“Kenapa harus pake OBS sih?”

Banyak yang bertanya hal itu ke saya. Webinar kan cukup pake Zoom, bisa pilih Zoom Meeting dimana peserta dan narasumber bisa saling berinteraksi secara audio dan visual karena masing-masing bisa memilih untuk menghidupkan video ataupun audio saat bertanya misalnya sehingga webinar bisa lebih humanis ; atau Zoom Webinar dimana narasumber gak perlu pusing mute audio para peserta suka bandel lupa mematikan suara atau bahkan video sehingga mengganggu konsentrasi dari peserta lain. Live Streaming ke Youtube atau Facebook sekalipun juga bisa dilakukan langsung dari Zoom kok, walaupun dengan logo Zoom yang cukup besar di sisi kanan.

Memang benar sih, gak ada salahnya, toh kita juga sudah bayar biaya langganan Zoom (baik yang versi resmi ataupun versi ‘ketengan’ yang sekarang banyak dijual di berbagai whatsapp group). Tapi, kenapa nggak pake OBS? Toh OBS ini gratis lho, gak perlu bayar apapun untuk bisa download dan install OBS di laptop atupun desktop, baik MacOS, Windows, bahkan Linux.

Buat yang penasaran, Open Broadcaster Software Studio atau yang biasa dikenal sebagai OBS, adalah sebuah software open-source (baca : gratis) yang biasa digunakan oleh para streamers (istilah keren buat mereka yang sering melakukan Live Streaming – yang biasanya didominasi para gamers ; walau sekarang banyak juga pihak termasuk juga para artis yang melakukan Live Streaming )

Fleksibilitas Menampilkan Scene dengan OBS Studio

Dengan OBS kita punya fleksibilitas menentukan Scene apa yang akan tampil (yang tentunya harus kita siapkan dulu). Seperti layaknya broadcasting software yang digunakan di studio TV, misalnya saat produksi sebuah acara berita, ada kalanya tampilan yang dilihat pemirsa adalah sang news-presenter membacakan berita dengan layar kecil di sebelah kanan yang berisi video cuplikan berita dengan judul di bagian bawahnya, contohnya seperti yang tampil di bawah ini.

Ps. Saya sengaja menggunakan tampilan RCTI yang sekarang sedang heboh dengan gugatannya agar para Youtubers tunduk pada UU Penyiaran.

Image Source : www.peoplehope.com/chat/rcti-seputar-indonesia-pagi-news

Nah tampilan itu yang disebut sebagai Scene. Dalam suatu acara, bisa saja ada banyak Scene, misalnya Scene disaat tampilan news presenter di studio disandingkan dengan tampilan dua reporter yang berada di dua lokasi yang berbeda seperti screen capture dari VOA News dibawah ini.

Image Source : https://gdb.voanews.com

Nah dalam OBS kita bisa membuat unlimited Scene dan kita bisa dengan bebas mengatur apa yang tampil di sana, mulai dari aspek visual (misalnya tampilan narasumber, baik yang ada di studio maupun yang berada di lokasi lain), aspek audio (misalnya suara narasumber ataupun musik di latar belakang), video profile pembicara, atau apapun juga yang dapat dilakukan di broadcasting software di studio TV hampir semuanya bisa kamu lakukan di OBS (yang gratis ini). Kamu juga bisa menambahkan background (seperti yang ada di screen capture RCTI tadi) sehingga tampilan webinar kamu pun jadi tidak membosankan dan lebih professional.

OBS Studio untuk Webinar di Zoom / Google Meet / Microsoft Team

“Memang OBS bisa dipake di Zoom? Bukan tadi katanya OBS untuk Live Streaming?”

Nah…karena OBS ini open-source, jadi banyak komunitas dan programmer yang aktif membuat plugin yang bisa dimanfaatkan, salah satunya adalah Virtual Camera Plugin yang dapat membuat output Scene dari OBS ditangkap oleh Zoom (atau Meet atau Team atau Webex atau aplikasi virtual conference lainnya) sebagai Webcam, jadi kamu bisa dengan mudah mengganti tampilan Scene dengan mudah.

Bayangkan, kamu bisa menampilkan scene layar tunggu ketika webinar kamu belum dimulai, yang berisi link untuk mendownload PDF presentasi narasumber dan juga musik yang merdu untuk mengantar para peserta webinar kamu lalu10 menit menjelang acara dimulai kamu bisa mulai menampilkan countdown timer beserta pesan bahwa acara akan dimulai dalam waktu dekat

Scene Waiting – EXCELLOKA LIVE by excellence.asia

kemudian kamu buka dengan video profile dari webinar kamu,

Scene Opening Video – EXCELLOKA LIVE by excellence.asia

kemudian kamu sebagai moderator muncul di layar, diikuti dengan narasumber, oya kamu juga bisa munculkan pertanyaan yang masuk di layar.

Scene Side by Side – EXCELLOKA LIVE by excellence.asia

Ketika narasumber presentasi, kamu bisa menampilkan wajah sang narasumber bersama slide dengan background image yang rapi, tentunya beserta logo kamu atau sponsor misalnya.

Scene Narasumber Slide – EXCELLOKA LIVE by excellence.asia

Games? Gak masalah, kamu bisa menampilkan Kahoot misalnya bersama dengan wajah narasumber dan host dalam satu Scene.

Scene Games – EXCELLOKA LIVE by excellence.asia

Dengan OBS, Webinar kamu akan jauh lebih menarik, tidak hanya sekedar melihat file presentasi dari narasumber dan wajah narasumber di sudut kanan atas (dengan virtual background yang kadang terlihat agak aneh) khas webinar zoom pada umumnya.

So, tunggu apa lagi? Yuk gunakan OBS supaya Webinar kamu bisa lebih professional.

Mau belajar menggunakan OBS untuk Live Streaming dan Webinar? Ikuti Masterclass OBS Studio kami. Jadwal terdekat bisa dilihat di https://loka.one/OBS

“Pak Viktor mau tanya. Saya butuh mic untuk mengajar. Selama ini pake Boya BY-MM1. Peserta kasih masukan suara saya kecil. Rencana mau ganti mic. Yg harga affordable, mic meja, suara lebih keras dibanding BY-MM1 brand apa pak. Boleh tolong recommend. Terima kasih”

Seorang Professional Corporate Trainer

Sejak WFH, ada banyak pertanyaan sejenis yang diajukan ke saya dari banyak kalangan, mulai dari Professional Trainer (seperti yang bertanya di atas), Executive Manager di sebuah perusahaan multinasional, hingga Guru dan Dosen.

Memang sejak pandemic COVID-19 melanda dunia, hampir semua pertemuan berubah menjadi Virtual, bukan hanya meeting dan training saja, tapi juga sekolah dan kuliah, ibadah keagamaan, acara wisuda, bahkan concert. Tetapi dalam article ini, saya membatasi untuk membahas hanya yang berhubungan dengan virtual meeting ataupun training (termasuk juga mengajar online).

Mana yang lebih penting, Video atau Audio?

Saat training/meeting, tampilan video mungkin saja tidak selalu bagus, kadang malah blur atau bahkan terpaksa tidak menghidupkan video ketika melakukan online meeting karena koneksi internet tidak stabil (atau memang sedang tidak dalam kondisi yang memungkinkan untuk memunculkan video – apapun itu); tapi ada satu hal yang tidak dapat dihilangkan, yaitu Audio.

Tidak hanya di kondisi virtual, dalam kondisi normal pre-covid dulu saja, suara memegang peranan penting dalam setiap training/meeting. Intonasi suara bisa membuat peserta berkonsentrasi penuh atau juga bisa membuai pikiran sehingga mengantuk. Nah, disini Microphone memegang peranan penting untuk menentukan apakah suara yang keluar dari mulut trainer bisa terdengar baik di telinga peserta atau tidak.

Microphone apa sih yang cocok untuk ini?

Secara umum ada 2 jenis Microphone yang biasa digunakan, Dynamic dan Condenser Microphone.

Dynamic Microphone (seperti yang biasa digunakan saat seminar di hotel atau training di kantor dulu saat pre-covid) lebih bagus untuk menangkap suara yang keras (seperti suara vocal) namun tidak menangkap suara luar terlalu jelas. Oleh karena itu biasa digunakan untuk kondisi live, misalnya di seminar tadi.

Dynamic Microphone

Condenser Microphone menangkap suara yang lebih lembut tapi berarti juga menangkap suara luar dengan lebih jelas. Oleh karena itu biasa digunakan di studio, dimana suara diluar si pembicara bisa dikendalikan.

Condenser Microphone

Sebenarnya ada banyak perbedaan lain seperti Cara Kerja Microphone, Power yang dibutuhkan, dan Frequency Coverage namun itu tidak terlalu penting untuk pengguna seperti kita.

Nah, kembali ke pertanyaan seorang Trainer di atas, BOYA BY-MM1 adalah jenis microphone condenser shotgun yang biasa digunakan para vlogger untuk dihubungkan ke Camera. Microphone ini menangkap suara yang ada di depan microphone, namun, microphone ini membutuhkan gain yang cukup besar untuk bisa menangkap suara dengan jelas (apalagi ditambah jarak dari mulut kita ke microphone ini). Mic ini menggunakan jack stereo sehingga tidak bisa mengalirkan arus listrik yang cukup untuk menaikkan power / gain dari mic. Tanpa power yang cukup, agak sulit untuk bisa mendapatkan suara yang jelas dengan microphone ini.

Lalu Microphone apa yang cocok? Tanpa menyebut merk (dan harga) ini adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih Microphone.

Male in Audio Recording Setudio

1.Faktor Ruangan

Jika kamu memiliki ruang tempat bekerja yang tertutup dan bebas dari gangguan suara yang terlalu bising, kamu bisa memilih Condenser Microphone. Penggunaan Microphone ini membuat kita tidak terlalu capek ketika melakukan training, karena tidak perlu berbicara terlalu keras.

Tapi kalo ruangan yang ada memiliki tingkat kebisingan yang cukup besar, misalnya bersebelahan dengan pintu utama sehingga setiap kali ada pesanan makanan online yang datang selalu terdengar bunyi bel, nah mungkin kamu lebih cocok menggunakan Dynamic Microphone.

Audio XLR Cable

2.Faktor Koneksi

Mempertimbangkan kemudahan, mungkin lebih baik kamu memilih Microphone dengan koneksi USB sehingga dengan mudah dihubungkan dengan Laptop kamu dan dikenali sebagai USB Microphone. Dengan demikian kamu tidak perlu menggunakan peralatan lain lagi seperti Audio Mixer, yang perlu digunakan jika Microphone kamu menggunakan koneksi XLR.

Sebagai informasi, kebanyakan microphone high-end menggunakan koneksi XLR karena lebih durable, adaptable dan customizable.

Home Recording Studio Equipment

3.Faktor Penggunaan

Faktor berikutnya yang perlu diperhatikan adalah penggunaan. Tentu kita mau Microphone yang kita pilih dapat mempermudah pekerjaan kita sebagai trainer, apalagi bila semua kita harus kendalikan sendiri tanpa operator lain. Untuk itu pilih  Microphone yang memiliki pengaturan volume (baca: kenop volume). Seberapa penting sih ini?

Coba bayangkan ketika kita memberikan training, lalu mendadak kita ingin batuk atau anak yang sedang belajar di rumah tiba-tiba menerobos ke ruangan meminta saldo gopay, di sini kenop volume berperan penting. Kita tinggal putar volume di Microphone menjadi mute tanpa perlu mencari mouse dan mengarahkan ke setting mute apalagi di Google Meet setting ini sering menghilang alias hidden ke bawah.

Man listening to music with earphones

Terus, apa salahnya menggunakan Handsfree ala handphone?

Ya gak ada salahnya sih, tapi memang ada banyak kelemahan handsfree, salah satunya handsfree mengandalkan soundcard Laptop untuk melakukan processing suara, artinya seberapapun bagusnya (dan mahalnya) handsfree yang kita gunakan, tapi soundcard di laptop kita buruk, ya suara yang dihasilkan juga buruk. Berbeda dengan USB Microphone yang melakukan processing suara di dalam Microphone itu sendiri (tanpa peduli soundcard laptop kita).

Kelemahan berikutnya adalah gesekan dengan baju yang sering terdengar mengganggu apalagi kalau trainer sering bergerak dan posisi handsfree menggantung bebas tanpa clip.

Nah, apa yang kamu pilih?


Ingin belajar cara mengajar online atau melakukan virtual event dan live streaming?

excellence.asia berpengalaman dalam acara virtual dan streaming langsung sejak 2017 dengan lebih dari 250 virtual event Keahlian kami dalam menyelenggarakan acara virtual dan live streaming akan membantu Anda dalam memilih cara yang tepat untuk menyelenggarakan acara virtual Anda, mulai dari webinar, konferensi, rapat / lokakarya, pernikahan, ulang tahun, peluncuran produk, wisuda, dan banyak lagi.

Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai training melakukan Live Streaming ataupun layanan konsultasi Virtual Event kami di ask@excellence.asia atau 021-2555-8539 atau Whatsapp di 0821-6688-8639