Konsep dasar membangun brand:

– Apa itu brand

– Apa beda brand dengan branding

– Kenapa brand dibutuhkan

Brand adalah tanda/mark. Brand (Inggris) = Merek (Indonesia). Proses melakukan brand adalah branding. Jadi, Branding ialah kegiatan membangun brand. 

Brand dibutuhkan karena industri sudah sangat ketat dan sudah banyak kompetitor yang sudah bergelut dibidang yang sama sebelumnya. Kompetisi akan semakin sulit sekali maka dalam mebangun bisnis saja sangat kurang, harus ada suntikan brand didalamnya. Brand sendiri adalah bagaimana kita menciptakan persepsi terhadap barang dan jasa kita sehingga memiliki fantasi tertentu di otak konsumen.

Tahapan dalam membangun brand:

Fondasi

– Brand strategy (jantung dari semua kegiatan dalam membangun brand), sesederhana dalam menjawab 6 pertanyaan, yaitu:

1. Mengapa saya membangun usaha ini? (apakah karena ingin kaya, misi, jati diri atau investasi)

2. Apa impian saya? 

3. Siapa pesaing saya dan kelebihannya?

4. Di bidang apa saya bergerak?

5. Siapa pelangganya?

6. Kenapa orang harus beli produk saya?

Komunikasi

Di komunikasi brand ada satu konsep pemikiran yaitu 5 sensory experiences. Setiap konsumen bisa diapproach dengan cara membangun persepsi di 5 panca indera yang konsumen punya. Maka untuk menyampaikan komunikasi/pesan kepada target market harus menyerang 5 macam panca indera, bukan hanya 1 macam. Semakin banyak panca indera yang disentuh, semakin dikenal sebuah brand. Selain 5 sensory experiences, terdapat point penting lainnya yaitu touchpoint. Pada intinya touchpoint adalah semua hal yang bisa dilihat, dirasakan, disentuh oleh 5 sensor tadi lewat berbagai bentuk oleh seorang konsumen. Salah satunya ialah pameran.

Jadi, fase komunikasi adalah fase yang membahas fondasi yang sudah dibangun sebelumnya. Fase komunikasi juga merupakan fase yang memerlukan banyak biaya sehingga harus dipastikan terlebih dahulu apakah fondasinya sudah baik atau belum sebelum melanjutkan ke fase berikutnya. 

Evaluasi

Pada intinya adalah fase evaluasi adalah fase yang dipakai untuk menganalisa apakah komunikasi yang dilakukan apakah sesuai dengan fondasi yang sudah dibangun. Maka untuk melakukan fase evaluasi sesederhana memahami metode riset.

Riset pada dasarnya adalah untuk mendapatkan data. Data dipakai untuk melihat apakah prosesnya sudah benar atau belum.

Fase riset terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

  1. Qualitative riset, yang didapatkan berdasarkan pemaparan atau analisa yang kita lihat tanpa angka. 
  • Interview 1 on 1
  • Focus Group Discussion
  • Etnografi

2. Quantitative, bisa dilakukan dengan cara mengisi kuisioner survey yang sudah diberikan dalam bentuk hard copy ataupun digital.

Ada beberapa hal didalam evaluasi brand:

  • Harus dilakukan secara berkala. Minimal 6 bulan atau 1 tahun sekali
  • Selalu cek apakah impian yang sudah dibangun apakah sudah sampai atau belum
  • Dari hasil riset yang dilakukan coba simpulkan dan juga perbaiki
  • Kembali lagi melihat ke dalam. Apakah ada yang salah atau kurang. Hanya bisa dilakukan ketika kita sudah melakukan riset.
  • Redefinisikan strategi

Tahapan agar brand dikenal juga bisa dengan menggunakan istilah 

“KERAP CINTA”

Cinta

Paham

Rasa

Kenal

Namun itu semua tergantung industri yang digeluti, semakin banyak kompetitor semakin sulit untuk dikenal oleh masyarakat karena sudah ada perusahaan yang sudah lebih dulu hadir. Maka dari itu, branding sangatlah penting jika kita baru memulai suatu bisnis dan juga agar strategi yang telah direncanakan bisa tepat sasaran.

2 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.