Yohanes Raymond (Creative Director Nero Atelier – Kreator Kreavi)

Sadarkah Anda jika dalam kehidupan, kita tidak pernah terlepas dari yang namanya merek (branding)? Mulai dari bangun tidur hingga matahari terbenam kita selalu dijejali puluhan merek baik produk atau jasa yang berusaha untuk menghipnotis otak kita untuk terus mengingatnya.

Beberapa orang beranggapan merek (branding) hanya sebatas pembuatan nama hingga desain logo dari produk atau jasa yang dijual. Jika saya boleh bagikan sedikit kepada Anda, kebenarannya adalah merek itu bukanlah sebuah logo. Logo hanya salah satu bagian “kecil” dari proses merek (branding).

“Your brand is what people say about you after you leave the room” — Jeff Bezos, Amazon

Merek (branding) juga dijadikan salah satu faktor yang signifikan bagi pelanggan untuk memutuskan membeli sesuatu. Merek (branding) dijadikan sebagai identifikasi sebuah produk/ jasa sehingga mudah untuk dikenali/ diingat oleh pelanggan, misalnya dari nama yang dipakai, warna dari mereknya, slogan atau nilai yang dihidupi dari merek tersebut. Selain kepercayaan pelanggan yang dibangun, manfaat merek (branding) bagi pemilik barang/ jasa adalah menciptakan loyalitas pelanggan. Dan bagi para konsumen/ pelanggan, manfaat merek (branding) adalah memberikan keyakinan akan kualitas produk atau jasa yang terjamin

Kebanyakan kita jumpai, beberapa perusahaan yang awalnya kecil bisa berkembang menjadi besar karena mereka berhasil menciptakan persepsi pada pelanggan secara konsisten melalui membangun merek yang mereka miliki. Dan tentunya dalam membangun sebuah merek dibutuhkan kejujuran (nilai positif) dari merek itu sendiri. Karena merek (branding) lebih berbicara tentang janji yang sanggup di penuhi dari merek itu sendiri kepada para pelanggannya. Dan merek yang baik adalah merek yang mampu untuk memberi nilai tambah (positif) / manfaat kepada para pelanggannya. Jangan heran apabila sebuah merek (branding) yang tidak memiliki nilai tambah suatu hari kelak akan segera dilupakan oleh para pelanggannya

Ada beberapa perbedaan merek produk dengan merek jasa :

Merek Produk (Product Branding)Merek Jasa (Service Branding)
Berwujud (tangible)Tidak berwujud (intangible)
Bisa dijual kembali oleh pemiliknyaTidak bisa dijual kembali / tidak berpindah kepemilikannya
Bisa disimpanTidak bisa disimpan
Lebih mudah untuk dikembangkan usahanya melalui inovasi/ varian produk yang dijualLebih sulit dan membutuhkan waktu untuk mengembangkan usahanya
Biasanya dijual dengan rangsangan visual (desain kemasan, dll) dan audio sehingga orang dengan mudah mengingat produknyaOleh karena membangun sebuah kepercayaan konsumen, sehingga dibutuhkan sebuah hubungan yang dibangun antara merek dan pelanggan
contoh : Pakaian, Makanan, Minuman, Sepatu, Perhiasan, Kendaraan, Komputer, GadgetContoh : Asuransi, Konsultan Bisnis, Sekolah, Reparasi Elektronik, Layanan Kesehatan (Puskesmas), Agency Periklanan, Design Studio

Sebenarnya untuk “proses” membangun merek produk atau jasa tidak akan jauh berbeda pada saat ini. Namun ketahuilah kalau kita membutuhkan “usaha yang lebih” (dalam soal waktu) untuk membangun merek jasa, dibandingkan membangun merek pada sebuah produk. Mengapa? Karena membangun merek jasa menjual sesuatu yang abstrak (tidak kelihatan secara mata jasmani) sehingga dibutuhkan pendekatan secara personal antara merek dengan pelanggan. Melalui  hubungan komunikasi, emosional dan manfaat yang dirasakan oleh pelanggan menjadikan sebuah kepercayaan sebuah merek akan terbangun dengan sendirinya. Selain itu pula konsistensi juga diperlukan dalam proses membangun sebuah merek (brand) sehingga akan terus diingat oleh pelanggan dari produk atau jasa yang bersangkutan.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *