan menumpuk setelah liburan membuat kamu lupa makan siang.

Kamu memang sudah liburan lama, tetapi bukan berarti kamu bisa memaksa diri untuk ‘kerja bagai kuda’. Tubuhmu juga membutuhkan istirahat. Manfaatkan jam istirahat kantor dengan sebaik mungkin.

Pada malam hari tidurlah yang cukup dan kurangilah begadang. Tubuh yang cukup istirahat akan lebih semangat dan membuat kamu lebih produktif.

Semoga 5 tips untuk kembali kerja setelah liburan bisa membantu kamu untuk semakin semangat, ya! Jangan sampai holiday mood membuat produktivitas kerja kamu menurun. Liburan sudah berakhir, sekarang saatnya buat kamu kembali berkarir!

 

Jakarta, 24 Mei 2018 – excellence.asia berkolaborasi bersama KoinWorks mengadakan diskusi bareng entrepreneur di Estubizi Wolter Monginsidi. Acara ini berlangsung pukul 14.00-16.00 WIB bersama Agnes Aprilia, Entrepreneur dan Branding Communication Consultant. Dalam kesempatan ini Agnes memamparkan tentang “Cara membangun brand dengan memanfaatkan momentum yang ada.”

Buat para entrepreneur, brand jelas menjadi hal berharga yang menjadi aset dalam bisnis. Brand yang sukses dapat membangun identitas dalam bisnis yang dapat menjalin hubungan baik antara bisnis dengan bisnis atau bisnis dengan pelanggannya. Brand tidak hanya penting untuk bisnis yang besar, tetapi juga bagi bisnis kecil dan menengah.  Sehingga secara otomatis penting bagi para entrepreneur untuk melakukan aktivitas branding, salah satunya adalah “seasonal branding activities”.

Agnes memaparkan berbagai video beberapa Marketplace di Indonesia yang memanfaatkan momentum Ramadhan untuk melakukan branding. Gak hanya video, tetapi dia juga memberikan beberapa contoh promo sebagai bagian dari branding  yang dilakukan beberapa perusahaan terkenal.

“Bisnis yang gede-gede banyak bikin promo dengan memanfaatkan momentum lebaran. Mereka melakukan branding melalui iklan agar pelanggan semakin percaya dan tertarik dengan produk mereka. Kita sebagai pemilik bisnis juga bisa belajar dari mereka. Kita coba lihat aktivitas yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar seperti Gojek, Ramayana, Carls Jr, Tokopedia, dan beberapa perusahaan lainnya. Kita juga harus memanfaatkan berbagai momentum yang ada untuk melakukan branding, lho.” ungkap Agnes.

Berikut beberapa langkah menurut Agnes Aprilia yang bisa dilakukan oleh entrepreneur untuk membangun seasonal branding yang efektif.

1.Buat perencanaan yang matang

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh entrepreneur adalah dengan membuat perencanaan.

“Perencanaan ini penting banget, kita gak bisa dong tiba-tiba bikin promo karena dua hari lagi lebaran. Bisa-bisa malah promo yang dilakukan sia-sia padahal mungkin kita uda ngeluarin budget,” papar Agnes.

Sebagai seorang entrepreneur kamu harus bikin perencanaan, bahkan dalam jangka waktu satu tahun (yearly plan). Perencanaan ini tidak hanya terkait dengan konten, tetapi juga biaya yang diperlukan untuk melakukan branding. Kamu bisa melihat dalam kalender satu tahun ke depan berbagai momen atau hari raya. Manfaatkan untuk melakukan aktivitas seasonal branding. Dalam momen tersebut kamu gak cuma meningkatkan brand awareness, tetapi juga bisa meningkatkan angka penjualan, lho.

Kamu harus mulai membuat perencanaan dari sekarang. Jangan sampai kamu melakukan aktivitas yang sia-sia karena hasilnya nihil.

2.Pahami target audiens kamu

Tidak hanya merencanakan aktivitas dan strategi . Kamu juga harus memahami siapa target audiens kamu. Sebagai entrepreneur kamu harus mengetahui target sasaran dari produk/ jasa yang kamu jual. Misalnya, kamu berjualan produk skin care dengan target sasaran cewek millenials. Maka, kamu harus melakukan riset pasar terkait cewek millenials. Mulai dari kebiasaan, trend, dan kecenderungan pola konsumsi yang dimiliki. Apakah kamu sudah memahami siapa target sasaran dari bisnis kamu?

Bagaimana produk kamu bisa mencuri perhatian pembeli kalau kamu gak memahami siapa audiens kamu? Cobalah untuk mulai melakukan riset kecil-kecilan untuk mengetahui pola konsumsi target audiens bisnis kamu.

Atau kamu juga bisa memanfaatkan internet untuk mencari hasil riset pasar yang sesuai dengan bisnis kamu. Gunakan semua peluang yang ada ya, manfaatkan dengan baik untuk bisa memperoleh hasil yang maksimal.

3.Selalu up to date

Bagaimana cara memahami trend yang ada? Kamu harus jadi entrepreneur yang up to date. Kamu perlu belajar dari brand-brand yang sudah besar, mulai dari cara mereka mempromosikan produknya hingga materi promosi yang digunakan.

“Learning from general hype can create better ideas and plan,” kata Agnes.

Penting banget buat para entrepreneur untuk mengetahui dan memahami hal yang sedang happening saat ini. Hal ini sangat membantu kamu untuk bisa menciptakan ide yang menarik dan perencanaan yang baik untuk membangun strategi promosi dan marketing. Nah, apakah kamu sudah tahu apa yang sedang happening saat ini?

4.Buatlah review

Kalau kamu melakukan semua aktivitas branding, jangan lupa buatlah review semua aktivitas bisnis yang kamu lakukan, ya. Kamu harus bisa memahami tingkat keberhasilan yang diraih. Hal ini sangat penting, lho. Dengan adanya review, ke depan kamu bisa membuat perencanaan yang lebih baik lagi.

Measuring your own seasonal branding success because your experiences is important for your future planning.

Misalnya, apabila kamu membuat iklan di Facebook Ads pada saat lebaran, maka kamu harus mengetahui seberapa efektif iklan yang kamu buat berpengaruh pada angka pembelian. Usahakan setiap aktivitas branding yang kamu buat memiliki indikator keberhasilan, ya.

Sebagai seorang entrepreneur kamu harus bisa mengambil peluang dari momentum yang ada. Cobalah gali ide-ide kreatif untuk membangun seasonal branding dari bisnis yang kamu kelola. Jangan ragu untuk selalu belajar agar bisnis kamu semakin sukses. Kamu masih galau? Cek http://www.excelloka.com

 

Dalam situasi apa pun yang melibatkan lebih dari satu orang, konflik bisa muncul. Apalagi buat kamu yang memiliki bisnis dengan para karyawan yang bekerja, konflik semakin mudah muncul lho.

Semakin besar suatu bisnis dan semakin banyak orang di dalamnya, maka potensi konflik yang muncul semakin besar. Konflik dapat berujung pada kegagalan, lho. Terutama buat bisnis kecil yang keberhasilan usahanya masih bergantung pada kohesi beberapa orang.

Jika muncul konflik, maka produktivitas bisa menurun. Hilangnya kepercayaan dan produktivitas yang muncul karena konflik menandakan kematian bisnis. Serem banget, ya. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut kamu harus memiliki pemahaman dasar tentang lima strategi manajemen konflik. Sebagai pemilik usaha, kamu harus bisa menangani konflik sebelum konflik semakin meningkat dan tidak bisa diperbaiki. Berikut lima strategi manajemen konflik yang bisa kamu pelajari.

1.Akomodatif

Strategi akomodatif mengharuskan salah satu pihak mengalah untuk bisa menyelesaikan suatu konflik. Strategi ini tepat digunakan saat kita mengetahui dengan pasti kalau pihak lawan memiliki solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi. Strategi ini juga bisa digunakan jika konflik yang dihadapi dirasa tidak terlalu penting untuk diri kita. Dengan kata lain, strategi akomodatif adalah strategi “Saya Kalah, Anda Menang” atau “I lose, You Win”.

2.Menghindari

Strategi menghindari ini dilakukan dengan menghindari pengambilan keputusan. Strategu ini berusaha untuk menunda konflik tanpa batas. Dengan menunda atau mengabaikan konflik, berharap masalah itu bisa terselesaikan sendiri seiring berjalannya waktu. Tetapi yang harus kamu tahu, orang yang menggunakan strategi ini biasanya sering memiliki penghargaan yang rendah atau memegang posisi kekuasaan yang rendah, lho. Dalam beberapa keadaan, menghindari dapat berfungsi sebagai strategi manajemen konflik yang menguntungkan, seperti setelah pemecatan karyawan yang populer tetapi tidak produktif. Kemudian mempekerjakan karyawan yang jauh lebih  produktif untuk bisa menenangkan banyak konflik di antara para karyawan.

3.Kolaborasi

Kolaborasi dilakukan dengan mengintegrasikan  ide-ide yang ditetapkan oleh banyak orang. Tujuannya adalah menemukan solusi kreatif yang dapat diterima semua orang. Kolaborasi, meskipun berguna, membutuhkan waktu yang tepat untuk bisa mencapai kesepakatan dalam menyelesaikan konflik. Gaya manajemen konflik kolaborasi ini sangat berguna karena bisa menggabungkan wawasan dari orang-orang dengan perspektif yang berbeda-beda, lho. Hasilnya, bisa membangun komitmen bersama yang kuat.

4.Kompromi

Dalam strategi kompromi ini dilakukan pendekatan kepada pihak-pihak yang berkonflik untuk mau mengalah. Dalam kompromi semua pihak yang sedang dalam konflik bersedia untuk mengalah atau tidak mendapatkan apa yang sebenarnya mereka inginkan demi menjaga hubungan dan kepentingan bersama. Biasanya strategi ini dilakukan oleh orang-orang dengan kekuatan yang setara dan memilki tujuan yang sama. Strategi ini dilakukan oleh pemilik bisnis untuk proses negosiasi dalam kontrak bisnis, lho.

5.Kompetisi

Kata kompetisi tentu sudah gak asing lagi, kan? Manajemen konflik dengan kompetisi ini menggunakan pendekatan ‘menang-kalah’, dimana kamu berusaha menyelesaikan konflik dengan mengalahkan pihak lawan. Tindakan tegas dilakukan untuk menyelesaikan konflik, bahkan tanpa ragu mengorbankan pihak lain. Namun tidak semua konflik bisa diselesaikan dengan strategi kompetisi, lho. Strategi kompetitif bekerja paling baik dalam sejumlah konflik terbatas, seperti situasi darurat.

 

Sudah jadi tradisi kalau Lebaran identik dengan mudik dan berlibur. Hal ini gak bisa dihindari apalagi buat kita yang ada di kota besar. Tidak jarang kantor mendadak kosong karena orang-orang mudik atau berlibur. Buat kamu para pemilik bisnis, mungkin kamu galau karena takut meninggalkan bisnis kamu saat mudik atau berlibur.

Menurut Survei yang dilakukan oleh OnDeck, hanya 57% dari pemilik bisnis yang berencana untuk mengambil liburan di tahun ini.

Dari mereka yang berlibur, ternyata, 67% berencana tetap mengecek pekerjaannya setidaknya sekali sehari saat liburan.

Kecemasan liburan ternyata ‘nyata’, lho. Sebagai pemilik usaha, kamu tentu ingin lebih menikmati liburan bersama pasangan, keluarga, atau sahabat. Berikut ada 5 kiat untuk menghilangkan stress dalam mengelola bisnis saat kamu sedang liburan, dan kamu bisa tetep berjemur di tepi pantai, lho.

1. Pilih orang yang bisa kamu percaya

Sebelum mikirin teknologi apa yang bisa kamu pakai buat mengelola bisnis saat kamu pergi, mending kamu mikirin dulu siapa orang yang bisa kamu percaya untuk tetap mendukung bisnis yang kamu kelola. Kamu harus punya satu orang kepercayaan yang tetep masuk kerja dan bertanggung jawab ketika kamu liburan. Hal ini bisa membantu kamu menenangkan pikiran, lho. Untuk memastikan ini bisa berjalan lancar, kamu harus dapat berkomunikasi dengan karyawan yang akan kamu beri tanggung jawab. Cara ini jelas mempermudah kamu untuk bisa terus memonitor bisnis dan ‘tetep bisa holiday’.

2. Persiapkan berbagai skenario

Banyak hal bisa terjadi dalam sehari. Sebelum kamu mau bersantai di tepi pantai, pertimbangkan berbagai skenario yang bisa terjadi saat kamu meninggalkan bisnis kamu dan bagaimana cara mengatasinya. Hal ini sangat penting supaya karyawan kamu bisa segera mengambil keputusan tanpa harus selalu mengganggu jadwal berjemur kamu di pantai. Ini adalah berbagai skenario yang harus kamu persiapkan, misalnya apakah karyawan mengharapkan kamu tetap check-in dengan pekerjaan secara rutin? ; apakah orang yang kamu percaya sudah memiliki otoritas untuk mengambil keputusan? ;  dalam kondisi darurat apa kamu harus dihubungi ?

Ini semua adalah skenario yang bagus untuk dipersiapkan sebelum kamu memutuskan berlibur. Perjelas harapan yang kamu miliki sebelum kamu berlibur. Pastikan semua tim tahu bagaimana dan kapan harus menghubungi kamu saat kamu sedang berlibur.

3. Tentukan batasan untuk diri kamu sendiri

Sama seperti kamu harus menetapkan batas-batas dengan tim kamu, kamu juga harus menentukan batasan untuk diri kamu sendiri.

Sebanyak 40% pelancong setuju kalau smartphone mereka adalah barang paling penting yang harus dibawa saat berlibur. Bahkan lebih dari 67% melaporkan jika mereka menggunakan smartphone setiap hari.

Mungkin ketika kita pergi beberapa jam saja atau sedang di rumah seharian, memeriksa email kantor lewat smartphone adalah aktivitas yang wajar. Nah, kali ini kamu harus bisa membangun batasan. “Ini bukan liburan kalau saya terpaku pada smartphone dan email kantor”. Kamu bisa membuat komitmen sebelum liburan, lho. Caranya dengan menentukan jadwal rutin check in dengan pekerjaan selama liburan. Hindari godaan untuk check in lebih sering. Kalau kamu sudah mempersiapkannya dan mengkomunikasikan ke tim, maka mereka juga tidak akan mengharapkan tanggapan segera saat kamu sedang berlibur.

4. Manfaatkan berbagai aplikasi

Kalau tim kamu menggunakan alat kolaborasi berbasis cloud, seperti Trello, TeamWave, Slack, Chat by Google, atau Evernote, gunakan itu untuk bisa tetap dalam ‘lingkaran’ – tetapi tetap dalam batas-batas yang kamu sudah tetapkan untuk diri sendiri. Melalui aplikasi-aplikasi tersebut, kamu bisa menyelesaikan masalah tanpa terikat ‘harus berada di tempat kerja’. Kamu bisa membangun mindset bahwa bisnis kamu tetap berjalan lancar walaupun kamu tidak ada. Ini penting banget buat kamu para pelaku bisnis, lho.

5. Jadwalkan ‘hangout’

Tidak semua masalah yang muncul harus diselesaikan oleh kamu sebagai pemilik bisnis. Namun demikian, dalam beberapa kasus, bertemu tatap muka, bahkan walaupun hanya beberapa menit, sangat membantu untuk menenangkan karyawan saat menghadapi masalah pekerjaan dan mengubah situasi. Kamu sebagai pemilik bisnis bisa memanfaatkan ‘Google Hangouts’ ataupun Whatsapp Video Call di laptop, tablet, atau smartphone.

 

Menjalankan bisnis saat berlibur hanyalah satu dari banyak tantangan yang harus kamu hadapi sebagai pemilik bisnis. Kamu harus bisa meluangkan waktu untuk tetap online dan berkomunikasi dengan tim atau karyawan kamu. Hal ini menunjukkan kepedulianmu sebagai ‘pemilik bisnis’ sekaligus memastikan produktivitas tidak turun selama kamu berlibur. Jadi, mau liburan kemana besok?

 

Liburan tinggal sebentar lagi. Kalender cuti sudah menanti. Buat kamu yang bekerja di  kantor, apalagi yang berada di Jakarta serta kota-kota besar lainnya mungkin sudah merencanakan liburan. Libur lebaran ini memang sudah menjadi hari libur buat semua masyarakat Indonesia. Buat yang merayakan bakalan mudik atau berkumpul bersama keluarga besar. Bahkan banyak masyarakat yang menjadikan momen liburan ini buat travelling bareng keluarga atau pasangan.

Tik tok tik tok… di kantor mungkin kamu bolak-balik ngeliat jam, ‘kenapa hari berasa panjang banget ya?’ atau ketika Boss kasih kerjaan kamu merasa terlalu berat bebanmu, padahal mungkin ini aktivitas yang wajar sama seperti hari-hari biasanya. Apalagi kalau beberapa rekan kerja kamu sudah mulai cuti dan kamu merasa kantor semakin sepi.

Semua tanda-tanda ini menunjukkan kamu terkena ‘sindrom holiday mood’, lho. Apakah kamu mengalami semua tanda-tanda di atas? Padahal mungkin kamu masih punya job list yang harus dikerjakan. Gimana cara mengatasinya, ya? Berikut ada 5 cara mengatasi ‘sindrom holiday mood’ saat kerja.

1. Jangan Begadang

Salah satu cara praktis adalah ‘jangan begadang’. Kalau kamu mungkin terbiasa tidur lewat dari jam 00.00, maka cobalah untuk tidur lebih awal. Tidur lebih awal dan bangun lebih pagi membuat kamu lebih rileks dan semangat menjalani harimu. Tidur terlalu larut akan membuat kamu malas bangun pagi, dan ini bisa membuat kamu ke kantor dengan ‘setengah hati’. Begadang membuat mu kurang tidur dan lekas merasa letih. Hal ini bisa mengakibatkan kamu mengantuk saat bekerja di kantor.

2. Buatlah target

Temen kantor kamu cuti? Jangan terpengaruh dengan situasi ini, ya. Caranya adalah dengan membuat target dari apa yang sedang kamu kerjakan. Cobalah untuk membuat deadline dari job list yang kamu miliki.

Adanya target dalam bekerja bisa membuat kamu semakin termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaanmu, lho.

Dimulai dari membuat target, kamu akan bisa menentukan skala prioritas pekerjaan yang harus kamu selesaikan. Holiday mood bisa terlupakan karena kamu memiliki target yang jelas. Jangan tunda lagi, buruan bikin target dalam pekerjaanmu.

3. Jangan tunda pekerjaan

Kebiasaan menunda pekerjaan itu gak baik, lho. Cobalah untuk jangan menundanya. Kerjakan segera semua pekerjaan yang bisa kamu selesaikan di kantor. Semakin kamu menunda, semakin malas untuk menyelesaikannya. Menunda pekerjaan membuat pekerjaan mu semakin menumpuk. Menunda pekerjaan membuat pikiran mu tidak fokus dan semakin malas bekerja. Jadi, manfaatkan dengan baik semua waktu yang kamu miliki di kantor, ya.

4.Batasi buka sosial media

Nah, kalau kamu ada agenda liburan pada saat cuti bersama, maka kurangi penggunaan sosial media saat bekerja. Misalnya, jika terlalu sering membuka Instagram atau Facebook mungkin kamu akan melihat teman kamu update foto-foto di tepi pantai atau di tempat-tempat yang instagramable dan jauh dari hiruk-pikuk pekerjaan. Membuka sosial media bisa membuat kamu tergoda untuk memberikan komentar ‘wow asik banget liburannya, ini di mana?’ Ujung-ujungnya kamu bakalan kepo dan mencari alternatif tempat-tempat liburan yang menarik. Nah, kamu makin malas kerja deh, karena sindrom holiday mood kamu makin kuat. Cobalah untuk membatasi diri dan kurangi membuka sosial media saat bekerja, ya.

5. Musik groovy bisa jadi alternatif

Kalau kamu penat dengan pekerjaan yang gak kelar-kelar padahal liburan sudah menanti, cobalah untuk mendengarkan musik sambil bekerja. Mungkin selama ini kamu lebih suka genre musik yang klasik? Cobalah untuk mendengarkan musik groovy dan masukkan dalam playlist mu. Mendengarkan musik groovy bisa membawa suasana hati kamu lebih bergairah dan semangat, lho. Semakin semangat dalam bekerja pasti pekerjaanmu akan semakin cepat terselesaikan.

So, jangan khawatir! Dengan melakukan 5 cara di atas bisa membantu mu untuk lebih produktif dalam bekerja, lho. Hasilnya, kamu bisa lebih menikmati liburan mu besok karena semua pekerjaan sudah terselesaikan.

 

Perkembangan jaman gak cuma membawa perubahan pada teknologi, tetapi juga membangkitkan persaingan yang ketat di dunia bisnis. Teknologi digital yang berkembang di Indonesia jelas berpengaruh pada perkembangan dunia industri. Apabila suatu bisnis gak siap, maka besar kemungkinan akan tertinggal.

Gimana dengan bisnis kecil dan menengah, ya? Persaingan yang ketat di era digital ini membawa para pelaku bisnis baik kecil, menengah, maupun besar  harus membuat strategi buat bisa bertahan. Hal ini berlaku buat semua bidang bisnis, termasuk kuliner. Kalau kamu adalah pebisnis kuliner, kamu juga harus siap bersaing lho.

Menyikapi kondisi tersebut, EXCELLOKA by excellence.asia (12/5) di Pusat Informasi Publik Kota Semarang mengajak para entrepreneur lokal diskusi bareng Arif H Kusmadi (Pemilik Bandeng Juwana) dan Maulana Bayu S (CEO Madhang Indonesia).

Baca juga : 5 Aplikasi Yang Wajib Dimiliki Oleh Small-Business Owner

Ini dia tiga rahasia sukes dari Bandeng Juwana dan Madhang Indonesia. Penasaran? Yuk, kita simak…

1. Waktu bisa jadi peluang

Kita tentu tahu Bandeng Juwana adalah salah satu makanan khas yang bisa kita jumpai di Semarang. Orang-orang biasanya membeli oleh-oleh Bandeng Juwana saat mereka wisata ke Semarang. Bisa dibilang brand Bandeng Juwana ini udah legend banget. Bandeng Juwana hadir di Semarang sebelum social media marak digunakan oleh masyarakat. Hebatnya, brand ini masih bisa bertahan hingga saat ini.

“Bandeng Juwana adalah usaha keluarga yang didirikan oleh Dokter Daniel Nugroho. Dokter Daniel terinspirasi karena salah satu bakery di Jakarta sebelum tahun 1980an. Namun pada saat itu belum punya modal untuk buka bakery. Di Semarang sendiri sudah ada 7 pelaku usaha bandeng, jadi Bandeng Juwana bukan yang pertama buka, lho. Pada saat itu kita melihat peluang dari sisi waktu. Toko-toko yang lain bukanya siang. Kita memilih untuk buka lebih pagi jam 6.30 dan tutup jam 22.00,” cerita Arif.

Buka toko lebih awal dan tutup lebih malam, itu langkah konkret yang dilakukan Dokter Daniel dan membawa Bandeng Juwana sukses. Ini salah satu bentuk ketekunan, lho. Hingga saat ini pariwisata di Kota Semarang semakin berkembang dan ternyata hal ini membawa dampak yang positif. “Orang-orang yang mau ke bandara pagi, mereka bisa mampir ke toko kita karena pagi-pagi udah buka,” ungkap Arif.

2. Ide sederhana bisa jadi luar biasa

“Dulu saya kan merantau ke luar kota. Rasanya sering banget kangen sama masakan rumah, masakan Ibu saya. Berangkat dari situ saya sharing ke temen-temen, gimana kalau kita ngajak ibu-ibu rumah tangga buat jualan produk masakan mereka sendiri? Jadi seumpana kita di Jakarta, kita masih bisa merasakan masakan khas Semarang karena banyak juga orang asli Semarang yang sekarang tinggal di Jakarta,” kata Bayu.

Madhang Indonesia adalah salah satu start up di Indonesia. Madhang (Bahasa Jawa) yang berarti ‘makan’. Usaha ini membuka peluang untuk siapapun berjualan ‘masakan rumah’ secara online. Bisa dibilang aplikasi Madhang mempermudah siapapun untuk menemukan makanan, dimana para penjualnya sebagian besar adalah industri kuliner rumah tangga.

“Di Madhang Indonesia sekarang kita mengumpulkan para pedagang termasuk ibu-ibu rumah tangga untuk bisa jualan online, misalnya perkumpulan ibu-ibu PKK . Ibu-ibu jadi bisa jualan masakannya lewat Madhang Indonesia di rumahnya, sambil tetap momong anak,” ungkap Bayu.

Baca juga : 4 Tips Untuk Memulai Bisnis

 

3. Selera konsumen tetap nomor satu

Kedua bisnis yang bergerak di bidang kuliner ini sangat memperhatikan selera konsumen mereka, lho. Bandeng Juwana sebagai salah satu bisnis kuliner terbesar di Semarang juga melakukan beberapa adaptasi.

“Saat ini kita harus bener-bener mengikuti trend, termasuk perkembangan teknologi yang menghadirkan bandeng versi vakum. Kita juga bikin taste baru menyesuaikan taste customer, seperti bandeng teriyaki, sate bandeng, bandeng saus telur asin, dan masih banyak lagi,” kata Arif.

Hal ini juga dilakukan oleh Madhang Indonesia. Tidak hanya memperbanyak jumlah merchant, Madhang Indonesia juga memperhatikan jenis-jenis menu yang dijual.

“Menjadi platform kuliner saat ini persaingannya ketat banget, maka dari itu harus ada sesuatu yang berbeda. Kalo kita sekarang bisa open Pre Order (PO). Terus menu-menu juga semakin unik, misalnya spaghetti tempe dan makan vegetarian tahu dibikin seperti daging sapi,” ungkap Bayu.

Itu tadi tiga rahasia sukses dari Bandeng Juwana dan Madhang Indonesia. Buat kamu yang sedang berbisnis, ketiga hal tersebut bisa diterapkan juga lho. Apalagi buat kamu yang menjalankan bisnis kuliner. Kalau kamu masih galau dalam berbisnis, buruan cek http://www.excelloka.com.

 

Perkembangan dunia kewirausahaan juga tidak dapat dilepaskan dari pengaruh dunia digital. Tentunya kamu sebagai small-business owner juga harus dapat memanfaatkan hal ini. Bukan hanya sekedar mengikuti jaman, tetapi memanfaatkan perkembangan dunia digital ternyata juga ternyata dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan bisnis.

Perkembangan dunia digital membuat banyak aplikasi baru mulai bermunculan. Tidak hanya aplikasi yang bermanfaat bagi individu, tetapi juga banyak aplikasi baru yang dapat membantu bisnis. Small-business owner seperti kamu dituntut untuk tidak hanya berkerja keras, tetapi juga bekerja cerdas.

Baca juga: Mulai Aja Dulu dalam Berbisnis Bener atau Gak, sih?

Nah, dari sekian banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk bisnis, berikut adalah rekomendasi 5 aplikasi yang wajib dimiliki oleh small-business owner.

1.Drive by Google

Sekarang sudah bukan jamannya lagi untuk menyimpan file di USB. USB mudah hilang atau rusak. Sekarang jamannya menyimpan file kamu di cloud. Drive by Google adalah aplikasi penyimpanan cloud yang dapat kamu gunakan secara gratis. Kamu tidak perlu lagi khawatir kehilangan USB kamu. File presentasi kamu atau perhitungan budget ataupun surat yang sedang kamu kerjakan dapat kamu akses dimanapun juga (selama ada akses internet tentunya). File yang kamu simpan ini juga bisa dibagikan kepada rekan kerja kapan pun dibutuhkan.  Mudah bukan?

2.Slack

Dalam bisnis, komunikasi dengan team adalah hal yang paling penting. Slack bisa jadi salah satu aplikasi yang mendukung hal ini. Aplikasi ini dapat kamu gunakan secara gratis untuk berkomunikasi dengan team kamu. Kamu dapat mengelompokkan team sesuai perannya dan membuat ruang bicara yang berbeda untuk setiap topik,, misalnya ruang Marketing dimana kamu berbicara dengan team tentang strategi pemasaran, atau ruang Finance dimana kamu bertukar pikiran dengan team tentang anggaran maupun tagihan, dan sebagainya. Kamu juga bisa membuat supaya ruang tersebut hanya dapat diakses oleh team tertentu saja sehingga team selain Finance, misalnya, tidak dapat mengakses obrolan di ruang Finance. Slack juga bisa diakses di semua media, baik komputer, tablet, bahkan smartphone kamu lho.

3.Trello

Trello merupakan salah satu aplikasi yang bisa meningkatkan efektivitas kinerja kamu, lho. Aplikasi ini layaknya to do list tetapi dengan fitur-fitur yang lebih lengkap dan sangat nyaman digunakan untuk bekerja secara kolaborasi tanpa harus saling bertemu dalam satu tempat atau ruangan. Kamu bisa menambahkan lebih dari satu grup atau juga team kerja di dalam Trello yang bisa diatur sebagai private atau public. Board di dalam Trello bisa diasumsikan sebagai sebuah papan tulis besar tempat kita meletakkan to do list note. Penggunaan aplikasi Trello akan memudahkan kamu untuk melakukan monitoring kinerja team ataupun karyawan.

4.Evernote

Aplikasi Evernote ini bisa kamu unduh gratis,lho. Aplikasi ini bisa kamu gunakan untuk membantu mengingat segala hal. Selain bisa dijalankan di komputer pribadi, Evernote juga bisa diakses di smartphone dan tablet berbasis iOS serta Android. Dengan Evernote, kamu bisa merekam segala aktivitas saat kamu mengadakan meeting bersama team. Kamu bisa mendikte apa yang diucapkan dan otomatis dirubah menjadi teks di Evernote. Saat sedang brainstorming bersama team, kamu bisa membuat coretan ide yang muncul di papan tulis atau kertas kemudian gunakan Evernote untuk mengambil foto coretan kamu untuk kemudian disimpan dan diakses dengan mudah di kemudian hari. Ini cara cerdas untuk mencatat hasil meeting kan?

5.MailChimp

Dalam berbisnis, aktivitas pemasaran dan publikasi menjadi sangat penting. Apalagi buat kamu yang sedang fokus pada pengembangan bisnis. Nah, aplikasi MailChimp ini sangat berguna untuk membagikan informasi kepada customer melalui email. MailChimp ini bisa dikatakan sebagai layanan email marketing yang bisa kamu manfaatkan untuk bisnis kamu. Dengan MailChimp kamu bisa membuat newsletter dan mengirimkannya secara berkala ke semua customer kamu. Dan berita baiknya, MailChimp ini gratis lho walaupun ada batasan maksimum email yang dapat dikirim dalam 1 bulan tapi sudah lebih dari cukup kok untuk kamu yang baru mulai berbisnis.

Baca juga 4 Tips Untuk Memulai Bisnis

Kelima aplikasi di atas merupakan rekomendasi yang wajib dimiliki oleh kamu yang sedang memulai bisnis. Sudah saatnya kamu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Teknologi tidak hanya bisa membawa bisnis kamu berkembang, bahkan siap bersaing di dunia industri yang lebih luas. Jadi, tunggu apalagi? Gunakan teknologi supaya kamu bisa bekerja dengan cerdas.

Saat ini dunia digital berkembang banget dan banyak bisnis baru bermunculan. Perkembangan ini tentu membuka peluang buat kamu untuk menjadi entrepreneur. Kamu mungkin pengen buka usaha, tapi bingung mau buka usaha apa, ya? Atau kamu memikirkan jumlah modal yang harus dimiliki untuk bisa berbisnis. Nah, kemarin EXCELLOKA by excellence.asia hadir di Medan, lho. Dalam acara ini EXCELLOKA mengangkat tema “Women Entrepreneurs : We Can Do It”.

Acara ini diselenggarakan 21 April 2018 bertepatan dengan Hari Kartini bertempat di Ev Hive @Clapham Medan. EXCELLOKA mengundang dua pembicara perempuan buat berbagi kiat dalam berbisnis, lho. Bersama Alween Ong (Ketua TDA 3.0 Medan) dan Christine Lim (Fashion Designer) peserta diajak mendengar pengalaman mereka dalam berbisnis. Alween dan Christine adalah dua sosok perempuan asal Medan yang sukses merintis bisnisnya dan menjadi bukti bahwa perempuan juga bisa berbisnis.

Apa aja ya, tips untuk memulai bisnis ala Alween Ong dan Christine Lim?

1.Bangun rasa percaya diri

“Kegiatan saya keseharian adalah mengelola digital printing. Kalau ditanya kenapa saya mau jadi wirausaha? Karena saya yakin kalau dunia ini bisa berkembang sangat luas dan bisa membangun perekonomian negara kita,”kata Alween.

Dirinya mengakui bahwa dia adalah seorang sosiopreneurship. Alween membangun usaha bukan sekedar untuk keuntungan, tetapi membangun usaha berbasis kegiatan sosial.

“Bukan menjadi rahasia, bahwa permasalahan sosial dan ekonomi Indonesia adalah kemiskinan dan banyaknya pengangguran,” tutur Alween. Ia meyakini bahwa dengan berbisnis ia bisa membantu banyak orang, termasuk kedua orang tua yang dicintainya. Cerita Alween jadi bukti kalau kita harus punya rasa percaya diri dalam berbisnis, lho. Kalau gak percaya diri gimana bisa maju?

Baca juga: 5 Hal yang Harus Dimiliki untuk Menjadi Pebisnis Wanita Sukses

 

2.Mulai dari hobi

“Saya suka desain dari TK dan aku pengen hobi aku itu jadi profesi aku kelak,” ungkap Christine.

Ia adalah seorang fashion designer asal Medan yang juga memiliki hobi traveling. Dia mengatakan bahwa bisnis fashion yang sekarang dikelola olehnya berawal dari hobi. Hobi itu dia tekuni dan membawanya sukses dalam dunia bisnis fashion. “Saya kursus fashion design setelah SMA, dilanjutkan 1 tahun di jakarta. Kemudian saya balik Medan dan mencoba memulai.” Awalnya Christine dibantu kedua orang tuanya dalam permodalan dan dirinya membuka toko khusus untuk custom dress and wedding dress di Medan. Gak disangka, setahun menjalankan bisnis dirinya bisa mengembalikan modal dari kedua orang tuanya. Hingga saat ini Christine mengelola bisnis nya secara mandiri. Tentunya dengan penuh rasa senang, karena bisnis ini adalah passion yang dimiliki Christine Lim. Buat kamu yang tertarik untuk berbisnis, kamu bisa coba memulai dari hobi yang kamu sukai, lho.

3.Punya Komitmen

“Ngejalanin bisnis di tiga bulan pertama itu lagi on fire, semangat menggebu-gebu. Tiga bulan berikutnya mulai bingung soal penjualan atau konsumen. Terus sampai satu tahun dan sampai enam tahun bener-bener ngerasain gimana jatuh bangun dalam berbisnis,” kata Alween.

Dia mengatakan kalau mau berbisnis harus bener-bener punya komitmen. Jangan cepet puas ketika berhasil dan jangan gampang jenuh ketika bisnis yang kita jalankan sulit berkembang.

“Pada saat itu orang tua saya gak mendukung, karena beranggapan bahwa fashion design di Indonesia ini kurang bagus. Kalau mau bagus itu di luar negeri. Tapi karena saya sudah berkomitmen dari kecil sampai gede, dan orang tua saya mendengar hal itu. Akhirnya mereka mendukung saya, dengan catatan harus jalani sampai akhir. Karena banyak banget sekarang orang gak berkomitmen,” cerita Christine dalam EXCELLOKA Medan.

Kedua perempuan ini mengakui bahwa untuk berbisnis gak cuma butuh modal atau kemampuan, tetapi terlebih harus punya komitmen untuk setia ngejalanin bisnis. Kita gak boleh cepet jenuh, apalagi putus asa kalau bisnis yang kita jalankan hasilnya belum sesuai harapan. Agar bisa mencapai tujuan keberhasilan, kita harus punya komitmen.

Baca juga: Empat Penyebab Kegagalan Mencapai GOAL

 

4.Mau belajar

Belajar itu gak cuma dimulai dari TK sampai kuliah, lho. Dalam kehidupan keseharian kita juga harus belajar, termasuk dalam berbisnis. “Ketika ngejalanin bisnis, saya semakin menyadari kalo dalam berbisnis ini gak cuma mikirin untung atau rugi. Saya juga belajar tentang komunikasi, tentang gimana cara menuangkan ide, hingga hal-hal teknis lain yang harus saya pelajari juga,” kata Alween. Sedangkan Christine berkata, “Awal memulai bisnis saya gak ngerti gimana cara ngitung untung rugi, dan saya belajar dari mama saya. Hingga akhirnya saya bisa mengelola bisnis sendiri secara mandiri.” Christine mengungkapkan bahwa dia harus banyak belajar tentang cara mengelola bisnis dari kedua orang tuanya. Begitu juga dengan Alween, dirinya mengatakan bahwa dia juga banyak belajar tentang berbisnis melalui coaching dan komunitas-komunitas.

Jadi, buat kamu yang mau memulai bisnis sudah siapkah melakukan 4 hal tersebut?

Check http://www.excelloka.com

 

Siapa yang tidak kenal dengan Facebook, media sosial terbesar di dunia yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg. Menurut Statistica.com, Daily Active Users (DAUs) atau pengguna aktif harian dari Facebook pada kuartal IV tahun 2017 mencapai 1,4 miliar orang. Jumlah ini bahkan lebih besar dari jumlah penduduk di Tiongkok (1.379 miliar orang) yang merupakan negara dengan penduduk terbesar di dunia. Di Indonesia sendiri tercatat lebih dari 140 juta orang memiliki akun Facebook dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pengguna Facebook terbesar ke-3 di dunia, setelah India dan USA. Tidak diragukan lagi, hampir setiap orang di belahan dunia manapun dengan berbagai latar belakang, memiliki akun Facebook.

Banyaknya pengguna ini pun membawa Facebook menjadi salah satu perusahaan raksasa di dunia. Menurut Fortune.com, market capitalization dari Facebook di 2018 mencapai hampir 500 milyar US Dollar.

Kendati sudah menjadi salah satu perusahaan raksasa di dunia, Facebook ternyata masih dapat terkena kasus hukum. Baru-baru ini Facebook menjadi sorotan dunia karena kasus pencurian data pribadi. Diberitakan oleh TheGuardian.com, lebih dari 50 juta pengguna Facebook (belakangan ternyata lebih dari 87 juta pengguna) telah dicuri datanya dan digunakan oleh perusahaan konsultan politik asal Inggris, Cambridge Analytica, tanpa ijin pemiliknya. Hal ini menyeret Facebook ke dalam kasus hukum di USA.

Di Indonesia, tercatat lebih dari 1 juta data pengguna Facebook asal Indonesia juga ikut dicuri dalam kasus ini. Pemerintah Indonesia pun mengancam akan menutup Facebook karena kasus pencurian data ini.

Dari kasus yang dialami Facebook, kita dapat melihat bahwa aspek hukum tidak bisa disepelekan. Facebook lalai dalam menjaga data pribadi penggunanya dan membawa perusahaan raksasa ini ke dalam kasus yang sangat sulit ini. Implikasi negatif dari kasus ini, seperti yang ditulis oleh Fortune.com, bahkan sudah mulai terlihat dengan turunnya nilai saham Facebook hingga 15% sejak mulai pemberitaan kasus ini.

Lalu pelajaran apa yang bisa kamu ambil dari kasus Facebook ini? Sebagai pemilik bisnis, kamu tidak boleh lalai dalam memperhatikan aspek hukum dalam menjalankan bisnis kamu. Setidaknya ada tiga aspek hukum yang penting dan tidak boleh kamu kesampingkan dalam menjalankan bisnis:

1.Perijinan usaha

Apakah kamu sudah melakukan perijinan usaha? Hal ini sangat penting bagi kamu yang menjalankan bisnis. Perijinan usaha harus dilakukan, bukan hanya untuk menjadi warga negara yang taat hukum saja, tetapi juga untuk melindungi bisnis yang kamu sedang kelola.

2.Perjanjian kerja sama dengan rekan bisnis

Apabila kamu menjalankan bisnis dengan menjalin kerja sama, maka kamu harus memiliki surat perjanjian kerja sama dengan rekan bisnis kamu ini. Surat perjanjian ini hendaknya disepakati bersama dan memiliki kekuatan hukum. Surat perjanjian ini sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kecurangan maupun perselisihan di kemudian hari. Walaupun kamu bekerja sama dengan teman dekat kamu dalam menjalankan bisnis, kamu tetap harus memiliki surat perjanjian kerja sama. Apakah kamu sudah melakukan hal ini?

3.Kontrak kerja karyawan

Kerja sama yang terjadi dalam bisnis bukan hanya dengan rekan bisnis saja, tapi juga dengan karyawan kamu. Dalam mengelola karyawan, tidak hanya diperlukan kemampuan leadership yang baik. Kamu sebagai pemilik bisnis, juga harus memiliki kontrak kerja sama  dengan karyawan kamu. Hal ini sangat penting untuk bisa membangun sistem yang profesional. Mulai dari besarnya gaji, besarnya tunjangan, sistem penilaian karyawan dan jenjang karir harus tertulis dalam surat kontrak kerja karyawan.

Ketiga hal di atas bisa mulai kamu terapkan sekarang. Sebagai pelaku bisnis, sudah saatnya kamu paham tentang aspek hukum. Hukum bukan untuk ditakuti, tetapi untuk disikapi dengan bijak. Nah, kalau kamu belum memahami aspek-aspek hukum dalam bisnis, maka ini saatnya kamu untuk belajar.

Apa saja kesalahan di aspek legal yang biasa dilakukan oleh Small-Business owner dan bagaimana mengatasinya? Simak LOKA 7 : “Legal Mistakes Small Businesses Make and How to Avoid Them” pada hari Sabtu, 5 May 2018 (09.00-12.00) bersama Raditya Kosasih (Legal Consultant dari Catra Moira).

Daftar sekarang juga di www.excelloka.com/loka-7

Komitmen kamu untuk menjadi wirausahawan dimulai sekarang!

#cumabutuhkomitmen

 

Apakah kamu pernah mendengar tentang chatbot? Menurut kamus Oxford, chatbot adalah sebuah program komputer yang didisain untuk mensimulasikan percakapan dengan pengguna manusia, biasanya percakapan dengan media teks melalui koneksi internet. Chatbot juga terkadang didukung dengan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Sekarang mulai banyak perusahaan yang menggunakan chatbot untuk melakukan interaksi dengan pelanggan, tidak hanya di luar negeri tetapi juga di Indonesia. Telkomsel, Unilever, Mandiri, BCA, hingga  PT Pos adalah beberapa perusahan di Indonesia yang sudah menggunakan chatbot dalam interaksi dengan pelanggan.

Tidak hanya itu,  online shop yang juga bahkan sudah mulai menggunakan chatbot untuk berkomunikasi dengan pelanggan maupun calon pelanggan mereka. Chatbot dapat langsung menyapa secara otomatis ketika pelanggan mengajukan pertanyaan atau menangani order ketika pelanggan ingin memesan barang. Canggih banget ya.

Gartner, sebuah lembaga survey terkemuka di dunia, memprediksi bahwa di tahun 2020 setidaknya 85% hubungan antara pelanggan dengan perusahaan tidak lagi melalui interaksi dengan manusia.

Apakah ini berarti peran Customer Service yang selama ini dilakukan oleh manusia akan digantikan oleh chatbot? Mari kita simak sisi positif dari chatbot berikut ini:

1. Dapat beroperasi terus tanpa perlu berhenti.

Ini mungkin adalah sisi positif yang paling utama dari chatbot. Chatbot dapat beroperasi terus selama 24 jam sehari, 365 hari setahun, tanpa perlu istirahat. Kalau Customer Service mungkin masih perlu istirahat makan siang atau setidaknya berganti shift ya.

2. Dapat menangani banyak pertanyaan sekaligus.

Sekalipun ada banyak pertanyaan yang masuk dalam waktu yang bersamaan, chatbot dapat menjawab semua sekaligus. Coba bayangkan berapa orang Customer Service yang harus disediakan untuk menangani 100 pelanggan yang bertanya dalam waktu bersamaan? Kalau misalnya hanya ada 10 orang Customer Service, maka 90 pelanggan yang lain terpaksa harus menunggu untuk dilayani dan kamu pasti tidak suka menunggu lama kan?

3. Lebih murah

Masih ada hubungan dengan sisi positif nomor 2 di atas, semakin banyak Customer Service yang harus disediakan tentu akan membuat biaya semakin besar. Namun tidak demikian dengan chatbot. Memang benar ada biaya development di awal yang harus dikeluarkan tapi ini tidak sebesar kalau kita misalnya harus menyediakan 100 orang Customer Service kan?

Kendati Chatbot memiliki sisi positif seperti yang disampaikan di atas, ternyata dari hasil studi yang dilakukan oleh Accenture  menunjukkan bahwa 83% pelanggan lebih menyukai berinteraksi dengan Customer Service manusia.

Mengapa begini ya? Yuk kali ini kita simak sisi positif dari Customer Service manusia berikut ini:

1. Bisa menangani masalah yang kompleks maupun sederhana.

Ya, memang chatbot dapat menjawab dengan cepat dan tepat untuk permasalahan yang sederhana, namun seringkali permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan sangat kompleks. Di sini Customer Service jauh lebih unggul daripada chatbot.

2. Dapat menunjukkan empati dan peka terhadap emosi.

Ketika pelanggan menghadapi masalah, hal yang paling penting sebenarnya bagi pelanggan adalah Customer Service yang dapat memahami mereka. Empati memainkan peranan yang sangat penting terutama ketika pelanggan mengalami kekecewaan atau bahkan frustasi karena permasalahan yang dihadapi, dan kemampuan untuk menunjukkan empati adalah sisi positif utama dari Customer Service manusia.

Nah, itu dia perbandingan sisi positif dari chatbot dan Customer Service. Walaupun memang chatbot akan terus berkembang dalam tahun-tahun mendatang dan mungkin akan memainkan peranan yang lebih besar lagi dalam interaksi dengan pelanggan, namun bukan berarti peranan manusia sebagai Customer Service akan hilang.

Apapun pilihan kamu, chatbot atau Customer Service, keduanya harus disiapkan dengan baik. Chatbot harus diprogram dan Customer Service harus dilatih, dan keduanya harus dapat mencerminkan budaya pelayanan yang ekselen.

Bagaimana mempersiapkan agar bisnis kamu punya budaya pelayanan yang ekselen? Simak LOKA 6 : “Building Service Excellence Culture for Small Business” pada hari Sabtu, 28 April 2018 (09.00-12.00) bersama Reny Santoso (Founder dan CEO Morrigan Services).

Daftar sekarang juga di www.excelloka.com/loka-6

Komitmen kamu untuk menjadi wirausahawan dimulai sekarang!