Tutup mata kamu dan coba bayangkan hal ini. Sekarang adalah tahun 2048 dan kamu harus mengunjungi pabrik sebagai bagian dari kunjungan rutin setiap semester. Taksi tanpa sopir yang kamu tumpangi menurunkan kamu di depan sebuah bangunan industri yang megah. Kamu akan masuk ke “The Factory of the Future” dan apa yang kira-kira akan kamu lihat di sana?

Illustration The Factory of the Future

Pada periode sekitar tahun 1760 hingga 1840, terjadi perubahan besar dalam dunia industri. Tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus (artisan) dalam membuat produk secara handmade digantikan oleh tenaga mesin yang digerakkan oleh kincir air ataupun mesin uap, sehingga tidak lagi dibutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus lagi. Perubahan besar ini memang paling tampak terjadi di industri tekstil, namun efek dari perubahan ini dirasakan di semua aspek kehidupan.

Revolusi Industri 1.0

Itulah era Industri 1.0 dan sekarang kita sudah berada di era Industry 4.0, lalu bagaimana dengan era Industri 2.0 dan 3.0

Revolusi industri yang kedua atau Industri 2.0 terjadi sekitar akhir abad ke-19 yaitu sekitar tahun 1870 hingga 1914, saat Perang Dunia I terjadi. Tidak seperti revolusi industri pertama yang ditandai dengan munculnya teknologi baru, revolusi industri kedua terjadi karena peningkatan teknologi yang sudah ada dan sinergi antar teknologi tersebut.
 
Sebagai contoh, listrik yang lebih efisien, menggantikan air dan uap sebagai sumber tenaga di pabrik. Industri 2.0 juga ditandai dengan dimulainya era lini assembly, komponen atau part yang dapat dengan mudah diganti, dan tentunya mass production.

Revolusi Industri ketiga atau Industri 3.0, sama seperti revolusi yang pertama, terjadi karena ditemukannya teknologi baru yang disruptive – dalam hal ini adalah otomasi dan komputer. Hal ini membawa perubahan yang monumental di industri manufaktur, memungkinkan tingkat presisi (terima kasih kepada hadirnya industrial robot) dan akurasi (berkat adanya mesin CNC – Computer Numerical Controls), yang tidak pernah ada sebelumnya di lini produksi. Industri 3.0 ini terjadi sekitar awal tahun 1960-an saat mulai diperkenalkannya industrial robot dan CNC secara komersial (walaupun demikian, sangat sulit untuk secara tepat menunjukkan kapan ini terjadi).
 

Lalu, apakah itu Revolusi Industri keempat atau Industry 4.0?


Jika kita lihat pola revolusi industri sebelumnya, revolusi industri ganjil adalah hasil dari hadirnya disruptive new technologies seperti ditemukannya mesin uap dan komputer. Kontras dengan itu, Industry 2.0 tidak berkaitan dengan ditemukannya teknologi baru melainkan peningkatan dan sinergi antara teknologi yang telah ada sebelumnya. Jika pola ini tetap bertahan, maka seharusnya kita berharap bahwa era Industri 4.0 akan lebih melibatkan optimization daripada invention.
 

“Kami menemukan digital control system 35 – 40 tahun yang lalu dengan tujuan untuk menghubungkan puluhan ribu sensor dengan sebuah sistem pengendali digital. Jadi, 35 tahun yang lalu, kami sudah memulai perjalanan menuju Industrial Internet of Things (IoT).”

Jason Urso, CTO dari Honeywell Process Solutions


Urso juga menjelaskan bahwa era Industry 4.0 terjadi secara bertahap dalam waktu yang cukup lama. Itulah sebabnya kita sering mendengar expertmengganti kata Revolusi Industri ke-4 menjadi Evolusi Industri ke-4. Ini bukan berarti tidak ada lompatan besar dalam teknologi manufaktur yang terjadi melainkan untuk menunjukkan bahwa pengaruh dari era ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa dirasakan di semua sektor.

Kembali ke hal yang kita bayangkan di awal artikel ini, Smart Factory atau sering disebut juga “The Factory of The Future”  yang kita kunjungi itu adalah inti dari revolusi industry keempat. Hal ini sering direpresentasikan sebagai gabungan dari semua teknologi Industry 4.0 yaitu : cyber-physical systemsdan physical assets yang terkoneksi dengan IoTdata analyticsadditive manufacturing dan artificial intelligence (AI).

Bagaimana Smart Factory dari Industry 4.0 ini berbeda dengan “Dumb” Factory yang ada di Industry 3.0? Bagaimana cara mempersiapkan perusahaan dan juga tentunya tenaga kerja yang kita miliki sekarang untuk bisa siap mengadopsi Smart Factory ini?

Yuk hadir ke Seminar “Be A Futuristic Manufacturing Industry – How Industry 4.0 will boost your manufacturing productivity” bersama Sistech Kharisma dan excellence.asia serta berkolaborasi dengan Microsoft Indonesia, hari Selasa, 27 Agustus 2019 (09.00 – 13.00 WIB) bertempat di Enso Hotel, MM 2100 Cibitung,

Daftar sekarang melalui online RSVP link di https://exc.li/future atau hubungi Ms.Seni di 087880514876. (Gratis max 2 orang / perusahaan).

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *