Apakah kamu berencana merekrut karyawan dengan sistem kerja remote? Saat ini banyak bisnis yang bahkan tidak memiliki kantor besar, karena sebagian besar karyawannya bekerja secara remote – dan ini terbukti berhasil. Sukses tidak hanya untuk pemilik bisnis yang memiliki karyawan dengan sistem kerja remote, tetapi banyak orang yang bisa memperoleh penghasilan lebih karena ia bekerja secara remote. Sehingga ia bisa bekerja untuk beberapa bisnis sekaligus. Tidak perlu terkena macet karena harus ke kantor setiap pagi, melainkan seseorang bisa ‘bekerja di rumah’ dengan maksimal. Hal ini sudah menjadi hal yang wajar di abad ke-21, bisa dibilang sudah menjadi praktik normal.

Namun hal ini belum bisa diterapkan pada semua bisnis. Terutama jika kamu sebagai pemilik bisnis dan kamu belum siap untuk merekrut karyawan dengan sistem kerja remote. Mengapa? Kamu tentu tidak hanya membutuhkan biaya, tetapi kamu harus memiliki sistem untuk mengorganisir bisnis kamu. Kamu membutuhkan sistem agar bisa memonitor karyawan remote. Sebagai pemilik bisnis, hal utama yang harus dilakukan adalah mulailah untuk mengorganisir karyawan dalam bisnis kamu sebelum kamu berpikir untuk merekrut karyawan dengan sistem kerja remote, sehingga kamu bisa mengendalikan dan mengontrolnya. Perlu diingat, kamu membutuhkan karyawan hebat untuk bisa membawa bisnis kamu sukses. 

Langkah pertama yang harus kamu lakukan untuk mencapai kesuksesan bisnis : kamu harus memahami bagaimana cara mengorganisir karyawan dalam bisnis kamu

Berikut 5 cara yang bisa kamu terapkan untuk mengorganisir karyawan dalam bisnis kamu

1. Bagikan visi kamu

Ketika bisnis kamu memiliki karyawan baru, kamu harus berbagi visi yang kamu lihat sebagai visi bisnis kamu kepada karyawan. Banyak pengusaha melupakan langkah ini. Penting bagi karyawan untuk mengetahui visi kamu sebagai pemilik bisnis, apa tujuan bisnis, dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Dengan membagikan visi, kamu bisa mengukur seberapa besar karyawan berinvestasi dalam pekerjaannya untuk mencapai visi tersebut.

Apabila bisnis kamu masih baru, kamu bisa juga memberikan tantangan kepada karyawan yang berpotensi untuk memberikan saham. Tentunya dengan syarat dan prosedur sesuai dengan peraturan. Kamu dapat melihat kinerja karyawan tersebut dalam lima tahun. Berbagi visi dapat menciptakan kepemilikan, dan kepemilikan dapat menciptakan etos kerja yang tinggi.

2. Pahami keterampilan karyawan

Membuat bisnis kamu mengalir secara organik dan alami, kamu perlu memahami keterampilan khusus yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Begitu banyak perusahaan mempekerjakan karyawan baru dan kemudian tidak berkomunikasi dengan mereka selama lima minggu – mungkin contoh ini berlebihan, tapi perlu kamu ketahui bahwa hal ini berdampak kurang baik bagi perusahaan tersebut. Dalam memahami keahlian masing-masing karyawan, kamu harus meluangkan waktu bersama mereka, dimulai dari memahami apa yang disukai dan tidak disukai karyawan dalam pekerjaannya. Mereka memberitahu kamu area mana yang perlu mereka kerjakan dan di area mana keunggulan mereka.

BACA JUGA : 4 Tips Kesukseskan Manajemen Sumber Daya Manusia

Sebagian besar bisnis, bahkan perusahaan besar berpikir ketika seorang karyawan berlaku untuk posisi tertentu, bahwa mereka hanya dapat melakukan pekerjaan spesifik itu. Kamu harus mengenali karyawan karyawan di luar proses wawancara. Tidak menutup kemungkinan kamu dapat menemukan berbagai potensi karyawan yang bisa dimaksimalkan dalam mendukung pekerjaan dan pengembangan bisnis yang kamu miliki.

Sangat bermanfaat bagi bisnis kamu untuk mengenal dan memahami setiap karyawan yang kamu rekrut. Pelajari tentang mereka dan keahlian mereka, dan kembangkan terus pekerjaan tentang apa yang mereka kuasai di luar jabatannya.

3. Bangun komunikasi yang efektif

Setiap bisnis tidak akan bisa berjalan dengan baik, apabila tidak ada komunikasi yang efektif dalam organisasinya. Komunikasi yang efektif menjadi salah satu kunci bisnis bisa mencapai tujuannya. Semua anggota dapat memiliki visi yang sama, memahami pekerjaannya, dan dapat berkomunikasi dua arah menjadi salah satu kunci keberhasilan bisnis. Ketika semua orang berada di halaman yang sama, ketika mereka memahami pekerjaan dan apa yang dituntut dari mereka – ini adalah kesuksesan bisnis sejati.

Salah satu tanggung jawab utama kamu sebagai pemilik bisnis dan atasan adalah memastikan kereta komunikasi berjalan lancar setiap hari. Pastikan struktur tugas yang kamu delegasikan ditangkap dan dikerjakan oleh semua karyawan.

Tidak hanya itu, kamu perlu menentukan alat dan platform komunikasi yang tepat untuk digunakan dalam bisnis, khususnya komunikasi internal. Memanfaatkan teknologi, kamu bisa menggunakan berbagai aplikasi dan platform gratis untuk bisa menciptakan peluang komunikasi, tugas, berbagi file, dan buletin penting untuk dibagikan secara rutin. Membangun engagement antara pemilik bisnis dengan karyawan harus dimulai sejak awal bisnis tersebut dirintis.

BACA JUGA : 5 Cara Memanfaatkan Teknologi dalam Bisnis Kamu

Jadikan karyawan kamu terbiasa berkomunikasi dengan kamu dan rekan kerja mereka setiap hari. Kamu bisa mengadakan meeting mingguan bersama tim untuk mengetahui perkembangan pekerjaan mereka sehari-hari. Meeting ini tidak hanya menjadi sarana untuk mengontrol pekerjaan mereka, tetapi kamu mengetahui kendala yang dihadapi karyawan, membantu menemukan solusi, dan membuka ruang diskusi yang nyaman serta terarah.

4. Tetapkan ekspektasi yang jelas

Karyawan yang bekerja harus memahami pekerjaan sekaligus harapan dari perusahaan terhadap mereka. Apabila kamu memiliki bisnis yang baru dimulai atau sedang berkembang, maka penting untuk memastikan bahwa karyawan kamu memahami harapan kamu yang telah merekrutnya dalam bisnis.

Ketika karyawan memahami pekerjaan dan ekspektasi kamu sebagai pemilik bisnis sekaligus atasan terhadap kinerja mereka, tentu dapat mendorong karyawan untuk bekerja secara terarah dan terstruktur. Kamu bisa memulainya dengan menetapkan sasaran atau target harian dan mingguan dalam bisnis kamu. Hal ini dapat membangun karyawan untuk terbiasa mencapai tujuan tersebut dan memenuhi ekspektasi kamu sebagai pemilik bisnis. Tidak hanya itu, karyawan juga harus kamu beri kesempatan untuk menetapkan sasaran dan target kinerja mereka sendiri setiap minggunya. Produktivitas kerja akan lebih terdorong dan kamu dapat membantu karyawan dengan memberikan rewards apabila mereka mencapai prestasi tertentu.

Apabila kamu bisa menetapkan ekspektasi yang jelas, berarti kamu mendorong lingkungan kerja yang sehat, dan itu mengajarkan karyawan untuk memiliki kebiasaan kerja yang baik setiap hari.

5. Beri ‘ruang’ kepada karyawan

Kita bisa membaca banyak artikel dari pakar bisnis yang menunjukkan bagaimana cara mengorganisir karyawan secara efektif. Kamu harus membaca berbagai referensi yang dapat berpengaruh positif terhadap bisnis yang dijalankan. Keefektifan ini tidak bisa terbangun ketika kamu selalu ‘mendikte’ cara kerja karyawan. Memberi mereka ‘ruang’ berarti menunjukkan bahwa kamu mempercayai mereka. Berikan ruang agar karyawan bisa menyelesaikan semua tugasnya dengan ‘gaya mereka yang khas’. Sejauh tidak melanggar peraturan, hal ini bisa diterapkan dalam bisnis kamu.

Apalagi jika kamu memiliki karyawan generasi milenial, jelas bahwa kamu harus memberi ‘ruang’ untuk berekspresi dan biarkan mereka berproses dalam menyelesaikan tanggung jawabnya. Dan itu membuat karyawan ‘bahagia’.

BACA JUGA : 5 Tips Memperlakukan Generasi Milenial di Tempat Kerja

Ketika kamu menyadari bahwa mereka dapat menangani tanggung jawab sehari-hari, kamu tidak harus terlibat dalam setiap pekerjaan karyawan, tetapi pastikan bahwa mereka tahu bahwa kamu selalu ada ketika mereka membutuhkan. Bahkan, karyawan yang paling termotivasi untuk bekerja adalah orang-orang yang merasa memiliki otonom dan dipercaya dalam pekerjaannya.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *