Arus kas adalah nyawa bagi bisnis kamu.

Bila kamu memiliki bisnis model yang baik dan mahir dalam mengelola arus kas, perusahaan kamu akan sukses besar.

Meskipun kamu memiliki bisnis model yang baik tapi tidak dapat mengatur arus kas dengan tepat, suatu hari bisnis kamu akan hanya berakhir menjadi kenangan.

Sebagian besar pemilik usaha kecil & menengah berfokus pada laba. Namun, hal itu tidak cukup jika kamu ingin memiliki bisnis yang sukses. Kamu harus memahami bahwa laba hanyalah angka yang menunjukkan bahwa pendapatan kamu melebihi pengeluaran, bukan ukuran keberhasilan.

Arus kas adalah jumlah bersih uang yang mengalir masuk dan keluar dari usaha kamu. Arus kas kamu harus mampu menutupi seluruh biaya operasional – termasuk biaya gaji, membayar diri kamu sendiri serta investasi untuk pertumbuhan di masa yang akan datang.

Terdapat 3 aktivitas yang menghasilkan sumber arus kas:

  1. Aktivitas Operasional
  2. Aktivitas Investasi
  3. Aktivitas Pendanaan

Laporan Arus Kas

Apabila kamu ingin memahami cara kerja arus kas, kamu harus mulai dari mencatat seluruh kas masuk dan kas keluar dari usaha kamu.

Tahukah kamu, banyak pemilik usaha yang sering mengalami hal seperti ini:

“Kami untung, tapi kenapa tidak ada uang di bank?”

Banyak pemilik bisnis – baik yang menghasilkan Rp 1 Milyar atau Rp 50 Milyar – bergelut dengan makna laba vs kas.

Memahami perbedaannya sangatlah penting untuk mengerti bagaimana arus kas bekerja, dan bagaimana menjadi seorang ahli dalam mengaturnya.

Mengatur Arus Kas

Bagi banyak pemilik bisnis (mungkin juga kamu), salah satu penghambat terbesar untuk berhasilnya suatu usaha adalah cara mereka berpikir mengenai uang.

Bertanyalah pada diri sendiri, apakah pikiran kamu mengenai uang dipenuhi dengan rasa takut terhadap kekurangan, atau optimisme untuk mencapai berkelimpahan?

Mengapa hal ini begitu penting?

Orang yang dipenuhi rasa takut akan cenderung menghindari masalah dan resiko, hingga akhirnya menjadi tidak siap ketika betul-betul harus menghadapinya.

Seorang pengusaha yang sukses selalu siap menghadapi masalah uang sejak awal. Mereka bersikap terbuka dengan klien, pemasok, maupun partner tentang pembayaran sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

Pola pikir seperti inilah yang harus kamu miliki agar sukses dalam mengelola arus kas.

“Ketika kamu mengganti mindset dari rasa takut terhadap kekurangan menjadi optimis untuk mencapai berkelimpahan, kamu akan merasa lebih mudah dan percaya diri untuk memulai percakapan dengan para stakeholder.”

Selain itu, kamu juga harus bisa menilai apakah kamu merupakan seorang pemboros atau penghemat. Seorang pemboros tidak dapat menyimpan uang di bank, dia akan selalu membelanjakan kas yang masuk.

Jika kamu seorang pemboros, maka kamu dapat menggunakan 24 jurus yang dibahas di sini, tapi tidak akan mampu menghilangkan masalah arus kas bila uang yang kamu keluarkan selalu lebih cepat daripada masuknya.

“Kami selalu berfokus pada laporan laba rugi. Namun arus kas bukanlah topik yang sering dibahas. Ini seperti kami sedang mengemudi tapi hanya melihat speedometer, padahal sebenarnya kami sedang kehabisan bahan bakar.”– Michael Dell (Pendiri & CEO Dell Technologies)

Memahami Arus Kas

Mari kita mulai dengan memahami perbedaan antara laba dan kas.

Laba adalah apa yang terlihat di pojok kanan bawah laporan laba rugi kamu. Ini menunjukkan apakah hasil dari barang atau jasa yang kamu jual lebih besar daripada harga pokok penjualan dan biaya yang kamu keluarkan.

Laporan Laba Rugi

Arus kas berfokus pada saat perusahaan kamu menerima pembayaran dan membayar. Arus kas operasional adalah uang yang dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan.

Sebuah bisnis yang sukses memiliki arus kas operasional positif yang lebih besar dari labanya.

Arus kas bebas (Free Cash Flow)  menunjukkan jumlah kas yang dihasilkan bisnis kamu dan dikurangi dengan pengeluaran.

Arus kas bebas digunakan untuk:

  1. Membayar hutang
  2. Berinvestasi kembali, atau
  3. Membagikan deviden kepada pemilik perusahaan

Sedangkan, tujuan bisnis kamu adalah:

  • menghasilkan arus kas bebas (karena inilah kekayaan yang kamu dapatkan sebagai pemilik bisnis)
  • menghasilkan uang untuk mengembangkan usaha.

Arus kas kamu – waktu di mana uang masuk dan keluar dari perusahaan – biasanya berbeda dari saat perusahaan menghasilkan pendapatan atau membayar biaya.

Hal yang perlu diperhatikan: bisnis kamu mungkin menghasilkan laba tapi bisa saja memiliki arus kas negatif.

Mengapa?

Karena walaupun kamu menghasilkan laba dalam jumlah tertentu, bila uang yang kamu terima kurang dari atau sama dengan yang dikeluarkan, kamu sedang “memakan” persediaan kas kamu.

Dalam jangka panjang, hal ini akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan kamu untuk membayar tagihan dan akhirnya akan berdampak pada kemampuan operasional perusahaan.

Laba tidak sama dengan kas bila kamu:

  1. Melakukan pekerjaan namun belum dibayar (penambahan di piutang).
  2. Membayar biaya namun belum menerima pendapatan.
  3. Melakukan investasi ke depan, misalnya membeli inventaris.

Cara Terbaik Mengelola Arus Kas

Berbagai alasan terjadinya arus kas negatif selalu bisa ditemukan dari laporan pendapatan dan penggunaan kas.

Misalnya, laporan pendapatan dan penggunaan kas akan menunjukkan penambahan piutang karena membukukan penjualan di saat belum menerima uang. Atau, bisa jadi kamu menggunakan kas untuk membayar hutang, seperti membayar tagihan kartu kredit.

“Kas tanpa laba berarti kamu memperoleh kas yang bukan dari hasil operasional, tetapi dari keran hutang atau menjual aset.”

Asal Kas Non Operasional

Sebaliknya, kamu mungkin menerima uang muka pembayaran dari klien dan dibayar sebelum kamu membukukan biaya.

Kami akan menunjukkan kepada kamu bagaimana menggunakan klien sebagai sumber pembiayaan dan bukan sebaliknya (hal ini terjadi bila kamu menyediakan jasa dahulu dan menagih kemudian).

Beberapa pemilik bisnis yakin mereka dapat keluar dari masalah arus kas.

Saat mereka mencobanya, mereka sering membuat keputusan operasional buruk – hanya untuk mendapatkan uang – seperti menerima pesanan:

  1. Dengan keuntungan tipis,
  2. Dari klien dengan banyak “tuntutan”, atau
  3. Dari klien bereputasi “jelek”.

Ada beberapa metode pamungkas untuk memperbaiki arus kas kamu.

Dalam panduan ini, akan dibuka bagaimana:

  1. Cara optimalkan penerimaan dan strategi harga
  2. Mengatur pengeluaran
  3. Membuat keputusan cerdas dalam menerima serta “memberhentikan” klien.

Kami akan menunjukkan dampak dari menerima uang hanya dari klien “baik”, serta bagaimana kamu dapat mengadopsi kebijakan penagihan bijak dan tepat waktu yang meminimalisir waktu antara pemenuhan barang atau jasa dan penerimaan pembayarannya.

Dengan membuat keputusan lebih baik dan strategis dalam menjalankan bisnis, kamu akan memperbaiki arus kas.

Tips Praktis:

“Apabila kamu dapat mempersempit waktu antara saat kamu membayar seseorang dan saat kamu menerima pembayaran, hal ini berdampak positif terhadap arus kas.”

Bagaimana cara kamu menghindar dari masalah arus kas sangat parah yang menyebabkan kamu kesulitan membayar gaji?

Jawabannya adalah dengan memiliki:

  • Penetapan harga yang sesuai
  • Metode penagihan taktis
  • Kebijakan penjualan tepat
  • Proses penagihan cepat
  • Manajemen pengetatan biaya

Selanjutnya, kami akan mengungkap 7 strategi dan 24 jurus pengelolaan arus kas.

Jurus Perbaikan Arus Kas

Kami mengungkap 24 jurus instan perbaikan arus kas dalam 7 strategi berikut:

  1. Strategi Pricing – 4 Jurus
  2. Strategi Payment Allocation – 3 Jurus
  3. Strategi Payroll – 2 Jurus
  4. Strategi Billing – 4 Jurus
  5. Strategi Collections – 6 Jurus
  6. Strategi Reporting – 3 Jurus
  7. Strategi Asset – 2 Jurus

Dalam bagian ke-1 ini, akan dibahas strategi ke-1 hingga ke-3.

Di bagian ke-2, akan dibahas strategi ke-4 hingga ke-7.

Mari kita selami…

Strategi Pricing (Penetapan Harga)

#1 – Hitung Gross Profit Margin (Margin Keuntungan Kotor)

Gross profit margin adalah keuntungan kotor yang ditunjukkan sebagai persentase penghasilan kamu.

kamu harus benar-benar mengerti gross profit margin supaya mengetahui kapan menaikkan harga serta untuk produk atau jasa yang mana.

Menaikkan harga kamu – di saat yang tepat dan terhadap produk yang benar – adalah cara yang paling baik untuk dalam mengelola arus kas.

Hasilnya akan berdampak pada perbaikan gross profit margin kamu, yang merupakan cara terbaik untuk melacak keuntungan dari klien ataupun pekerjaan.

Persentase gross profit margin dihitung sebagai berikut:

Gross Profit Margin Formula with Frame.png

Contoh: (2.000.000/4.000.000) x 100% = 50%

Melacak gross profit margin setiap bulan dan membandingkannya dengan target yang ingin dicapai memberikan kamu indikator awal atas problem arus kas. Perubahan di gross profit margin memberikan gambaran masalah sesungguhnya dalam pekerjaan, klien atau perusahaan.

Gross profit margin memberikan wawasan dalam tentang:

  1. Apakah kamu mengenakan harga tepat untuk pekerjaan kamu?
  2. Bagaimana biaya yang membanjir mempengaruhi laba & arus kas?
  3. Tenaga sales atau marketing mana yang menghasilkan laba terbesar?”

#2 – Buat Job Costing (Biaya Pekerjaan)

Metode terbaik untuk memonitor gross profit (keuntungan kotor) dan persentase (%) adalah membuat job costing.

Sebuah job costing yang dirancang baik akan mampu melacak biaya sesungguhnya dalam pengadaan produk atau jasa, agar kamu bisa menetapkan harga yang mendorong tercapainya target gross profit margin sekaligus memperbaiki arus kas.

Jika kamu menghasilkan uang dari waktu yang diberikan tim, kamu harus mengimplementasikan sistem time tracking untuk mengetahui bila kamu mengalokasikan biaya yang tepat untuk waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan.

“Manfaat terbesar dari job costing adalah mengetahui bahwa kamu dibayar penuh untuk seluruh nilai pekerjaan yang dipenuhi.”

BACA JUGA : 24 Jurus Instan Perbaikan Arus Kas (Bagian Ke-2)

 

Sumber artikel: https://www.logiframe.com/id/24-jurus-perbaikan-arus-kas-1/

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.