Hasil analisis Global Burden of Disease tahun 2004 didapatkan bahwa 15,3 % populasi dunia (sekitar 978 juta orang dari 6,4 miliar estimasi jumlah penduduk tahun 2004) mengalami disabilitas sedang atau parah, dan 2,9% atau sekitar 185 juta mengalami disabilitas parah. Pada populasi usia 0-14 tahun prevalensinya berturut-turut adalah 5,1% (93 juta orang) dan 0,7% (13 juta orang). Sedangkan pada populasi usia 15 tahun atau lebih, sebesar 19,4% (892 juta orang) dan 3,8% (175 juta orang).

Dari hasil analisis di atas membuktikan masih banyaknya disabilitas, termasuk di Indonesia. Data Susenas 2003, ABK usia sekolah berjumlah 679.048 dan sebagian dari mereka (85,6%) berada di masyarakat dan sebagian kecil (14,4%) berada di institusi yaitu sekolah dan panti/ Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).

Ironisnya, sebagian dari masyarakat masih menganggap anak dengan disabilitas sebagai aib keluarga sehingga orang tua/keluarga cenderung menyembunyikannya dan kurang memperhatikan kebutuhan anak sesuai hak anak, baik di bidang pendidikan maupun kesehatan dan bidang lainnya. Demikian pula dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya lapangan kerja bagi disabilitas juga merupakan keprihatinan masyarakat di Indonesia.

Melihat fenomena tersebut, excellence.asia sebagaiProfessional Trainers & Coaches Marketplace for Corporates and Individuals” mendukung YPAC Nasional menyelenggarakan “Pelatihan Start-up Kewirausahaan Berbasis IT bagi Penyandang Disabilitas” pada Oktober-Desember 2018 sebanyak 25 pertemuan. Acara ini didukung oleh Tokopedia untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha bagi penyandang disabilitas. Pada bulan Oktober ini pelatihan yang diselenggarakan mengangkat tema tentang Success Story (18 Oktober 2018), Business Model (22 Oktober 2018), Value Proposition Design (25 Oktober 2018), dan Web & Mobile Aps, Branding (29 Oktober 2018).

Pada pertemuan bertema “Success Story” dihadiri oleh 18 peserta di YPAC National IT Training Centre. Dalam kesempatan ini peserta diajak untuk mendengar cerita perjuangan hidup para pembicara dalam mencapai kesuksesan. Pertemuan pertama ini bertujuan memberikan motivasi bagi semua peserta agar nantinya peserta dapat mengikuti berbagai pelatihan lain yang akan diselenggarakan dalam rangkaian program Pelatihan Startup Kewirausahaan Berbasis IT. Peserta yang hadir terdiri dari 12 orang disabilitas pendengaran, 4 orang disabilitas developmental, 3 orang dengan keterbatasan, dan 1 remaja dengan autisme. Semua peserta yang mengikuti pelatihan ini telah melalui proses seleksi pemahaman akan cara penggunaan komputer dan internet, serta tes membuat laporan.

“Kita gak boleh malu karena kita memiliki keterbatasan,” ungkap Monica Linda dari CipCip Community. Sosok yang akrab disapa Linda adalah seorang disabilitas penglihatan yang merintis bisnis bernama Cip Cip Store. Dia mengakui bahwa dirinya merintis bisnis ini dari awal.

Linda menceritakan perjalanan bisnisnya dari awal hingga saat ini. “Awalnya saya cuma punya dua kulkas, satu kulkas kecil dan satu kulkas dengan dua pintu. Itu Pun bukan kulkas yang bagus. Namun sekarang saya sudah bisa memiliki 9 kulkas dan beberapa freezer untuk bisnis saya. Semua ini tentu tidak bisa berkembang sendiri, tetapi saya bekerja sama dengan teman-teman, kami saling membantu dan menguatkan” kata bu Linda.

CipCip Community merupakan komunitas para disabilitas untuk bisa berbagi dan berkembang bersama. CipCip adalah singkatan dari Cerita Inspiratif Para Disabilitas tentang Cinta, Iman, dan Pengharapan. Sedangkan CipCip Store sendiri didirikan dengan tujuan untuk memberdayakan dan memberi lapangan usaha bagi para penyandang disabilitas. Produk yang dijual berupa makanan dan snack. Linda menjadi bukti bahwa disabilitas juga bisa menjadi seorang entrepreneur.

“Asalkan kita mau belajar, pasti bisa,” ungkap Linda.

Linda menyampaikan kepada semua peserta bahwa disabilitas selalu memiliki kesempatan untuk maju, tentunya dengan berusaha dan terlibat dalam komunitas. Tidak hanya itu, menjadi entrepreneur merupakan salah satu alternatif yang bisa dilakukan oleh disabilitas. Tidak harus memiliki modal yang besar, tetapi bisa menjadi dropshipper. Apalagi saat ini sudah banyak sosial media dan marketplace yang bisa dimanfaatkan untuk berjualan secara online, sehingga yang perlu dilakukan adalah belajar memanfaatkan internet dan teknologi yang ada.

Pada kesempatan ini hadir juga Herman Wahidin. Saat ini sosok yang akrab disapa Herman menjabat sebagai manajer di salah satu perusahaan asuransi di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Herman menjadi sosok yang spesial karena walaupun ia seorang disabilitas fisik, tetapi ia mampu membuktikan kemampuannya. Bahkan ia bisa mengembangkan karirnya di tengah persaingan yang ketat. Walaupun memiliki keterbatasan Herman tetap bisa berprestasi, terbukti dari gelar Master of Information Systems  dari The University of Melbourne yang diraih saat kuliah.

Sosok yang sangat inspiratif ini mengungkapkan beberapa contoh yang telah dia lakukan dalam usaha meningkatkan diri dan bermanfaat untuk orang lain, yakni meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri dalam pekerjaan; meningkatkan kemandirian; meningkatkan pengetahuan dan kompetensi diri; aktif dalam pelayanan di gereja; aktif dalam komunitas penyandang disabilitas; dan memanfaatkan ilmu dan pengetahuan.

“Bagi saya kebahagiaan adalah kemampuan untuk selalu dapat bersyukur dan kesuksesan merupakan kemampuan untuk terus meningkatkan diri dan bermanfaat untuk orang lain,” ungkap Herman.

Para pembicara memberikan inspirasi kepada peserta untuk mau berjuang dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Tidak hanya itu, dalam acara ini masing-masing peserta diajak untuk merumuskan 5 hal yang membuat mereka bersyukur. Hal ini sebagai salah satu tahap untuk membangkitkan semangat peserta agar nantinya bisa mengikuti rangkaian program pelatihan dengan baik.

“Ada 5 hal yang membuat saya selalu bersyukur. Pertama, saya memiliki orang tua yang selalu mendukung saya. Kedua, saya bersyukur karena Tuhan selalu memberkati hidup saya. Ketiga, saya bersyukur memiliki banyak teman dan saya tidak pernah merasa sakit hati. Keempat, walaupun saya tidak bisa mendengar dan tidak bisa berbicara, saya tetap bisa sekolah dan kuliah. Ketika saya kesulitan untuk belajar, saya memiliki teman dekat yang selalu mau membantu saya. Kelima, saya bersyukur walaupun saya tidak bisa mendengar dan tidak bisa berbicara, tetapi saya tetap memiliki kelebihan,” ungkap Riza Ahmad Fauzi salah satu peserta workshop.  

MAKERFEST merupakan sebuah platform independen yang memiliki misi untuk mencari, mengedukasi dan menginspirasi kreator Indonesia. MAKERFEST hadir untuk merealisasikan dan mengembangkan ide usaha kreatif hingga dapat menjadi brand masa depan Indonesia yang mendunia. Pada 29-30 September 2018 MAKERFEST Festival hadir di Surabaya dengan melibatkan 30 kreator lokal. MAKERFEST memberikan kesempatan para kreator untuk mengikuti festival showcase dan mempresentasikan ide uniknya kepada masyarakat lewat festival City Big Bang.

Chairman MAKERFEST 2018, William Tanuwijaya, menjelaskan hadirnya MAKERFEST untuk mendorong UMKM, khususnya kreator lokal, agar semakin naik kelas. MAKERFEST hadir sebagai panggung online dan panggung offline bagi para kreator Indonesia untuk merealisasikan dan mengembangkan ide usaha kreatif mereka. Pihaknya berharap ajang ini mampu berkontribusi terhadap penciptaan ekosistem bisnis yang lebih kondusif.

“Kami berharap, dari ajang ini, akan semakin banyak usaha kecil yang dapat tumbuh menjadi industri lalu dari industri menjadi brand-brand masa depan Indonesia yang mendunia,” tutur William.

Selain bazaar, festival dan kompetisi, MAKERFEST juga memberikan kesempatan kepada para kreator lokal mengikuti workshop untuk mengembangkan bisnisnya. Sejalan dengan visi dari MAKERFEST, dalam acara ini MAKERFEST mengajak EXCELLOKA untuk memberikan pelatihan secara intensif kepada 30 kreator lokal Surabaya yang terpilih.

EXCELLOKA sendiri merupakan program pelatihan berkelanjutan untuk UKM Indonesia yang diinisiasi oleh excellence.asia. EXCELLOKA telah diresmikan pada Selasa, 6 Maret 2018 bersamaan dengan Pembukaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Hadirnya EXCELLOKA bertujuan untuk memberikan pelatihan gratis secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas UMKM, mulai dari pemasaran, penjualan, branding, pelayanan pelanggan, hukum, administrasi, keuangan, akuntansi, pajak, operasional, dan sumber daya manusia. Metode yang digunakan dalam EXCELLOKA adalah gabungan antara online training dan offline workshop. Hingga saat ini sudah berjalan 19 LOKA di Jakarta dan roadshow di Bandung, Semarang, Medan, serta Palembang.

 

Bekerja sama dengan MAKERFEST, EXCELLOKA memberikan Pelatihan Intensif selama 2 hari (2-3 Oktober 2018) kepada 30 kreator lokal Surabaya. Pelatihan Intensif kali ini mengangkat tema tentang “Business Mastery to Action” di MaxOneHotels Tidar, Surabaya. Pada pelatihan ini peserta belajar banyak hal untuk mengembangkan bisnis mulai dari menciptakan entrepreneur mindset, melakukan validasi business model, hingga membuat revenue model dari bisnis yang dimiliki oleh peserta.

“Sebagai Business Owner, kita tentu tidak boleh lupa untuk selalu belajar, terutama belajar hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis. Dalam kesempatan ini, EXCELLOKA membantu para peserta MAKERFEST dengan memberikan pelatihan intensif tentang bagaimana melakukan melakukan validasi business model hingga membuat action plan sehingga dapat membuat perencanaan pengembangan yang tepat untuk bisnis yang sedang dirintis ini,” ungkap Viktor Yanuar S, CEO dan Co Founder excellence.asia.

 

Jakarta, 31 Agustus 2018 – Banyak orang bilang bahwa bisnis fashion dan kuliner adalah bisnis yang tidak akan pernah mati. Namun pada kenyataannya jelas tidak semudah itu. Kita tahu bahwa dunia fashion terus berjalan mengikuti tren, begitu cepat perubahan terjadi dalam dunia fashion. Apalagi dengan perkembangan teknologi membawa persaingan pasar tidak hanya terjadi secara offline, banyak online shop bermunculan dengan harga bersaing. Hadirnya sosial media dan marketplace tidak hanya membuka peluang bisnis bagi entrepreneur, tetapi juga menjadi tantangan bagi pelaku bisnis untuk bisa bersaing.

Tidak hanya industri fashion yang berkembang pesat, perkembangan pesat juga terjadi pada industri makanan dan minuman. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 4,41% secara tahunan pada kuartal II/2018. Pertumbuhan ini didorong oleh industri makanan dan minuman yang tumbuh sebesar 8,67% y-o-y, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,48%.

Hal ini jelas menunjukkan perkembangan yang positif bagi Indonesia. Namun bagi para entrepreneur hal ini tidaklah mudah, karena entrepreneur khususnya small business owner harus bisa bersaing dengan pelaku bisnis lainnya. Tantangan semakin besar, maraknya penggunaan sosial media tidak hanya membuka peluang pasar, tetapi menjadi tantangan bagi small business owner untuk membangun strategi agar bisa bertahan dan meningkatkan kualitas bisnisnya.

Berangkat dari situasi tersebut, excellence.asia melalui program EXCELLOKA bekerja sama dengan Backspace Lippo Mall Puri mengadakan diskusi bisnis bersama para pembicara profesional yang diselenggarakan Jumat, 31 Agustus 2018 (13.00-17.00) di Lippo Mall Puri (Atrium 1) bersama Aditya Kristanto Gunawan (Founder Pakar.co.id), Michiko Sutanto (Senior Manager on Marketing Strategy at Lemonilo), Nina Moran (CEO Go Girl! Magz), Andrew Darmadi (CEO Halosis.co.id), dan Nigg Dional (CoFounder Alezalabel.com). Acara ini akan dipandu oleh Viktor Yanuar S (CEO dan CoFounder excellence.asia).

Dalam Data Statistik dan Hasil Survei Ekonomi Kreatif oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, kendala terbesar pelaku usaha ekonomi kreatif adalah pemasaran produk di dalam negeri mencapai 41,89 persen. Kendala berikutnya diikuti oleh kemampuan riset dan pengembangan sebesar 37,4 persen.

Dalam event EXCELLOKA Goes to Mall, Viktor Yanuar S menyampaikan bahwa pemasaran masih dilakukan secara sporadis oleh pelaku UMKM. excellence.asia sendiri hadir melalui program excelloka untuk memberikan pelatihan bisnis yang berkualitas bagi UMKM.

”Contohnya di sektor makanan, mereka hanya promosi pada saat ada bazar,” kata Viktor. Sebagian besar small business owner masih melihat bisnis yang dikelola sebagai kerja sampingan. Belum ada komitmen penuh untuk mengembangkan bisnisnya.

Kita tentu tahu bahwa di era digital ini banyak penjual memiliki situs dan akun media sosial. Hal yang sangat lumrah mereka menggunakan sosial media dan marketplace untuk berjualan. Namun persoalannya adalah small business owner belum memanfaatkannya dengan maksimal.

Pada kesempatan EXCELLOKA Goes to Mall, hadir Co-Founder Pakar, Aditya Goenawan. Ia mengatakan, digital marketing dibagi menjadi tiga bagian, yaitu beriklan melalui internet, branding lewat sosial media, dan marketplace seperti e-dagang.

”Pemasaran melalui internet lebih murah dari media konvensional,” tuturnya. Sekali pasang sebuah baliho di jalan dapat mencapai miliaran rupiah, sedangkan di internet bervariasi di angka Rp 1 juta hingga puluhan juta rupiah.

Dari sisi target pembeli, pemasaran melalui internet bisa dalam berbagai format berupa teks, foto, grafis, dan video. Sebagai small business owner yang melakukan pemasaran di internet harus mengecek efektivitas dari aktivitas yang dilakukannya. Caranya adalah dengan melihat infografis dari iklan yang dipasang.

Small business owner juga bisa memasang iklan melalui Google, Facebook, dan Instagram. Namun harus jeli dalam menentukan target agar promosi bisa berjalan efektif sesuai dengan target pasar yang ditentukan. Senior Manager on Marketing Strategy Lemonilo Michiko Sutanto menambahkan, dalam memasarkan produk di media sosial, pelaku UMKM masih susah dalam mendeskripsikan produk.

”Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan target konsumen sehingga mereka bisa memiliki ikatan dengan produk,” kata Michiko. Adapun Lemonilo adalah perusahaan e-dagang di bidang makanan sehat.

Tidak hanya membahas tentang media yang digunakan untuk melakukan pemasaran dan promosi, tetapi pada kesempatan EXCELLOKA Goes to Mall juga membahas tentang “citra dari brand yang dimiliki small business owner”  bersama Founder RAN Looks Oya Miranti.

Citra yang dibangun oleh small business owner perlu disesuaikan dengan produk yang ditawarkan. ”Hal itu memengaruhi kondisi psikologis calon konsumen untuk menerima produk kita,” tuturnya. Para small business owner diharapkan dapat membangun strategi yang tepat dalam melakukan aktivitas pemasaran dan promosi, terutama dalam memanfaatkan media sosial ataupun platform yang ada. Pengembangan kualitas bisnis harus dilakukan dengan komitmen agar bisnis dapat sukses dan mampu bersaing di pasar nasional, bahkan internasional.

Palembang, 28 Juli 2018 – Asian Games 2018 sudah dekat. Ini adalah event olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade, dan Indonesia menjadi tuan rumah untuk gelaran akbar ini, yaitu di kota Jakarta dan Palembang. Pemerintah Indonesia memprediksi lebih dari 3 juta turis asing akan datang ke Indonesia selama 2018 yang salah satunya dipicu oleh event olahraga akbar ini.

Dari pengalaman di berbagai negara, penyelenggaraan event olahraga akbar yang sangat besar seperti ini akan membawa dampak positif kepada infrastruktur, pariwisata, dan lapangan pekerjaan. Intinya ekonomi Indonesia akan terangkat oleh Asian Games 2018 dan sebagai Small Business Owner harus bisa memanfaatkan momentum “Energy of Asia” ini.

Bagaimana memanfaatkan momentum Asian Games 2018 ini untuk memperbesar bisnis UMKM? excellence.asia melalui program EXCELLOKA hadir di Palembang mengajak para pelaku bisnis lokal untuk berdiskusi dengan tema How to Elevate Your Business Using Asian Games Momentum. Acara yang berlangsung di Maxone Hotel Palembang ini dihadiri oleh 30 pelaku bisnis UMKM. Dalam acara yang dipandu langsung oleh CEO dan CoFounder excellence.asia, Viktor Yanuar S, EXCELLOKA menggandeng para pembicara yakni Taufik Hidayat (INASGOC Palembang), Anton Huang (Pemilik Pempek Lince), dan H. Apran Abdi, SS (Ketua Komunitas TDA Palembang).

“Momen Asian Games ini menjadi marketing besar untuk Palembang. Bayangkan saja sekarang 45 negara di Asia menjadi familiar dengan nama Palembang. Pada tahun 2014 Pemerintah Sumatera Selatan itu memperjuangkan agar nama Palembang muncul dalam logo Asian Games dan ini tentu berdampak positif untuk Palembang. Perumahan, properti, makanan, dan berbagai jenis bisnis lainnya akan laris,” ungkap Taufik Hidayat.

Sebagai Panitia Daerah Asian Games, Taufik juga memaparkan bahwa momen Asian Games ini merupakan sport tourism yang bisa dimanfaatkan. Jakabaring bisa menjadi paket wisata yang sangat menarik dan ini mendukung berkembangnya perekonomian daerah.

Apran juga mengatakan bahwa para pengusaha bisa memanfaatkan momentum ini. Sebagai pengusaha harus jeli melihat momentum.

“Dalam bisnis kita tidak bisa berdiam diri di sudut ruangan dan kemudian bunuh diri. Kita harus melihat menganalisa tren yang akan datang. Jika tidak, maka tanpa disadari bisnis kita lama-lama menjadi tidak relevan, sepi, dan tutup,” kata Apran.

Asian Games Jakarta-Palembang bahkan telah terdengar sejak 2013, sehingga seharusnya gerakan yang muncul di kalangan para pengusaha bukanlah gerakan ‘kagetan’. Sebagai pengusaha alangkah lebih baik jika sudah mengatur strategi lebih awal untuk memanfaatkan momen sebagai sarana mengembangkan bisnis.

Dalam acara ini, Anton Huang sebagai Pemilik Pempek Lince berpendapat bahwa dirinya memanfaatkan momen Asian Games untuk mengambangkan bisnisnya.

“Waktu Sea Games 2011 saya bikin usaha musiman bernama Palembang Tour, karena saya meyakini bahwa orang dateng gak sekedar cari kuliner. Tahun 2011 saya gak punya mobil, sekarang saya bisa punya banyak mobil karena kerja sama dengan para driver online,” kata Anton.

Anton pun mengakui bahwa Pempek Lince berkembang bukan dari offline store, melainkan dari online store. Sebelum merintis bisnis kuliner Anton memiliki usaha di bidang jasa pembuatan website. Saat itu dirinya mencoba menawarkan jasanya kepada penjual pempek, namun seringkali ditolak. Dari situlah ia termotivasi untuk membuat website pempek dan tanpa disangka niat yang ia tekuni ini berujung pada keberhasilan.

“Dari awal Pempek Lince berdiri saya menanamkan mindset ‘saya gak boleh berharap bantuan apapun’. Kita berusaha mengembangkan produk kita dengan berbagai inovasi. Salah satunya dengan menghadirkan beberapa rasa cuko menyesuaikan dengan selera konsumen. Kelebihan kita adalah memiliki 4 rasa cuko. Saya berpikir bagaimana caranya menarik orang agar mendekat, bukan kita yang mendekat,” ungkap Anton.

Taufik sendiri mengajak agar para pengusaha lokal Palembang dapat memanfaatkan momentum Asian Games sebagai sarana mempromosikan bisnis.

“Semua produk Asian Games seperti merchandise, kaos, dll mungkin hanya akan laris selama Asian Games. Setelah itu akan sulit lagi dijual karena Asian Games sudah berakhir. Nah, sebagai pengusaha kita harus berinovasi dengan berpikir bagaimana caranya dengan momen Asian Games yang sebentar ini bisa membuat brand bisnis kita diingat terus oleh para pendatang,” kata Taufik.

Tidak hanya Taufik Hidayat sebagai Panitia Daerah Asian Games Sumatera Selatan yang hadir dalam acara ini, Ana Heryana MT, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM juga hadir dan mendukung EXCELLOKA.

“Saya yakin program EXCELLOKA ini akan banyak bermanfaat bagi UMKM, mudah-mudahan ke depan kita dapat bekerja sama. Saya mengharapkan acara ini dapat bermanfaat dan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Jalan-jalan di jembatan ampera, singgah sebentar untuk berselfi ria. Dengan program EXCELLOKA dari excellence.asia, kita wujudkan UMKM yang berkarya,” ungkap Ana Heryana MT.

Jakarta, 21 Mei 2018 – excellence.asia berkunjung ke IDN Media yang berkantor di Gedung IDN Creative Lab Jakarta Barat. Dalam program media visit kali ini Viktor Yanuar S (CEO dan CoFounder excellence.asia), Richard Tirtadji (CFO excellence.asia) dan Paskalia (Public Relations Associate excellence.asia) berdiskusi bersama Fira Basuki (Head of Communication and Strategy IDN Media) dan Adita Putri (PR and Partnership IDN Media).

Media Visit  ini merupakan salah satu strategi untuk memperluas jaringan excellence.asia sebagai marketplace yang bergerak dalam bidang professional education. Kalian pasti tau dong, kalau IDN Media merupakan  salah satu media millenials di Indonesia. Tidak hanya itu, IDN Media sendiri memiliki beberapa unit bisnis yang terdiri dari IDN Times, Popbela.com, Popmama, Yummy, IDN Event, IDN Creative, dan IDN Creator Network. Jelas banget kalau IDN Media ini jadi salah satu media online yang famous di kalangan generasi millenials.

“Kami sangat senang karena excellence.asia mau berkunjung ke kantor IDN Media, kita ada dua kantor di Jakarta dan Surabaya” ungkap Fira Basuki.

Kehadiran excellence.asia disambut baik oleh IDN Media. Tidak hanya itu, dalam program media visit ini Fira Basuki juga mempresentasikan sejarah berdirinya IDN Media serta program-program yang dilaksanakan. Bahkan tim excellence.asia diajak untuk berkeliling melihat kantor IDN Media. Kantornya kece dan bikin kita nyaman dengan desain interior yang simple dan pastinya ‘jaman now’ banget.

excellence.asia merupakan “digital ecosystem for professional education”. Visi excellence.asia adalah menciptakan ekosistem digital untuk pendidikan profesional dan bisnis sehingga pengetahuan dapat diakses oleh semua orang tanpa batas. Sebagai salah satu marketplace yang bergerak dalam pendidikan profesional, excellence.asia sangat terbuka pada peluang kerja sama, lho. Kolaborasi dan Partnership menjadi hal yang paling penting bagi excellence.asia untuk bisa mewujudkan visi-nya agar pengetahuan dapat diakses oleh semua orang tanpa batas.

Fira Basuki juga mengungkapkan IDN Media kini menjadi media online dengan jumlah visitor peringkat ketiga di Indonesia. Tidak hanya itu, IDN Media juga memiliki tingkat people engagement nomor satu. Hal ini menunjukkan IDN Media merupakan media massa online yang patut diperhitungkan. Apalagi dengan perkembangan dunia teknologi membuat masyarakat dapat mengakses semua informasi tanpa batas. Artinya, IDN Media memiliki peluang yang besar untuk jadi media nomor satu di Indonesia.

“Saat ini mulai banyak Millenials yang menjadi small-business owners. Partnership dengan IDN Media, yang merupakan media yang fokus di Millenials, merupakan salah satu usaha agak lebih banyak lagi Small-Business Owner yang dapat meningkatkan bisnis mereka melalui program EXCELLOKA by excellence.asia ini”, ungkap Viktor Yanuar S.

excellence.asia saat ini sedang menjalankan satu program bernama EXCELLOKA. EXCELLOKA adalah program pelatihan gratis berkesinambungan untuk Small-Business Owner. Tujuan dari EXCELLOKA adalah untuk membantu Small-Business Owner untuk mengembangkan bisnis dengan memberikan pengetahuan mulai dari sales, digital marketing, customer service, hukum, finance accounting, pajak, business operation, dan masih banyak lagi, secara gratis. Peserta EXCELLOKA dapat mengikuti lebih dari 100 workshop di 11 kota besar di Indonesia dan mengakses lebih dari 200 eLearning yang berguna untuk perkembangan bisnis mereka.

Gimana, kamu tertarik?

Cek http://www.excelloka.com

 

Jakarta, 19 Mei 2019 – excellence.asia mendukung gerakan Indonesia Mengajar untuk memajukan pendidikan di Indonesia dengan memberikan pelatihan secara gratis untuk pengembangan kualitas dan kompetensi SDM baik bagi para pengajar muda, officer, alumni Pengajar Muda, maupun relawan. Pelatihan yang diberikan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dari Indonesia Mengajar. Pelatihan pertama telah terlaksana di kantor Indonesia Mengajar mulai pukul 19.00 – 21.00 WIB. Pelatihan ini bertema “Mastering Public Speaking” bersama Rudy Lim sebagai salah satu partner yang tergabung dalam excellence.asia. Pelatihan yang diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari manajer dan staf Indonesia Mengajar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam menyampaikan informasi dengan tepat agar mudah dipahami oleh audience. Dalam pelatihan ini sekaligus dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Viktor Yanuar S selaku CEO  dan CoFounder excellence.asia dan Haiva Ratu Muzdaliva selaku Managing Director Indonesia Mengajar.

“Visi excellence.asia adalah membuat pengetahuan dapat diakses oleh semua orang tanpa batas, dan kerja sama dengan gerakan Indonesia Mengajar adalah salah satu dari inisiatif excellence.asia untuk mewujudkan visi kami tersebut ,” ungkap Viktor Yanuar S sebagai CEO dan CoFounder excellence.asia.

excellence.asia merupakan “digital ecosystem for professional education”. Visi excellence.asia adalah menjadi menciptakan ekosistem digital untuk pendidikan profesional dan bisnis sehingga pengetahuan dapat diakses oleh semua orang tanpa batas.

Indonesia Mengajar adalah merupakan suatu program yang menggerakkan para sarjana terbaik Indonesia untuk mengajar di Sekolah Dasar yang kekurangan guru berkualitas di daerah terpencil. Hal ini sebagai upaya untuk  meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara keseluruhan dan sekaligus menjadi wahana pengembangan kepemimpinan bagi para sarjana tersebut.

Pengembangan kualitas dari SDM merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam gerakan Indonesia Mengajar agar dapat selalu memberikan yang terbaik dalam mewujudkan visi dan misinya, serta kerja sama antara excellence.asia dan Indonesia Mengajar diharapkan dapat memenuhi komponen tersebut. Tidak hanya melalui pelatihan “Mastering Public Speaking”, excellence.asia akan mendukung Indonesia Mengajar dengan memberikan berbagai pelatihan gratis selama 1 tahun ke depan. Melalui program ini excellence.asia juga akan mendorong para professional trainers yang sudah bergabung sebagai partners di excellence.asia untuk berkontribusi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia secara nyata.

Hingga saat ini dalam platform www.excellence.asia sudah ada lebih dari 850 trainer yang telah bergabung dan, menawarkan lebih dari 800 courses. Melalui platform ini para trainer dapat mempromosikan courses sesuai dengan ekspertise yang dimiliki. Tidak hanya itu, platform www.excellence.asia juga mengedepankan transparansi dalam dunia pelatihan, sehingga publik tidak hanya dapat mengakses profil dan deskripsi pelatihan, tetapi juga dapat mengakses harga training yang ditawarkan. Dengan demikian excellence.asia menjadi terobosan baru baik bagi individu maupun perusahaan untuk dapat menemukan training yang dibutuhkan sesuai dengan harga yang diinginkan. excellence.asia menghubungkan bisnis dengan trainer dengan segala latar belakang ilmu dan kompetensi yang tersebar di seluruh Indonesia. excellence.asia juga baru-baru ini meluncurkan EXCELLOKA, program pelatihan gratis berkesinambungan untuk small-business (UMKM) Indonesia, dimana small-business (UMKM) dapat mengikuti lebih dari 120 workshop di 11 kota besar Indonesia dan mengakses lebih dari 250 eLearning secara gratis untuk mengembangkan bisnis mereka.

BANDUNG, 31 Maret 2018 – EXCELLOKA adalah program pelatihan berkelanjutan untuk UMKM Indonesia. EXCELLOKA diambil dari kata excel (percepatan) dan loka (dimensi) berarti dimensi percepatan. excellence.asia sebagai Training Marketplace di Indonesia mengusung nama ini dengan harapan dapat menjadi dimensi bagi UMKM di Indonesia untuk bisa mempercepat perkembangan bisnisnya.

EXCELLOKA menjadi salah satu wujud realisasi dari misi excellence.asia yakni mempermudah semua bisnis maupun individu untuk menemukan pelatihan yang tepat dan trainer yang kompeten sesuai dengan kebutuhan. Dimana EXCELLOKA memberikan peluang sekaligus kesempatan kepada UMKM di Indonesia untuk memasuki dimensi percepatan, khususnya dalam peningkatan kualitas bisnis.

EXCELLOKA sendiri telah diresmikan pada Selasa, 6 Maret 2018 bersamaan dengan Pembukaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. EXCELLOKA dimulai dari Maret hingga November 2018. Hadirnya EXCELLOKA bertujuan untuk memberikan pelatihan berkualitas secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas UMKM, mulai dari pemasaran, penjualan, branding, pelayanan pelanggan, hukum, administrasi, keuangan, akuntansi, pajak, operasional, dan sumber daya manusia; secara gratis*. Metode yang digunakan dalam EXCELLOKA adalah gabungan antara online training dan offline workshop.  UMKM yang berminat hanya diwajibkan membayar dana komitmen sebesar Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta dan akan dikembalikan seluruhnya* di akhir pelatihan.

Target dari EXCELLOKA adalah UMKM di Indonesia pada umumnya dan Jabodetabek pada khususnya. Selama 8 bulan, diharapkan lebih dari 1,500 UMKM di Indonesia dapat merasakan dimensi percepatan bisnis melalui EXCELLOKA. Selain Jabodetabek, EXCELLOKA juga akan mengunjungi sembilan kota pusat UMKM lain di Indonesia, yaitu Bandung, Jogja, Semarang, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Palembang, dan Makassar. Kota Bandung menjadi kota pertama yang akan dikunjungi EXCELLOKA.

EXCELLOKA Bandung diselenggarakan pada Sabtu, 31 Maret 2018 pukul 10.00-12.00 WIB di Parc C Coffee & Eatery. EXCELLOKA mengajak wirausahawan lokal Bandung yang sukses merintis bisnisnya untuk berbagi cara mengembangkan bisnis kepada para pelaku bisnis lokal Bandung. Bersama Ciccha Hudaya (Owner & CEO HGL House) dan Muhammad Ramadhan (Owner & CEO GUTEN Inc) dan dimoderatori oleh Viktor Yanuar S (Founder & CEO excellence.asia) akan membahas tema “Do you have what it takes to be an entrepreneur?”

UMKM yang ingin mendaftar EXCELLOKA dapat dilakukan dengan cara online melalui www.excelloka.com. UMKM dapat mendaftar sekaligus melihat kurikulum EXCELLOKA mulai Maret-November 2018. Sehingga pelatihan ini dapat berjalan efektif dan tepat sasaran. Tidak hanya itu, dalam pelatihan ini akan dilakukan Penilaian Kesehatan UMKM bekerja sama dengan School of Business Management – Institut Teknologi Bandung. Peserta yang mengikuti EXCELLOKA nantinya akan dapat memperoleh hasil penilaian kesehatan bisnis yang dijalankan.

Jakarta, 6 Februari 2018 excellence.asia sebagai training marketplace di Indonesia yang juga merupakan start up binaan IDX Incubator meresmikan program EXCELLOKA. Peresmian dilakukan bersama dengan Pembukaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. EXCELLOKA menjadi terobosan bagi excellence.asia untuk meningkatkan kualitas UMKM Indonesia.

EXCELLOKA adalah program pelatihan berkelanjutan untuk UMKM Indonesia. EXCELLOKA diambil dari kata excel (percepatan) dan loka (dimensi) berarti dimensi percepatan. excellence.asia mengusung nama ini dengan harapan dapat menjadi dimensi bagi UMKM di Indonesia untuk bisa mempercepat perkembangan bisnisnya. Program ini akan dimulai 10 Maret 2018 di Jakarta.

“Melalui program EXCELLOKA, excellence.asia hadir memberikan pilihan kepada setiap bisnis dan individu dalam mendapatkan pelatihan, termasuk UMKM Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk mewujudkan ekosistem digital dalam industri pelatihan di mana pengetahuan dapat diakses oleh semua orang ‘tanpa batas’,” ungkap Viktor Yanuar S, CEO dan CoFounder excellence.asia.

UMKM yang berminat hanya diwajibkan membayar dana komitmen sebesar Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta dan akan dikembalikan seluruhnya* di akhir pelatihan.

Hadirnya EXCELLOKA bertujuan untuk memberikan pelatihan berkualitas secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas UMKM, mulai dari pemasaran, penjualan, branding, pelayanan pelanggan, hukum, administrasi, keuangan, akuntansi, pajak, operasional, dan sumber daya manusia; secara gratis*. Metode yang digunakan dalam EXCELLOKA adalah gabungan antara online training dan offline workshop.  

Target dari EXCELLOKA adalah UMKM di Indonesia pada umumnya dan Jabodetabek pada khususnya. Selama 8 bulan, diharapkan lebih dari 1,500 UMKM di Indonesia dapat merasakan dimensi percepatan bisnis melalui EXCELLOKA. Selain Jabodetabek, EXCELLOKA juga akan mengunjungi sembilan kota pusat UMKM lain di Indonesia, yaitu Bandung, Jogja, Semarang, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Palembang, dan Makassar.

UMKM yang ingin mendaftar EXCELLOKA dapat dilakukan dengan cara online melalui www.excelloka.com. UMKM dapat mendaftar sekaligus melihat kurikulum EXCELLOKA mulai Maret-November 2018. Sehingga pelatihan ini dapat berjalan efektif dan tepat sasaran. Tidak hanya itu, dalam pelatihan ini akan dilakukan Penilaian Kesehatan UMKM bekerja sama dengan School of Business Management – Institut Teknologi Bandung. Sehingga peserta yang mengikuti EXCELLOKA nantinya akan dapat memperoleh hasil penilaian kesehatan bisnis yang dijalankan.

Menurut data Bank Indonesia, UMKM Indonesia memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja nasional dan memiliki kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sekitar 57%. Jumlah UMKM pun selalu meningkat setiap tahun. Menurut data terakhir dari Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2013), ada lebih dari 57,8 juta UMKM di Indonesia.

Kendati demikian, peningkatan UMKM dari sisi jumlah tidak diikuti dengan peningkatan kualitas dari UMKM tersebut. Hampir semua kajian terhadap UMKM yang dilakukan selama ini, termasuk yang dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) bekerja sama dengan Bank Indonesia, menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh UMKM adalah seputar pembiayaan dan kurangnya kemampuan Manajemen Usaha serta rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Hadirnya EXCELLOKA tentu menjadi terobosan baru bagi excellence.asia untuk turut serta dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. “Saya ingin UKM Indonesia naik kelas,” ungkap Presiden Jokowi. Kapan dimulai? Semua dimulai dari dimensi percepatan untuk UMKM Indonesia bersama EXCELLOKA.

#UMKMJUGABISA