Menurut studi yang dilakukan oleh Digital Universe, jumlah data yang dihasilkan oleh manusia dan mesin pada tahun 2020 akan mencapai 44 zettabytes atau lebih dari 44 triliun gigabytes data. Inilah yang seringkali disebut dengan Big Data.

Fenomena Big Data dimulai pada tahun 2000-an ketika seorang analis industri, Douglas Laney, menyampaikan konsep tentang Big Data. Menurut Douglas Laney, Big Data adalah data dalam jumlah besar yang mengacu pada kumpulan informasi yang sangat banyak dan beragam, yang tumbuh dengan laju yang terus meningkat. Ini mencakup volume informasi, kecepatan atau velocity di mana data dibuat atau dikumpulkan, dan variation atau variasi titik data yang dicakup. Big Data seringkali berasal dari berbagai sumber dan muncul dalam berbagai format.

Big Data ini dapat dianalisa untuk memberikan insight atau gambaran yang mengarah pada keputusan yang lebih baik dan menentukan langkah strategis dalam bisnis. Melakukan analisa Big Data memiliki potensi untuk membantu hampir setiap bagian dari industri manufaktur. Nah bagaimana cara memanfaatkan Big Data dalam industri manufaktur? Yuk simak contohnya dari beberapa industri manufaktur berikut ini.

1. Production Optimization

Sebuah produsen bahan kimia Eropa terkemuka berupaya untuk meningkatkan hasil produksi mereka. Dengan memanfaatkan sensor yang dipasang di mesin, mereka menganalisis bagaimana masing-masing faktor input mempengaruhi output produksi, misalnya suhu, jumlah dan aliran karbon dioksida, ataupun tekanan pendingin, lalu membandingkan tingkat pengaruhnya satu dengan yang lain.

Chemical Industry (Illustration Only)

Hasilnya, mereka menemukan bahwa laju aliran karbon dioksida sangat mempengaruhi hasil produksi, dan dengan sedikit mengubah parameter mesin, mereka dapat mencapai penurunan yang signifikan pada limbah bahan baku (sebesar 20%) dan biaya energi (sebesar 15%), dan secara signifikan meningkatkan hasil produksi.

2. Quality Assurance

Pada awal 2014, BMW menggunakan Big Data untuk mendeteksi kelemahan dalam prototipe mobil terbaru mereka. Data dikumpulkan dari sensor yang dipasang pada prototipe yang diuji dan juga di mobil yang sudah digunakan. Dengan menggunakan Big Data, BMW menganalisa kelemahan dan pola kesalahan yang timbul pada kedua mobil.

Hal ini memungkinkan para insinyur untuk menghilangkan potensi kelemahan sebelum prototipe benar-benar diproduksi dan membantu mengurangi penarikan kembali mobil yang sudah digunakan. Dengan menggunakan Big Data, BMW tidak hanya dapat memastikan kualitas yang lebih tinggi pada tahap awal, tetapi juga mengurangi biaya klaim garansi, meningkatkan reputasi merek, dan juga menyelamatkan nyawa.

3. Supply Chain Management

Untuk menghindari biaya tinggi yang berhubungan dengan kegagalan rantai pasokan (supply chain), suatu perusahaan ingin mencari cara yang lebih baik untuk mengelola pengiriman bahan baku. Mereka memutuskan untuk menggunakan data rincian rute pemasok mereka, serta data cuaca dan lalu lintas yang disediakan oleh sumber eksternal yang dapat dipercaya, untuk mengidentifikasi kemungkinan keterlambatan pengiriman.

Storage Warehouse (Illustration Only)

Dengan menggunakan Big Data, mereka melakukan analisis prediktif dan menghitung kemungkinan penundaan serta kekurangan bahan baku. Berdasarkan perhitungan ini, perusahaan dapat membuat rencana darurat terkait persediaan dan sekarang mereka dapat menjalankan produksinya tanpa gangguan dan tentu saja terhindar dari biaya downtime yang berlebihan.

4. After Sales (Purna Jual)

Selain dalam tahap perancangan, Rolls-Royce juga menggunakan Big Data untuk memberikan dukungan after-sales (purna jual) kepada klien mereka dan menjadikan mesin pesawat terbang mereka produk yang terhubung dan cerdas. Pada tahap after-sales (purna jual), pusat operasional Rolls-Royce menganalisis secara real-time ribuan data yang dikumpulkan dari sensor mesin untuk menghasilkan gambaran tentang kinerja mesin. Jika ada kecacatan atau potensi kelemahan yang mengkhawatirkan, insinyur dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghindari bencana.

Pendekatan ini memungkinkan Rolls-Royce meningkatkan kualitas produk mereka, secara signifikan mengurangi biaya, memastikan penerbangan yang aman, dan memberikan layanan tingkat tinggi kepada klien mereka.

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu sudah menggunakan Big Data di perusahaan kamu seperti contoh di atas?

REGISTER NOW – https://exc.li/future
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *