“UKM sangat penting untuk belajar. Apalagi untuk bisnis kuliner, tidak ada standar yang pasti. Kalau ngomongin masak, semua perempuan bisa masak di dapur. Tetapi untuk mendapatkan produk kuliner yang sehat, bermutu, dan bisa menjadi produk kemasan untuk dijual dibutuhkan kemauan untuk belajar dan berinovasi,” ungkap Ibu Mujiati pemilik Sambal CUK dalam wawancara bersama EXCELLOKA by excellence.asia.

Sosok bernama Mujiati adalah perempuan di balik suksesnya Sambal CUK, UKM asli Surabaya. Sambal CUK merupakan produk lokal asli Surabaya yang menjual berbagai varian sambal dan bumbu masak khas Indonesia.

“Saya mengambil nama Sambal CUK itu awalnya terinspirasi dari Slogan ITS, Cak-Cuk. Dari situ saya terinspirasi gimana kalau produk kita diberi nama Sambal CUK? Dan CUK dalam Sambal CUK adalah singkatan dari Cabe Ulek Kemasan,” kata Ibu Mujiati.

Sambal CUK dimulai pada tahun 2010 dengan modal yang sangat terbatas. Saat itu dirinya masih bekerja di salah satu perusahaan kosmetik swasta selama kurang lebih 30 tahun. Jelang pensiun ia mulai berpikir, “Apakah saya akan terus bekerja ‘ikut orang’ atau memulai bisnis sendiri?”

Sambal CUK dimulai dari NOL

Berangkat dari hobi memasak, Ibu Mujiati memulai bisnis menjual sambal. Dirinya mengaku melihat peluang, di mana orang Indonesia gemar makan sambal. Ia juga melihat banyak warung dan restoran yang menjual makanan Indonesia dengan berbagai pilihan sambal, tetapi saat itu belum ada sambal dalam kemasan. Tahun 2010 inilah menjadi titik awal bagi Ibu Mujiati untuk mengembangkan bisnis sambal CUK. 

“Saya memulai bisnis itu bisa dikatakan tidak ada modal, saya buat sendiri dan dibantuin sama satu pembantu rumah tangga. Dijual ke temen-temen kantor sama dulu itu jaman Blackberry, jadi ya lewat Blackberry ke temen-temen,” tuturnya.

Saat itu Ibu Mujiati menjual sambal ikan asin khas Surabaya. Ia membuat sambal itu sendiri dan menjual ke teman-teman kantornya. Tak disangka, sambal buatan Ibu Muji digemari dan teman-temannya membeli mulai dari 0,5-1 kg sambal. Saat itu Sambal CUK belum dalam kemasan seperti saat ini. Melihat peluang produk yang laris dan digemari, Ibu Mujiati mulai mengembangkan Sambal CUK menjadi sambal dalam kemasan yang sederhana.

“Saya melihat sambal buatan saya ini laris. Gimana kalau saya jual dalam kemasan saja? Lalu dari situ saya mulai berpikir bagaimana caranya agar sambal ini bisa awet sampai 12 bulan? Saya ingin semua orang bisa makan sambal ulek rumahan tanpa harus ke dapur,” kata Ibu Mujiati.

Seiring berjalannya waktu, Ibu Mujiati pun mengembangkan berbagai varian rasa dari Sambal CUK, mulai dari sambal CUK – ikan asin klotok pete, sambal bawang pete, sambal bawang, sambal teri medan, sambal roa manado, dll. Sambal CUK saat ini juga sudah mengembangkan bumbu masak tradisional dalam kemasan, hingga saat ini sudah memiliki 25 varian produk.  

Baca juga : 4 Tips Buat Kamu yang Mau Memulai Bisnis Kuliner

Strategi Mengembangkan Bisnis Sambal CUK

Sebagai pemilik bisnis, siapa yang tidak ingin mengembangkan bisnisnya? Tidak disangka dari bisnis rumahan tanpa modal, Sambal CUK saat ini sudah mencapai omset ratusan juta rupiah.

“Kalau omset saat ini alhamdulillah sebulan itu kisaran Rp 500 juta- 700 juta. Kalau lagi ada ekspor bisa tembus 1M. Dalam setahun nembus di atas 1M bisa 2-3 kali,” ungkap Ibu Mujiati.

Sambal CUK tentu tidak begitu saja mencapai kesuksesan ini. Ibu Mujiati bercerita tentang berbagai perjuangan yang dilakukan Sambal CUK. Dimulai dari tidak ada modal dan memasarkan produk dari teman ke teman, serta memanfaatkan media sosial. Hingga saat ini Sambal CUK sudah melakukan ekspor ke Singapura, Amerika, Vietnam dan Taiwan. Ibu Mujiati mengakui bahwa dirinya terus melakukan inovasi sejak ia membuka bisnisnya. Kualitas terus dipertahankan, sehingga pelanggan tidak hanya membeli tetapi merekomendasikan Sambal CUK kepada orang lain. Keseriusan dalam berbisnis yang dimulai tahun 2010 ini mulai membuahkan hasil. Kualitas dan mutu yang baik membuat Sambal CUK dilirik oleh salah satu Tabloid kuliner pada tahun 2013. Saat itu Sambal CUK masih belum menggunakan kemasan kedap udara, sehingga sering terjadi kebocoran saat melakukan pengiriman.

Pantang menyerah, Ibu Mujiati terus berinovasi untuk membuat kemasan yang sesuai standar. Ia mengikuti banyak pameran dan kompetisi untuk mengembangkan bisnisnya. Bahkan Sambal CUK memperoleh bantuan permodalan sebesar 1 M untuk mengembangkan bisnisnya.  Dari berbagai pelatihan yang dilakukan ia mengembangkan kualitas bisnisnya, mulai dari memperbarui kemasan dan semakin meningkatkan kualitas dari produk.

Sambal CUK juga banyak bekerja sama dengan distributor-distributor di luar pulau untuk mengembangkan pemasarannya. Tidak hanya itu, Ibu Mujiati tidak melupakan peran pemerintah untuk membawanya ke pasar internasional. Saat ini ia banyak mengikuti pameran di luar negeri untuk bisa memperoleh buyer dan memenangkan tender.

“Dalam menjaring pasar luar negeri kita menggunakan website untuk mendapatkan buyer dari luar negeri. Selain itu kita juga ikut pameran di China, Vietnam, dan Singapura.Kita saat ini jalan pameran di Arab Saudi dan Timur Tengah. Dari situlah kita semangat untuk maju menjadi industri besar biar bisa menciptakan lapangan kerja,” ungkap Ibu Mujiati.

Sebagai seorang Ibu Rumah Tangga sekaligus entrepreneur, Ibu Mujiati mengakui bahwa dirinya memegang suatu visi dalam bisnisnya. Sambal CUK bisa  menjadi industri besar dan bisa mempekerjakan karyawan sebanyak-banyaknya. Ia ingin semua orang bisa merasakan sambal khas Indonesia dengan cita rasa “rumahan”. Ia mencoba mencapai visi tersebut melalui kerja sama dengan berbagai supermarket di seluruh Indonesia untuk bisa memasarkan Sambal CUK. Tidak hanya itu, ia membuka peluang kerjasama dengan hotel, resto, dan cafe di berbagai daerah untuk memperkenalkan sambal CUK.

Ingin tahu berbagai varian rasa Sambal CUK? Cek http://www.sambalcukindonesia.co.id

Tantangan dalam Berbisnis

Tantangan dalam berbisnis tidak pernah habis. Begitu pula yang dialami oleh Ibu Mujiati. Dirinya mengakui menghadapi banyak tantangan mulai dari produksi hingga kompetisi dengan perusahaan-perusahaan yang lebih besar.

“Bisa dibilang bahan baku nya terbatas karena bahan bakunya bersifat musiman. Saat musim hujan misalnya, bawang merah dan cabai itu bener-bener susah dan harganya lebih mahal dari biasanya. Kita memiliki siasat subsidi silang, saat harga bahan baku rendah kita memproduksi sebanyak-banyaknya agar ketika harga bahan baku naik tidak mengalami kerugian,” ungkap Ibu Mujiati.  

Belum lagi dengan masalah produksi, Sambal CUK pernah mengalami ‘kegagalan’ produksi. Namun seiring berkembangnya waktu Sambal CUK belajar melalui pelatihan-pelatihan bisnis, melakukan sertifikasi dan standarisasi, serta melakukan riset dan inovasi. Hingga kegagalan produksi dapat diminimalisir.

Sebagai pemilik Sambal CUK, Ibu Mujiati mengajak para pelaku bisnis UKM untuk terus semangat. Kegigihan adalah kunci keberhasilan. Tidak hanya itu, Ibu Mujiati juga mengajak para pemilik bisnis untuk ‘terlibat langsung’.

“Kita harus terlibat langsung mulai dari pencarian bahan baku dan pengolahan sampai memiliki resep yang standar. Jika sudah mendapat resep standar baru kita bisa lepas. Kita bisa pasrahkan kepada orang yang kita percaya. Namun jika belum punya standar yang pasti, jangan sekali-sekali ditinggalkan. Kuliner itu yang utama adalah rasa, kemudian kebersihan dan kualitas. Sekarang orang makan makanan orientasinya adalah sehat. Jadi produk yang kita jual harus bersih, sehat, dan mutu terjamin,” kata Ibu Mujiati.

Baca juga : 3 Kunci Sukses Membangun Rantai Pasokan Bisnis Berkelanjutan

Ibu Mujiati adalah salah satu peserta pelatihan EXCELLOKA by excellence.asia dalam kolaborasi dengan MAKERFEST by Tokopedia di Surabaya. EXCELLOKA sendiri diambil dari kata excel (percepatan) dan loka (dimensi) berarti dimensi percepatan. EXCELLOKA yang diusung excellence.asia diharapkan menjadi dimensi bagi UMKM di Indonesia untuk mempercepat pengembangan bisnisnya. Para pelaku bisnis UMKM diajak untuk mengikuti pelatihan secara berkesinambungan agar dapat mengembangkan usahanya dan mampu bersaing di perekenomian lokal, nasional, bahkan internasional. Pelatihan ini membuka peluang bagi para pengusaha di Indonesia untuk bisa membangun bisnis terkemuka.

EXCELLOKA by excellence.asia bertujuan untuk memberdayakan Small Business Owner dengan memberikan knowledge dan skill yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis, mulai dari Sales, Marketing, Finance, Accounting, Legal, Tax, Operation, dan lain-lain, secara GRATIS.

“Dalam pelatihan mengembangkan bisnis dibutuhkan tiga hal penting, yakni bagaimana bisa menciptakan produk, produk bisa diterima pasar, dan memahami strategi pemasarannya. Saya memperoleh 80% dari ketiga hal tersebut dalam pelatihan EXCELLOKA kemarin,” ungkap Ibu Mujiati.

Buruan cek http://www.excelloka.com

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *