Menurut studi yang dilakukan oleh Digital Universe, jumlah data yang dihasilkan oleh manusia dan mesin pada tahun 2020 akan mencapai 44 zettabytes atau lebih dari 44 triliun gigabytes data. Inilah yang seringkali disebut dengan Big Data.

Fenomena Big Data dimulai pada tahun 2000-an ketika seorang analis industri, Douglas Laney, menyampaikan konsep tentang Big Data. Menurut Douglas Laney, Big Data adalah data dalam jumlah besar yang mengacu pada kumpulan informasi yang sangat banyak dan beragam, yang tumbuh dengan laju yang terus meningkat. Ini mencakup volume informasi, kecepatan atau velocity di mana data dibuat atau dikumpulkan, dan variation atau variasi titik data yang dicakup. Big Data seringkali berasal dari berbagai sumber dan muncul dalam berbagai format.

Big Data ini dapat dianalisa untuk memberikan insight atau gambaran yang mengarah pada keputusan yang lebih baik dan menentukan langkah strategis dalam bisnis. Melakukan analisa Big Data memiliki potensi untuk membantu hampir setiap bagian dari industri manufaktur. Nah bagaimana cara memanfaatkan Big Data dalam industri manufaktur? Yuk simak contohnya dari beberapa industri manufaktur berikut ini.

1. Production Optimization

Sebuah produsen bahan kimia Eropa terkemuka berupaya untuk meningkatkan hasil produksi mereka. Dengan memanfaatkan sensor yang dipasang di mesin, mereka menganalisis bagaimana masing-masing faktor input mempengaruhi output produksi, misalnya suhu, jumlah dan aliran karbon dioksida, ataupun tekanan pendingin, lalu membandingkan tingkat pengaruhnya satu dengan yang lain.

Chemical Industry (Illustration Only)

Hasilnya, mereka menemukan bahwa laju aliran karbon dioksida sangat mempengaruhi hasil produksi, dan dengan sedikit mengubah parameter mesin, mereka dapat mencapai penurunan yang signifikan pada limbah bahan baku (sebesar 20%) dan biaya energi (sebesar 15%), dan secara signifikan meningkatkan hasil produksi.

2. Quality Assurance

Pada awal 2014, BMW menggunakan Big Data untuk mendeteksi kelemahan dalam prototipe mobil terbaru mereka. Data dikumpulkan dari sensor yang dipasang pada prototipe yang diuji dan juga di mobil yang sudah digunakan. Dengan menggunakan Big Data, BMW menganalisa kelemahan dan pola kesalahan yang timbul pada kedua mobil.

Hal ini memungkinkan para insinyur untuk menghilangkan potensi kelemahan sebelum prototipe benar-benar diproduksi dan membantu mengurangi penarikan kembali mobil yang sudah digunakan. Dengan menggunakan Big Data, BMW tidak hanya dapat memastikan kualitas yang lebih tinggi pada tahap awal, tetapi juga mengurangi biaya klaim garansi, meningkatkan reputasi merek, dan juga menyelamatkan nyawa.

3. Supply Chain Management

Untuk menghindari biaya tinggi yang berhubungan dengan kegagalan rantai pasokan (supply chain), suatu perusahaan ingin mencari cara yang lebih baik untuk mengelola pengiriman bahan baku. Mereka memutuskan untuk menggunakan data rincian rute pemasok mereka, serta data cuaca dan lalu lintas yang disediakan oleh sumber eksternal yang dapat dipercaya, untuk mengidentifikasi kemungkinan keterlambatan pengiriman.

Storage Warehouse (Illustration Only)

Dengan menggunakan Big Data, mereka melakukan analisis prediktif dan menghitung kemungkinan penundaan serta kekurangan bahan baku. Berdasarkan perhitungan ini, perusahaan dapat membuat rencana darurat terkait persediaan dan sekarang mereka dapat menjalankan produksinya tanpa gangguan dan tentu saja terhindar dari biaya downtime yang berlebihan.

4. After Sales (Purna Jual)

Selain dalam tahap perancangan, Rolls-Royce juga menggunakan Big Data untuk memberikan dukungan after-sales (purna jual) kepada klien mereka dan menjadikan mesin pesawat terbang mereka produk yang terhubung dan cerdas. Pada tahap after-sales (purna jual), pusat operasional Rolls-Royce menganalisis secara real-time ribuan data yang dikumpulkan dari sensor mesin untuk menghasilkan gambaran tentang kinerja mesin. Jika ada kecacatan atau potensi kelemahan yang mengkhawatirkan, insinyur dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghindari bencana.

Pendekatan ini memungkinkan Rolls-Royce meningkatkan kualitas produk mereka, secara signifikan mengurangi biaya, memastikan penerbangan yang aman, dan memberikan layanan tingkat tinggi kepada klien mereka.

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu sudah menggunakan Big Data di perusahaan kamu seperti contoh di atas?

REGISTER NOW – https://exc.li/future

Tutup mata kamu dan coba bayangkan hal ini. Sekarang adalah tahun 2048 dan kamu harus mengunjungi pabrik sebagai bagian dari kunjungan rutin setiap semester. Taksi tanpa sopir yang kamu tumpangi menurunkan kamu di depan sebuah bangunan industri yang megah. Kamu akan masuk ke “The Factory of the Future” dan apa yang kira-kira akan kamu lihat di sana?

Illustration The Factory of the Future

Pada periode sekitar tahun 1760 hingga 1840, terjadi perubahan besar dalam dunia industri. Tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus (artisan) dalam membuat produk secara handmade digantikan oleh tenaga mesin yang digerakkan oleh kincir air ataupun mesin uap, sehingga tidak lagi dibutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus lagi. Perubahan besar ini memang paling tampak terjadi di industri tekstil, namun efek dari perubahan ini dirasakan di semua aspek kehidupan.

Revolusi Industri 1.0

Itulah era Industri 1.0 dan sekarang kita sudah berada di era Industry 4.0, lalu bagaimana dengan era Industri 2.0 dan 3.0

Revolusi industri yang kedua atau Industri 2.0 terjadi sekitar akhir abad ke-19 yaitu sekitar tahun 1870 hingga 1914, saat Perang Dunia I terjadi. Tidak seperti revolusi industri pertama yang ditandai dengan munculnya teknologi baru, revolusi industri kedua terjadi karena peningkatan teknologi yang sudah ada dan sinergi antar teknologi tersebut.
 
Sebagai contoh, listrik yang lebih efisien, menggantikan air dan uap sebagai sumber tenaga di pabrik. Industri 2.0 juga ditandai dengan dimulainya era lini assembly, komponen atau part yang dapat dengan mudah diganti, dan tentunya mass production.

Revolusi Industri ketiga atau Industri 3.0, sama seperti revolusi yang pertama, terjadi karena ditemukannya teknologi baru yang disruptive – dalam hal ini adalah otomasi dan komputer. Hal ini membawa perubahan yang monumental di industri manufaktur, memungkinkan tingkat presisi (terima kasih kepada hadirnya industrial robot) dan akurasi (berkat adanya mesin CNC – Computer Numerical Controls), yang tidak pernah ada sebelumnya di lini produksi. Industri 3.0 ini terjadi sekitar awal tahun 1960-an saat mulai diperkenalkannya industrial robot dan CNC secara komersial (walaupun demikian, sangat sulit untuk secara tepat menunjukkan kapan ini terjadi).
 

Lalu, apakah itu Revolusi Industri keempat atau Industry 4.0?


Jika kita lihat pola revolusi industri sebelumnya, revolusi industri ganjil adalah hasil dari hadirnya disruptive new technologies seperti ditemukannya mesin uap dan komputer. Kontras dengan itu, Industry 2.0 tidak berkaitan dengan ditemukannya teknologi baru melainkan peningkatan dan sinergi antara teknologi yang telah ada sebelumnya. Jika pola ini tetap bertahan, maka seharusnya kita berharap bahwa era Industri 4.0 akan lebih melibatkan optimization daripada invention.
 

“Kami menemukan digital control system 35 – 40 tahun yang lalu dengan tujuan untuk menghubungkan puluhan ribu sensor dengan sebuah sistem pengendali digital. Jadi, 35 tahun yang lalu, kami sudah memulai perjalanan menuju Industrial Internet of Things (IoT).”

Jason Urso, CTO dari Honeywell Process Solutions


Urso juga menjelaskan bahwa era Industry 4.0 terjadi secara bertahap dalam waktu yang cukup lama. Itulah sebabnya kita sering mendengar expertmengganti kata Revolusi Industri ke-4 menjadi Evolusi Industri ke-4. Ini bukan berarti tidak ada lompatan besar dalam teknologi manufaktur yang terjadi melainkan untuk menunjukkan bahwa pengaruh dari era ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa dirasakan di semua sektor.

Kembali ke hal yang kita bayangkan di awal artikel ini, Smart Factory atau sering disebut juga “The Factory of The Future”  yang kita kunjungi itu adalah inti dari revolusi industry keempat. Hal ini sering direpresentasikan sebagai gabungan dari semua teknologi Industry 4.0 yaitu : cyber-physical systemsdan physical assets yang terkoneksi dengan IoTdata analyticsadditive manufacturing dan artificial intelligence (AI).

Bagaimana Smart Factory dari Industry 4.0 ini berbeda dengan “Dumb” Factory yang ada di Industry 3.0? Bagaimana cara mempersiapkan perusahaan dan juga tentunya tenaga kerja yang kita miliki sekarang untuk bisa siap mengadopsi Smart Factory ini?

Yuk hadir ke Seminar “Be A Futuristic Manufacturing Industry – How Industry 4.0 will boost your manufacturing productivity” bersama Sistech Kharisma dan excellence.asia serta berkolaborasi dengan Microsoft Indonesia, hari Selasa, 27 Agustus 2019 (09.00 – 13.00 WIB) bertempat di Enso Hotel, MM 2100 Cibitung,

Daftar sekarang melalui online RSVP link di https://exc.li/future atau hubungi Ms.Seni di 087880514876. (Gratis max 2 orang / perusahaan).

Saat ini para manajer dalam perusahaan tentu mengenali dampak yang ditimbulkan dari tindakan terhadap kinerja. Namun jarang yang menganggap bahwa pengukuran sebagai bagian penting dari strategi perusahaan. Misalnya, eksekutif dalam perusahaan memperkenalkan strategi baru dan proses yang lebih inovatif sebagai terobosan baru bagi kinerja dalam perusahaan. Namun mereka masih menggunakan indikator keuangan jangka pendek yang sama yang telah digunakan selama beberapa periode, indikator yang digunakan masih sama dengan metode yang lama. Apabila hal ini diterapkan dalam perusahaan kamu, berarti terjadi kegagalan dalam memperkenalkan langkah-langkah baru untuk memantau tujuan dan proses baru, termasuk mempertanyakan apakah langkah lama yang diterapkan masih relevan dengan inisiatif yang baru?

Penilaian kinerja merupakan hal yang esensial bagi perusahaan. Apabila perusahaan ingin memenangkan persaingan global yang semakin ketat, maka kinerja organisasinya harus mencerminkan peningkatan dari satu periode ke periode tertentu. Jelas pengukuran kinerja secara finansial saat ini tidak cukup untuk mencerminkan kinerja organisasi yang sesungguhnya, sehingga dikembangkan suatu konsep Balanced Scorecard.

Apa itu Balanced Scorecard?

Konsep Balanced Scorecard mengukur kinerja suatu organisasi dari empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep Balanced Scorecard ini pada dasarnya merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan.

Bagaimanapun pengukuran yang efektif harus menjadi bagian integral dari proses manajemen. Balanced Scorecard, pertama kali diusulkan dalam HBR edisi Januari-Februari 1992 (“The Balanced Scorecard—Measures that Drive Performance”), memberikan kerangka kerja komprehensif pada eksekutif dalam menerjemahkan tujuan strategis perusahaan ke dalam serangkaian ukuran kinerja yang koheren. Lebih dari sekadar latihan pengukuran, Balanced Scorecard adalah sistem manajemen yang dapat memotivasi terobosan baru pada bidang-bidang penting seperti produk, proses, pelanggan, pengembangan pasar, dan internal development.

Apakah perusahaan kamu telah menerapkan Balanced Scorecard? Dalam artikel ini excellence.asia merangkum 7 Manfaat Utama dalam Penggunaan Balanced Scorecard.

1. Perencanaan Strategis yang Lebih Baik

Balanced Scorecard menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk membangun dan mengkomunikasikan strategi. Model bisnis divisualisasikan dalam Peta Strategi yang membantu manajer untuk berpikir tentang hubungan sebab-akibat antara beberapa tujuan strategis yang berbeda. Proses menciptakan peta strategi memastikan bahwa keberhasilan dalam suatu perusahaan bisa dicapai melalui serangkaian tujuan strategis yang saling terkait. Hal ini berarti bahwa hasil kinerja serta faktor pendukung kinerja diidentifikasi untuk membuat gambaran utuh tentang strategi perusahaan.

2. Peningkatan Komunikasi Strategi & Eksekusi

Adanya gambaran strategi bersama secara menyeluruh dan saling terkait tentu membuka peluang bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan strategi secara internal dan eksternal.

Dalam Balanced Scorecard setiap divisi dalam perusahaan harus berkolaborasi dengan divisi lain untuk bisa mencapai tujuan.

Adanya Balanced Scorecard mendorong peningkatan komunikasi strategi dalam perusahaan, baik internal maupun eksternal. Kolaborasi dan keterlibatan staf dan pemangku kepentingan dalam perusahaan tentu akan berlangsung secara rutin dalam perusahaan. Tidak hanya itu, adanya saling keterkaitan antar divisi juga berdampak pada sistem kinerja perusahaan yang lebih terbuka dan dinamis.

BACA JUGA : 4 Tips Kesukseskan Manajemen Sumber Daya Manusia

3. Penyelarasan Proyek dan Inisiatif yang Lebih Baik

Balanced Scorecard membantu organisasi memetakan proyek dan dan inisiatif ke dalam berbagai tujuan strategis yang berbeda, di mana pada akhirnya akan memastikan bahwa proyek dan inisiatif sangat terfokus pada penyampaian tujuan yang paling strategis.

4. Informasi Manajemen yang Lebih Berkualitas

Pendekatan Balanced Scorecard  membantu organisasi mendesain indikator kinerja utama untuk berbagai tujuan strategis perusahaan. Hal ini memastikan bahwa perusahaan mengukur apa yang sebenarnya penting untuk dilakukan.

Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan pendekatan Balanced Scorecard cenderung memiliki manajemen informasi dan pengambilan keputusan dengan kualitas yang lebih baik.

5. Peningkatan Pelaporan Kinerja

Balanced Scorecard dapat menjadi panduan dari desain laporan perusahaan. Hal ini memastikan bahwa pelaporan manajemen berfokus pada isu-isu strategis yang penting  dan membantu perusahaan melakukan monitoring dari pelaksanaan rencana perusahaan.

6. Penyelarasan Organisasi yang Lebih Baik

Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan untuk lebih menyelaraskan struktur organisasi mereka dengan tujuan strategis. Untuk melaksanakan rencana dengan baik, organisasi perlu memastikan bahwa semua unit bisnis dan fungsi pendukung bekerja menuju tujuan yang sama. Mengimplementasikan Balanced Scorecard ke dalam unit-unit tersebut akan membantu mencapai penyelarasan organisasi yang lebih baik, dan menyelaraskan strategi dan operasional.

7. Penyelarasan Proses yang Lebih Baik

Penerapan Balanced Scorecard yang baik juga membantu menyelaraskan proses organisasi seperti penganggaran, manajemen risiko dan analitik dengan prioritas strategis. Ini akan membantu menciptakan organisasi yang benar-benar berfokus pada strategi.

Apakah perusahaan kamu perlu berinvestasi dalam digital marketing? Jika kamu membaca artikel ini sekarang, maka jawabannya adalah “ya.”

Menurut Coviello, Milley and Marcolin – Digital marketing merupakan penggunaan internet dan penggunaan teknologi interaktif lain untuk membuat dan menghubungkan dialog antara perusahaan dan konsumen yang telah teridentifikasi.

Saat ini semua orang menggunakan internet, dari usia anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua erat kehidupannya dengan internet. Contoh sederhana ketika kamu sedang kebingungan untuk mencari handphone. Kamu kebingungan mencari handphone dengan tipe seperti apa dan spesifikasinya. Hal termudah yang bisa dilakukan adalah melakukan pencarian lewat internet. Ketika mencari lewat Google, kamu dapat dengan mudah menemukan tipe handphone dan spesifikasinya dari rating tertinggi hingga terendah. Bahkan lengkap dengan harganya. Sesederhana itu. Informasi bisa diakses dan ditemukan dengan mudah.

Banyak orang mengatakan digital marketing bukan untuk semua orang, tetapi jika bisnis kamu mirip dengan lima jenis perusahaan berikut, digital marketing adalah sesuatu yang perlu kamu pertimbangkan.

1. Firma Hukum

Kamu mungkin terkejut, mengapa firma hukum membutuhkan digital marketing? Karena seperti yang mungkin kamu katakan, pengacara adalah pakar dalam mengkomunikasikan hukum kepada masyarakat/ pihak tertentu, jadi sangat dibutuhkan media, seperti blogging untuk bisa menyampaikan pesan-pesan hukum kepada masyarakat. Adanya internet sangat membuka peluang bagi pengacara untuk memberikan berbagai informasi terkait hukum. Kebanyakan orang saat ini mencari informasi lewat internet, sehingga semakin banyak netizen yang membaca tulisan mereka, tentu membuka peluang orang yang membutuhkan bantuan hukum akan menghubungi pengacara tersebut.

2. Perawatan Kesehatan

Kita semua tahu bahwa googling gejala suatu penyakit adalah kebiasaan yang banyak dilakukan. Banyak orang mencari informasi di internet apabila mereka merasakan ada yang tidak beres pada tubuhnya.

Fasilitas kesehatan yang lebih progresif memanfaatkan momentum ini dengan mengimplementasikan blog, media sosial, dan website yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan pasien di masa mendatang. Bahkan tidak sedikit yang membuka fasilitas konsultasi online. Tidak dipungkiri bahwa semakin seseorang mengembangkan kepercayaan dengan penyedia layanan kesehatan secara digital, maka masyarakat semakin cenderung mempercayai penyedia layanan kesehatan tersebut secara pribadi.

3. Dealer Mobil

Setiap orang itu unik, begitu juga mobil yang mereka pilih untuk dikendarai. Karena alasan itu, banyak pembuat mobil, dan terutama dealer lokal, membelanjakan lebih sedikit pada media tradisional, dan lebih banyak lagi pada pemasaran digital.

Memanfaatkan media digital untuk promosi sangat berpengaruh terhadap angka penjualan. Bahkan hadirnya internet bisa menyampaikan pesan bahwa mobil tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga lifestyle. Orang diarahkan untuk memilih jenis mobil sesuai dengan seleranya. Melakukan digital marketing sangat bermanfaat bagi dealer mobil karena dapat beriklan tepat sasaran sesuai calon pelanggan potensial. Sehingga pada gilirannya akan mendorong penjualan.

4. Hiburan

Film dan televisi selalu tentang keterlibatan para penggemar. Kemampuan dua media ini untuk menarik kamu masuk dan membuat kamu merasa menjadi bagian dari cerita adalah seluruh tujuan dari industri hiburan. Bagaimana cara yang bisa ditempuh oleh industri hiburan untuk melakukan digital marketing?

Banyak perusahaan kini menghabiskan waktu berbulan-bulan dan kadang-kadang bahkan bertahun-tahun untuk mengiklankan film atau seri tertentu, menunjukkan bagaimana proses di balik layar, mempublikasikan poster film, atau sekadar menjalankan trailer, sehingga ketika akhirnya film tersebut ditayangkan, pikiran penonton sudah siap untuk menontonnya.

Tidak hanya itu, banyak film-film tiketnya sudah habis terjual sebelum ditayangkan. Digital marketing jelas sangat bermanfaat bagi industri hiburan. Tidak hanya film, media sosial juga bisa dimanfaatkan sebagai media promosi dan publikasi oleh industri hiburan lainnya, seperti konser musik, festival, pameran seni, dan masih banyak lagi.

Baca juga : Small Business Owner Harus Jeli Memanfaatkan Media Online

5. Makanan dan Minuman

Tidak sedikit orang yang mungkin mengolok-olok temannya karena selalu update di sosial media tentang foto-foto makanan atau lokasi dia hangout bersama teman-temannya. Namun jika kamu berada dalam industri makanan dan minuman, ini adalah tren yang tidak boleh diabaikan.

Bayangkan saja, kamu sedang menggunakan ponsel di sore hari, mengajak teman-teman mu untuk makan malam bersama. Tiba-tiba muncul notifikasi di hp mu adanya promo Buy 1 Get 1 di sebuah restoran. Tentu hal ini menjadi sangat menarik. Tidak hanya itu, adanya sosial media membuat makanan dan minuman yang adalah kebutuhan pokok bergeser juga menjadi lifestyle. Adanya testimoni pelanggan kamu di media sosial membuat rating bisnis kamu semakin tinggi dan terkenal. Sehingga hal ini bisa berpengaruh pada angka penjualan. Apabila kamu berada dalam bisnis makanan dan minuman dan belum melakukan digital marketing, inilah saat yang tepat untuk memulainya!

 

Para manajer dan pimpinan dalam perusahaan pasti akrab dengan istilah pemetaan perjalanan pelanggan, di mana hal ini ini menjadi salah satu alat yang memungkinkan para pemangku kepentingan dalam perusahaan dapat lebih memahami interaksi antara pelanggan dengan produk atau layanan yang diberikan perusahaannya dari waktu ke waktu. Service blueprint merupakan bagian penting bagi perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang jasa.

Tidak hanya itu, service blueprint menjadi sarana yang tepat dan efektif bagi perusahaan untuk menyimpan perjalanan pelanggan serta semua interaksi yang terjadi dalam perjalanan bisnisnya hingga saat ini.

Service blueprint dapat digunakan untuk memberikan pengalaman pelanggan yang sukses dengan lebih baik. Ibarat kamu dapat melihat sebuah bangunan, dan kamu dapat membaca deskripsi bangunan tersebut. Akan tetapi, untuk membangun bangunan yang kamu butuhkan tentu lebih dari sekedar gambar dan deskripsi. Proses hitung-menghitung biaya di sana-sini, kekuatan bangunan dan lain-lain juga dibutuhkan. Barulah pekerjaan fisiknya dimulai. Kamu membutuhkan instruksi – service blueprint tersebut.

Service blueprint memaparkan dan melibatkan banyak konsep inti dalam suatu bisnis. Dalam bisnis penyedia jasa infrastruktur misalnya, tentu banyak menggunakan istilah dan sistem yang berbeda dengan bisnis retail. Service blueprint jelas dibutuhkan, karena bisa menjadi sarana untuk mengklarifikasi interaksi, baik antara pengguna layanan, sistem dalam perusahaan, layanan karyawan, termasuk aktivitas perusahaan yang berdampak langsung kepada pelanggan.

Pertanyaan yang muncul: Mengapa perusahaan membutuhkan service blueprint?

1. Service blueprint sangat berguna ketika kamu ingin meningkatkan penawaran layanan perusahaan

Mengetahui bagaimana layanan yang kamu hasilkan tentu sangat penting. Kamu membutuhkan service blueprint untuk mengetahui bagaimana perjalanan layanan dalam perusahaan yang selama ini telah berlangsung, serta apa yang akan dilakukan untuk bisa menjadi lebih baik.

2. Service blueprint dibutuhkan untuk merancang layanan baru yang menggabungkan antara touchpoint digital dan non digital

Service blueprint dapat membantu kamu memeriksa dan mengimplementasi sistem yang kompleks dalam perusahaan. Perubahan dari non digital menjadi digital dalam sistem layanan tentu membutuhkan proses yang tidak mudah. Apalagi jika hal ini berkaitan dengan layanan pelanggan. Adanya service blueprint dapat meminimalisir terjadinya kesalahan yang dapat berdampak kerugian bagi perusahaan.  

3. Service blueprint dibutuhkan saat kamu  kehilangan jejak tentang bagaimana layanan perusahaan diproduksi

Apabila kamu hendak melakukan perubahan pada sistem perusahaan, kamu pasti membutuhkan sejarah dari perjalanan layanan bisnis. Apalagi jika perusahaan kamu sudah berjalan cukup lama. Semakin lama layanan telah ada atau semakin besar perusahaan, mungkin semakin tidak jelas dan buram bagaimana proses tersebut terbangun. Adanya service blueprint dapat membantu kamu menemukan proses layanan perusahaan.

4. Service blueprint membantu mengkoordinasikan sistem internal dalam perusahaan

Dalam layanan yang paling sederhana sekalipun sering melibatkan sistem IT, orang, alat peraga, dan mitra bisnis. Semuanya bekerja untuk memberikan pengalaman pelanggan. Adanya service blueprint dapat membantu mengkoordinasikan kompleksitas ini, sehingga sistem kolaborasi yang terjadi dalam perusahaan dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

5. Service blueprint dibutuhkan saat kamu ingin memformalkan sistem layanan yang baru dalam perusahaan.

Kita tahu bahwa teknologi baru dapat menciptakan peluang untuk memberikan layanan dengan sentuhan lebih tinggi kepada khalayak yang lebih luas. Memberikan bentuk baru dari layanan yang lebih menarik dan efektif bagi pelanggan tentu sangat diperlukan di era teknologi kini. Misalnya, dulu mungkin kamu harus membaca buku tebal dan berat untuk bisa belajar. Namun sekarang dunia pendidikan online berkembang begitu pesat, dimanapun dan kapanpun dapat mengakses ilmu pengetahuan dengan lebih mudah dan cepat. Adanya service blueprint menjadi media yang bisa digunakan oleh perusahaan melakukan perubahan sistem layanan dengan lebih terstruktur sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Nah, itu tadi 5 Alasan Mengapa Perusahaan Kamu harus memiliki Service Blueprint. Kalau saat ini perusahaan kamu sudah memiliki Service Blueprint, tentu kamu sudah memiliki standar layanan pelanggan. Namun apakah semua layanan pelanggan dalam perusahaan kamu sudah sesuai dengan standar yang ditentukan? Kamu bisa mengujinya melalui Metode Mystery Shopping. Bagaimana caranya? Baca :  Inilah Cara Mengukur Kinerja Pelayanan Menggunakan Metode Mystery Shopping

Ketika kamu memulai perencanaan strategis untuk bisnis yang kamu kelola, baik besar atau kecil, kamu dapat mempertimbangkan “Mystery Shopping” sebagai cara untuk mengukur kinerja pelayanan pelanggan. Mystery shopping merupakan salah satu jenis riset yang menawarkan manfaat yang berbeda dari riset pasar tradisional.

Apa sih Mystery Shopping itu?

Menurut Kirklees Council istilah ‘mystery shopping‘ dan ‘mystery customer research‘ keduanya merujuk pada aktivitas yang sama. Mystery shopping merupakan riset yang melibatkan orang (biasa disebut mystery shopper) yang sudah dilatih untuk berperan sebagai pelanggan untuk menilai proses pelayanan yang diberikan oleh karyawan pada suatu bisnis tertentu. Setelah itu  ia akan memberikan laporan dari hasil pengalamannya sebagai pelanggan tersebut secara lengkap.

Sebagai pemilik bisnis atau manajer dalam suatu perusahaan kamu bisa melakukan mystery shopping untuk mengetahui kondisi bisnis kamu saat ini, terutama dalam hal pelayanan dan pengalaman pelanggan. Hal ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh kamu karena karyawan kamu tentu akan bersikap baik apabila melayani pemilik bisnis atau manajernya, namun mungkin tidak seperti itu apabila melayani orang lain. Kamu membutuhkan pihak lain untuk melakukan mystery shopping. Untuk bisnis ritel, mystery shopping juga dapat memberikan gambaran kondisi nyata dari proses jual beli yang berlangsung, sehingga kendala-kendala dalam proses transaksi, termasuk pelayanan, komunikasi, dan kepuasan pelanggan, dapat diidentifikasi dan diukur.

 

Berikut 5 alasan kenapa Mystery Shopping tidak hanya bermanfaat, tetapi juga diperlukan untuk bisnis kamu:

1.Melakukan observasi yang akurat

Kamu mungkin dapat dengan mudah mencoba latihan role-playing dimana kamu atau karyawan kamu bertindak sebagai pelanggan, tetapi apakah itu benar-benar pengalaman yang sama dengan yang akan didapatkan pelanggan sebenarnya? Ketika role-playing, karyawan tentu tahu persis bagaimana melayani pelanggan, sehingga dia bisa memberikan perilaku yang benar. Dengan menggunakan Mystery shopping, hasil observasi akan lebih akurat, karena karyawan kamu tidak mengetahui adanya proses penilaian yang sedang dilakukan. Sehingga kamu bisa melihat kondisi nyata di lapangan.

2.Memberikan perspektif yang netral

Tidak dapat dipungkiri bahwa kamu seringkali memiliki penilaian yang bias terhadap operasi bisnis kamu. Setiap manajer atau pemilik bisnis memiliki blind spot pada perilaku karyawan. Nah, dengan menggunakan pihak lain untuk melakukan mystery shopping, kamu akan dihadapkan pada orang-orang yang tidak mengenal kamu atau karyawan kamu. Hal ini diperlukan karena orang yang melakukan mystery shopping akan mampu memberikan pandangan pihak ketiga yang benar-benar profesional dari perspektif pelanggan. Dalam hal ini, titik fokus bukan hanya pada produk atau layanan, tetapi pada pelanggan.

3.Mengetahui kelemahan dan kelebihan kompetitor

Jika pangsa pasar adalah apa yang kamu cari, mungkin kamu bertanya-tanya apa yang dilakukan pesaing kamu. Bagaimana jika kamu dapat mengirim ‘pelanggan’ untuk mengumpulkan data tentang taktik pelayanan mereka? Dengan mystery shopping, kamu dapat melakukan hal itu. Mystery shopping dapat memberikan umpan balik tentang kekuatan dan kelemahan kompetitor bisnis kamu. Sehingga kamu dapat mengetahui hal yang penting bagi pelanggan dan menggunakannya untuk meningkatkan kualitas bisnis kamu.

4.Mengetahui reaksi karyawan terhadap pelanggan

Kamu tidak pernah tahu bagaimana karyawan kamu akan bereaksi dalam situasi tertentu, misalnya jika ada pelanggan yang marah-marah, atau ada ‘pengutil’. Dengan adanya mystery shopping, kamu dapat menciptakan situasi tersebut dan mempelajari reaksi karyawan serta hasilnya, mulai dari bagaimana tanggapan karyawan apabila ada pelanggan yang marah-marah atau ada seseorang yang mencoba mencuri barang di toko? Dengan menyiapkan skenario ini, maka dari hasil yang muncul, kamu dapat menyesuaikan dengan strategi pelatihan kamu untuk meningkatkan cara karyawan kamu dalam menanggapi situasi krisis. Kehilangan pelanggan dan kerugian dapat dihindari karena adanya mystery shopping.

5.Melakukan pencegahan terhadap fraud (kecurangan)

Sebagai pemilik bisnis kamu harus memberikan perhatian dengan cermat. Semakin kamu lengah, semakin banyak kesempatan untuk timbulnya kecurangan. Dalam mystery shopping, seseorang akan merekam seluruh siklus proses pembelian yang dilakukan, mulai dari awal hingga akhir proses transaksi termasuk juga pelayanan yang diberikan. Hal ini bisa digunakan untuk melakukan pencegahan terhadap fraud (kecurangan), misalnya transaksi yang sengaja tidak dicatat, atau bahkan penggelapan uang. Dengan skenario tertentu, kamu bisa mengidentifikasi adanya potensi fraud (kecurangan) dan melakukan pencegahan di dalam proses bisnis kamu kemudian untuk menghindari hal ini.

 

Nah,itu tadi 5 alasan mengapa mystery shopping diperlukan dalam bisnis maupun perusahaan. Buat kamu para pemilik bisnis dan manajer, mystery shopping bisa jadi alternatif yang tepat dan efektif untuk mengetahui pengalaman pelanggan dalam bisnis kamu. Hasil dari mystery shopping dapat digunakan untuk meningkatkan strategi dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.

 

Pertanyaan penting setelah membaca article di atas adalah Bagaimana cara untuk memulai Mystery Shopping untuk bisnis/perusahaan saya? Apa saja yang harus saya siapkan? 

Pelajari semua ini di Public Training “Mystery Shopping” kami.

DAFTAR SEKARANG http://exc.li/nextMS

Kompetisi dalam perusahaan tentu sering menjadi kontroversi. Beberapa berpendapat bahwa kompetisi dapat menghasilkan output yang positif, tetapi ada juga yang mengatakan kompetisi bisa menciptakan budaya negatif yang kejam.

Kedua argumen tersebut tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya benar. Beberapa bisnis menciptakan budaya yang kejam dan mempromosikannya, sementara yang lain menekankan kinerja tim melalui kompetisi antar anggota/ tim. Kamu membutuhkan pendekatan kolaboratif agar bisa menggali manfaat dari kompetisi tanpa memunculkan ‘nada negatif’.

Jika kamu mampu menciptakan kompetisi yang menyenangkan, efektif, dan berorientasi tim, tentu ada banyak hal yang bisa diperoleh. Pertanyaannya, bagaimana caranya? Berikut adalah 6 cara meningkatkan produktivitas, membuat karyawan dalam perusahaan lebih bahagia dan semangat meningkatkan profit perusahaan.

1. Orang menikmati kompetisi

Mihaly seorang Psikolog dan Penulis “Flow: The Psychology of Optimal Experience,” melakukan penelitian dan menggunakan istilah ‘flow’. Ia memaparkan bahwa ketika seseorang mengalami ‘flow’ didefinisikan sebagai tenggelam dalam aktivitas sampai orang tersebut tersesat dalam tugas yang sedang dihadapinya.

Mihaly menemukan bahwa kompetisi adalah salah satu situasi utama ketika orang ‘mengalami flow’ – selama kompetisinya cukup sulit. Jika tugasnya terlalu mudah, maka orang tidak perlu banyak usaha. Jika tugas yang diberikan terlalu menantang, orang akan cenderung menyerah. Nah, pada tingkat kesulitan yang tepat orang dapat menenggelamkan dirinya pada tugas yang sedang dihadapi. Semua konsentrasi dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dan yang terpenting adalah: hal ini menjadi pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat.

Dari konsep tersebut, jelas sekali bahwa menciptakan kompetisi di kantor dapat mendorong pengalaman ini. Dengan membenamkan karyawan dalam mencapai tujuan, maka waktu mereka di kantor akan jadi lebih menyenangkan. Mereka akan terdorong untuk bekerja dan pada gilirannya akan mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Kenapa? Karena mereka menyerang pekerjaannya dengan kekuatan yang lebih besar.

2.Kompetisi bisa memunculkan kreativitas

Ketika orang berkompetisi, mereka menuntut dirinya agar berhasil dan ini memacu kreativitas dalam dirinya. Kreativitas ini mengarah pada peningkatan produktivitas. Adanya kompetisi, orang akan berusaha mencari solusi kreatif agar bisa berhasil.

Nah, ketika karyawan ingin berhasil, mereka terdorong untuk bereksperimen dengan pendekatan yang mengarah pada hasil yang lebih baik. Biasanya hal ini sering terjadi dalam tim pemasaran atau penjualan. Seorang sales misalnya, dirinya ingin mencapai target maksimal maka ia mencoba berbagai alternatif cara kreatif untuk memasarkan produknya. Sehingga ia bisa menjadi sales yang unggul dalam timnya, sekaligus bersaing dengan kompetitor.

3.Menumbuhkan budaya ‘saling memotivasi’

Kompetisi dalam perusahaan memunculkan standar kerja yang lebih tinggi. Ketika seorang rekan menjual lebih banyak produk pada kuartal ini, tentu rekan kerja nya akan bekerja dengan lebih ekstra agar bisa menjadi ‘sama’ atau bahkan ‘lebih baik’.

Kamu mungkin tidak menyadari bahwa ‘kamu sering melihat upaya apa saja yang dilakukan rekan kerja mu hingga bisa sukses seperti sekarang’. Nah, dengan kompetisi di kantor bisa mendorong budaya ‘saling memotivasi’.

4.Kompetisi bisa mendorong citra positif perusahaan di mata karyawan

Kompetisi yang dijalankan secara kolaboratif dan efektif, bisa memberikan citra yang lebih positif bagi perusahaan di mata karyawan. Pada akhir kompetisi, karyawan dapat melihat kembali pencapaian dan kemajuan yang telah dialami. Apalagi dengan adanya apresiasi dari perusahaan yang diberikan kepada karyawan yang berhasil. Hal itu jelas menjadi sangat berharga. Karyawan akan merasa bangga dan menumbuhkan perspektif ‘usaha ku tidak pernah sia-sia dan membuahkan hasil untuk perusahaan’.

Hal ini tidak hanya menarik perhatian, tetapi bisa memotivasi karyawan untuk merekomendasikan perusahaan kepada teman-temannya. Dan perlu diketahui, bekerja dengan teman bisa meningkatkan produktivitas, lho.

5.Kompetisi yang benar harus memberikan penghargaan atas kerja keras

Kita semua pernah mendengar cerita tentang seorang karyawan yang membantu perusahaan mencapai penjualan $1juta dan menerima bonus $2.000 sebagai imbalannya. Nah, situasi seperti ini bisa menghambat kerja keras dan tidak membuat karyawan bahagia.

Kompetisi bisa mendorong kerja keras. Mereka yang bekerja keras dan mencapai keberhasilan, tentu akan memberikan manfaat bagi perusahaan. Kompetisi bisa menghasilkan lebih banyak penghasilan daripada biaya hadiah.

Namun perusahaan kamu tidak perlu berkompetisi secara konstan, ya. Semua dilakukan secara bertahap. Saat menerapkan tantangan ini, penting bagi perusahaan mu untuk menyiapkan sistem kompetisi terlebih dahulu. Sehingga sistem tersebut dapat membantu mempertahankan budaya perusahaan yang positif. Semangat bisa didorong atau dibasahi oleh kompetisi. Apabila hal ini dipersiapkan dengan baik dan diterapkan secara tepat, maka perusahaan kamu secara dramatis dapat meningkatkan kesuksesan, produktivitas, dan mencapai keberhasilan.

 

Perkembangan teknologi membawa pergeseran jaman. Segala sesuatu lebih mudah diakses, cepat, murah, dan tanpa batas. Digitalisasi menggiring manusia pada kemudahan dan efisiensi. Tidak  hanya itu, kamu perlu menyadari bahwa era digital ini juga menjadi tantangan bagi perusahaan-perusahaan. Selain perubahan teknologi, terdapat perubahan budaya. Apalagi banyaknya ‘generasi millenial’ jelas membawa perusahaan pada tantangan tersendiri.

Baca : 5 Tips Memperlakukan Generasi Milenial di Tempat Kerja

Para peneliti di Oxford Economics mencatat bahwa ‘kelas baru’ dari para pemimpin yang baru muncul mencakup pola pikir digital, sangat mahir menggunakan teknologi untuk mencapai keunggulan kompetitif, dan melaporkan hasil bisnis yang lebih kuat sebagai hasilnya.

Faktanya, studi Leaders 2020 baru-baru ini terhadap lebih dari 4.000 eksekutif di 21 negara menemukan bahwa pemimpin digital mendorong kinerja yang lebih kuat dan keterlibatan karyawan melalui strategi, kecepatan, dan inklusivitas.

Gaya kepemimpinan digital bisa membawa peluang yang luar biasa. Tetapi jika tidak dilakukan dengan serius, itu dapat mendorong seorang pemimpin terlalu jauh dari dirinya yang asli dan sejati.

Jika kamu sekarang adalah pemimpin dalam perusahaan, apa saja tantangan yang kamu hadapi? Terdapat dua hal tantangan, yaitu  1. menjaga keaslian, yakni menjadi pemimpin yang selaras dengan diri sejati mereka, dengan memanfaatkan yang terbaik dari apa yang ditawarkan oleh perubahan digital, dan 2. secara bersamaan mengembangkan diri sejati mereka selaras dengan perubahan digital itu sendiri.

Melihat situasi dan tantangan tersebut, maka jelas bagi para pemimpin di era digital harus bisa menyikapinya dengan baik. Sehingga kepemimpinan bisa tetap efektif dan sesuai dengan perkembangan jaman, serta bisa memelihara ‘keasliannya’ agar kamu tidak menjadi sosok yang berbeda.

Nah, bagaimana caranya?

The classical Knowing-Doing-Being framework memaparkan satu jalan bagi kamu untuk mengatasi hal ini. Kerangka ini tentu bukan sekedar konsep, tetapi juga harus dipraktikan secara nyata. Apa saja yang bisa dilakukan pemimpin di era digital?

1.Knowing

Proses untuk menjadi pemimpin yang autentik dimulai dengan pengetahuan. Sebagai pemimpin perlu berpikir dan memahami keterampilan, kompetensi, dan informasi teknis yang diperlukan agar bisa mengelola tim dalam dunia kerja yang modern.

Bagi banyak pemimpin, digital dapat menjadi ‘frenemy’ (teman/lawan). Hal ini bisa menjadi wadah untuk meningkatkan pengaruh, prestise, dan kekuatan pemimpin. Namun terdapat pula peluang tersembunyi, di mana ‘digital’ bisa menjadi media yang menjerumuskan pemimpin pada ‘ego’. Seorang pemimpin mungkin semakin terkenal karena adanya social media, sehingga enggan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang dianggap ‘tidak selevel’.

Pengetahuan diperlukan oleh seorang pemimpin, tidak hanya itu di era digital ini sebagai pemimpin kamu harus bisa fleksibel agar dapat mengikuti perkembangan jaman yang dinamis.

2.Doing

Merangkul informasi yang tepat untuk menjadi pemimpin digital yang autentik cukup mudah. Tantangan sebenarnya dimulai ketika orang mulai mempraktekkan pengetahuan itu. Dalam dunia digital tidak ada lagi batasan dimana informasi dapat diakses dengan cepat dan mudah. Kemudahan ini mendorong orang untuk semakin meningkatkan inovasi.

Tidak hanya itu, budaya kewirausahaan yang tebangun membuat kamu lebih beranu mengambil risiko. Sebagai pemimpin tidak hanya memberikan delegasi dan perintah, tetapi perlu bagi seorang pemimpin untuk terlibat dalam proyek yang ada. Bekerja bersama tim dan berinteraksi dengan banyak anggota perusahaan menjadi salah satu cara untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya terjebak pada ‘status’, tetapi juga melakukan ‘aksi’ sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan.

3.Being

Hal yang paling sulit untuk menjadi pemimpin sejati adalah tahap wujud. Kamu ditantang untuk bisa mewujudkan secara konsisten peran sebagai pemimpin dalam perusahaan. Tidak hanya itu, sebagai pemimpin kamu harus bisa menuntun anggota perusahaan untuk mencapai tujuan, bertindak sesuai pada nilai-nilai, dan yang terpenting menjaga integritas.

Kamu pasti memiliki sejarah pribadi tentang momen-momen yang mempengaruhi dirimu saat ini. Kamu bisa mengatasi semua rintangan dalam kehidupan dan belajar dari berbagai pengalaman untuk mencapai keberhasilan. Pengalaman-pengalaman ini jelas membentuk dirimu saat ini, sekaligus mempengaruhi cara kamu mengambil keputusan.

Digital sendiri bisa berarti ‘kita semakin tidak terkendali’. Tidak ada cara untuk mengelola setiap komponen tentang bagaimana orang lain bereaksi, merespond, atau mengkritik kehidupanmu. Maka, sangat penting buat kamu sebagai pemimpin untuk bisa merangkul dan menerima sekaligus, baik pihak yang pro dan kontra.

Pemimpin pada era digital ini akan lebih sering berkomunikasi dan terlibat dengan banyak audiens. Sebagai pemimpin, kamu harus bisa membangun perspektif global dan meminimalisir perspektif yang subyektif. Bahkan kamu harus bisa menambahkan perspektif yang unik dan baru.

Nah, sebagai pemimpin di era digital apakah kamu sudah melakukan ketiga hal ini? Cobalah untuk menerapkan ketiga hal ini dengan lebih serius, sehingga kamu bisa membawa tim pada kesuksesan bersama perusahaan.

 

Jakarta, 19 Juli 2018 – excellence.asia mengadakan seminar  bertema “The Future of HR: How HR Drives Profits” bersama profesional HR dari berbagai perusahaan di Hotel Harris Tebet (09.00-12.00 WIB). Dalam acara ini excellence.asia mengundang 50 Manager Human Resources dari berbagai perusahaan di Jakarta. Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan industri, khususnya dalam mendorong peran Human Resources di perusahaan.

Semua orang mengakui bahwa People adalah aset terpenting dalam sebuah perusahaan. Kendati demikian, HR masih dianggap sebagai “Cost Center” dan bukan “Profit Booster” dari perusahaan. Melalui acara ini excellence.asia mendorong HR Profesional dari berbagai perusahaan untuk meningkatkan peran dan fungsinya dalam perkembangan perusahaan. Tiga orang pembicara hadir dan mengupas bagaimana HR dapat membawa profit bagi perusahaan dari tiga aspek yang berbeda, yaitu Strategy, Talent Development, dan Employee Happiness. Pembicara tersebut adalah Hesty Setyaningrum (Client Partner at Korn Ferry Hay Group Indonesia), Viktor Yanuar S (CEO and CoFounder excellence.asia), dan dr. Ferry Darmawan Sp.OG (Women’s Health Expert).

“HR adalah divisi yang menyentuh semua orang, kalau HR bisa berubah maka semua orang dalam perusahaan juga bisa berubah. Sudah saatnya HR melakukan perubahan untuk bisa drives profits bagi perusahaan,” tutur Viktor Yanuar S.

Perubahan HR dalam perusahaan menjadi salah satu langkah untuk bisa mengikuti perkembangan jaman. Beberapa tahun yang lalu mungkin salah satu penilaian karyawan dilihat dari kehadiran secara fisik di kantor, tetapi dengan adanya teknologi saat ini muncul cara baru dalam bekerja yang sering disebut working at home. Ini adalah salah satu contoh dampak dari perkembangan teknologi yang membawa perubahan dalam cara kerja dan budaya perusahaan. HR memiliki peran penting untuk membawa perusahaan beradaptasi dengan kondisi yang ada. Apalagi dengan hadirnya generasi millenials sebagai tenaga kerja.

excellence.asia melakukan survey kepada 250 HR perusahaan di Indonesia. Hasil survey ini menunjukkan sebanyak 6.1% setuju bahwa training itu penting. Sebanyak 62% mengatakan training lebih efektif dilakukan dalam pekerjaan (on the job training). Tidak hanya itu, 74% responden setuju jika training dilakukan secara berkelanjutan dan 62% setuju waktu pelaksanaan training di luar jam kerja. Bagaimana dengan cara memperoleh training yang biasa dilakukan oleh HR? Sebanyak 50% mengatakan bahwa mereka memilih training dari brosur/ email, 25% rekomendasi dari teman, dan 10% memanfaatkan search engine.

Kesuksesan tidak bisa dicapai begitu saja, perusahaan membutuhkan strategi yang tepat. Strategi tersebut dapat diwujudkan apabila perusahaan memiliki karyawan yang kompeten. Peningkatan kompetensi efektif tidak hanya berdasarkan kemampuan intelektual dan softskill karyawan, tetapi juga dari sisi employee happiness.

“Kesehatan menjadi salah satu faktor kunci seseorang untuk bisa bertahan. Dalam konteks perusahaan, produktivitas sangat dipengaruhi pula oleh kondisi kesehatan karyawannya. Bayangkan saja, apabila satu ruangan terdiri dari 4 orang dan seorang dari mereka terserang flu berat. Penyakit ini menular ke semua orang dalam ruangan tersebut, alahasil semua sakit dan semua bisa jadi ijin tidak masuk kerja,” ungkap dr. Ferry Darmawan.

Pada kesempatan ini dr Ferry Darmawan menjelaskan bahwa kesehatan sangat berpengaruh pada employee happiness. Perusahaan harus menjadi salah satu pihak yang mempedulikan kondisi kesehatan karyawannya. Misalnya apabila perusahaan mempekerjakan karyawan perempuan, maka sudah selayaknya perusahaan juga mendorong karyawannya untuk memiliki awareness terhadap penyakit kanker serviks. Jangan sampai salah satu karyawan menjadi tidak produktif dalam bekerja karena kondisi fisik yang tidak baik. Produktivitas kerja sangat dibutuhkan untuk bisa mencapai tujuan perusahaan.

“Ada tiga hal yang harus dilakukan HR untuk bisa drives profits, yakni dimulai dari HR sendiri, melakukan talent management, dan memanfaatkan teknologi,” kata Viktor.

Cikarang, 31 Mei 2018 – excellence.asia mengadakan seminar  bertema “The Future of HR: How HR Drives Profits” bersama profesional HR dari berbagai perusahaan. Acara yang dilaksanakan di Grand Zuri Hotel Jababeka, Cikarang ini dihadiri oleh 26 peserta dengan latar belakang perusahaan yang berbeda-beda. Tidak hanya excellence.asia, tetapi acara ini diselenggarakan bekerja sama dengan ProSehat.

Semua orang mengakui bahwa people adalah aset terpenting dalam sebuah perusahaan. Kendati demikian, HR masih dianggap sebagai “Cost Center” dan bukan “Profit Booster” dari perusahaan. Dalam acara ini hadir tiga orang pembicara untuk mengupas bagaimana HR dapat membawa profit bagi perusahaan dari tiga aspek, yaitu strategi, employee happiness, dan talent development. Dalam acara ini hadir tiga pembicara yakni Andi Hanif Mursid (GM – L&D at PT Intraco Penta, Tbk), dr. Ratu Mutiara Mustikasari (Trainer PT.Maha Kreasitama, Depok), dan Viktor Yanuar S (CEO & CoFounder excellence.asia).

“Seorang HR membutuhkan kemampuan manajerial dan leadership agar perusahaan bisa menghasilkan result dalam bentuk profit dan profit itu bisa diperoleh berkesinambungan. Kita sebagai seorang HR harus memiliki kemampuan ini agar kita bisa menjadi strategic bussiness partners untuk para CEO kita. Kita bisa duduk sejajar dan mengkomunikasikan dengan efektif program dan aktivitas HR ke CEO dan selurug komponen dalam organisasi,” kata Andi Hanif.

Selain memahami tentang strategi HR bersama Andi Hanif, peserta juga diajak untuk membangun employee happiness dalam perusahaan melalui aspek kesehatan karyawan.

dr. Ratu Mutiara Mustikasari yang akrab disapa dr. Muti berkata, “Medical checkup dibutuhkan dalam perusahaan untuk mengetahui apakah karyawan memiliki potensi penyakit tertentu atau tidak.”

Dalam sesi ini dr. Muti menjelaskan aspek-aspek kesehatan yang dibutuhkan karyawan karena kesehatan sangat berpengaruh pada produktivitas kerja. Setiap orang memilki potensi untuk terkena virus atau bakteri tertentu, untuk mengindari hal ini bisa dilakukan pemeriksaan pada saat rekrutmen.

Sebagai seorang HR diharapkan juga mengikuti perkembangan teknologi. Banyak pendapat mengatakan bahwa HR merupakan divisi yang paling lama mengalami perubahan pada era disruptif. Bahkan HR hanya dianggap sebagai cost centre bukan profits center. Melihat gagasan-gagasan tersebut, di luar negeri banyak dikembangkan teknologi yang bisa menunjang perkembangan HR. Mengapa demikian?

“HR adalah divisi yang menyentuh semua orang, kalau HR bisa berubah maka semua orang dalam perusahaan juga bisa berubah. Sudah saatnya HR melakukan perubahan untuk bisa drives profits bagi perusahaan,” tutur Viktor Yanuar S.

Dalam acara ini Viktor juga menjelaskan tentang bagaimana memanfaatkan teknologi dalam dunia HR. Teknologi bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sarana meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja. HR diharapkan juga dapat melakukan adaptasi dengan hadirnya generasi millenials di perusahaan. HR memiliki peran penting dalam suatu perusahaan. Tidak hanya dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia baik secara kemampuan teknis maupun non teknis, tetapi HR juga berperan dalam drives profits bagi perusahaan.