Coworking space sudah jadi istilah yang gak asing lagi. Bisa dibilang coworking space sudah jadi bagian dari trend dan lifestyle kebanyakan orang, termasuk entrepreneur. Apalagi sekarang banyak banget generasi millenials yang menjadi entrepreneur dan start-up semakin banyak bermunculan. Di Jakarta sendiri sudah ada lebih dari 10 coworking space yang tersebar di beberapa daerah. Beberapa waktu lalu, excellence.asia dapat kesempatan buat ngobrol bareng Chief Entrepreneur Officer dan CoFounder Estubizi Coworking space dan Business Center, Benyamin Ruslan Naba yang akrab disapa Ruslan.

Sosok yang akrab disapa Ruslan ini jelas menjadi salah satu pemain lama dalam industri ini. Dia mengakui sudah mulai merintis bisnisnya sejak 2006. Menjadi entrepreneur selama sepuluh tahun hingga sukses tentu tidaklah mudah. Yuk, kita simak perjalanan bisnis Ruslan merintis Estubizi Business Center dan Coworking Space.

Memulai bisnis dari ‘angan-angan’?

Ruslan mengakui bahwa dirinya memulai bisnisnya berawal dari ‘angan-angan’.

“Dulu tahun 2001 saya bekerja di konsultan dan memiliki klien di Surabaya. Waktu itu saya menginap di salah satu hotel di Surabaya. Di sana saya melihat ada satu ruangan kosong namanya business center. Sayangnya ruangan itu terlihat sepi, orang datang ke sana hanya sekedar ngeprint dokumen atau internetan. Ketika itu saya berandai-andai kalau ruangan itu bisa saya kelola pasti akan banyak kegiatan di sana,” kata Ruslan.

Impian tersebut saat itu hanyalah angan-angan, bahkan terlupakan karena banyak nya project yang dikerjakan. Hingga tahun 2004 ia bertemu dengan pemilik dan pengelola Gedung Skyline di Jakarta. Ruslan diajak untuk mengelola business center, tetapi saat itu dirinya masih belum memiliki kesiapan. Singkat cerita, pada tahun 2008 lah Ruslan mulai berbisnis dan mendirikan business center.

“Tahun 2008 saya diajak lagi untuk mengelola di Gedung Setiabudi 2. Tadinya gedungnya mau dirubuhin. Ternyata 2008 terkena krisis ekonomi dan gak jadi dirubuhkan. Owner gedung tersebut  bilang harus ada bisnis center di sini supaya gedung tersebut ‘hidup kembali’. Akhirnya pada 2009 saya mengelola seluas 408 meter persegi di Setiabudi dan dari situlah impian saya waktu di Surabaya ‘kejadian’,” cerita Ruslan.

Bisnis tersebut berjalan lancar hingga tahun 2016 Ruslan membangun Estubizi di Jalan Wolter Monginsidi. Ruslan mendirikan Estubizi didukung oleh keluarganya Lily Glorida Naba, Timmy Timotheus Naba dan Patricia Emanuelle Intan Naba.

ESTUBIZI sendiri dikelola oleh PT Simaeru Indonesia Raya. Simaeru berasal dari sebuah kata dalam Bahasa Mentawai – suku di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat – yang berarti baik, bagus dan indah; good and beautiful.

“Visi Simaeru yakni menjadi perusahaan yang berhasil, menguntungkan dan bermanfaat bagi orang banyak. Misi kami untuk membantu bisnis startup, entrepreneur dan UKM Indonesia agar lebih berhasil. Dalam mencapai visi dan misi kami berpegang pada nilai-nilai Integritas, Fokus pada Pelanggan, Ramah, Cepat, Orientasi pada Mutu,” kata Ruslan.

Gimana rahasia Ruslan mempertahankan Estubizi?

Kalau kamu adalah entrepreneur, kamu pasti ingin bisa mempertahankan bisnis yang kamu kelola. Siapa yang gak pengen menjadi entrepreneur sukses? Begitu pula dengan Ruslan. Namun gak hanya sekedar sukses secara materi, tetapi Ruslan memiliki cita-cita yang lebih besar. Malah dirinya mengaku bahwa ia cenderung mengesampikan profit oriented.

“Seorang entrepreneur itu adalah orang yang mampu melihat, menangkap, dan mewujudkan peluang sampai berhasil,” kata Ruslan. Ia menjalankan bisnis bersama orang-orang terdekatnya, menjadikan visi, misi, dan nilai Estubizi melekat baik dalam kehidupan kantor maupun keluarga. Dirinya mengakui tidak ada peran maupun sifat yang berbeda, baik di kantor atau di rumah.

Tidak hanya itu, dalam berbisnis Ruslan mengakui bahwa dirinya sangat dibantu karena memiliki ‘hobi berteman’. Hobi yang dimilikinya sejak belajar di bangku kuliah ini sangat mendukungnya dalam berbisnis. Ruslan mengungkapkan bahwa skill berteman dibutuhkan seorang entrepreneur untuk bisa memperluas jaringannya. Lalu, dari mana kemampuan ini diperoleh?

“Ya… dari organisasi. Saya ikut Pramuka dari kecil. Saat SD sering menjadi ketua kelas dan kuliah pun saya banyak ikut organisasi. Tidak ada kata ‘canggung’ saat bertemu dengan orang baru. Dan dari sinilah kita bisa membangun ‘helicopter view’ pada saat kita berbisnis,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Ruslan sangat setuju bahwa komitmen sangat diperlukan bagi entrepreneur.

“Kita mencoba menggali apa yang membuat kita bertahan? Jawabannya adalah setia visi dan misi kita. Setia pada visi, misi, dan nilai. Bisa dibilang Estubizi ini adalah mission driven company. Kita dikendalikan oleh visi, misi, dan nilai. Kita bisa bertumbuh kalau kita berbagi dan ini uda kita jalanin. Pada perjalanannya memang gak selalu lancar. Kadang kita bertanya, kenapa masih mau menolong padahal mungkin keadaan internal kita juga sedang mepet? Nah, pada situasi itulah kita masih setia pada visi dan misi kita untuk berbagi gak? Atau malah tergoda untuk mencari margin yang lebih gedhe?” ungkap Ruslan.

Gak cuma setia pada visi, misi, dan nilai. Komitmen untuk selalu belajar menjadi salah satu kunci sukses entrepreneur.

“Saya seorang trainer, konsultan, dan pebisnis. Tetapi bukan berarti saya berhenti belajar. Hingga saat ini saya masih terus belajar. Saya tidak malu bertanya kepada siapapun. Kalau pegawai mungkin disuruh boss nya untuk ikut training, tetapi kalau kita owner siapa yang bakal nyuruh kita belajar dan ikut training? Training adalah media yang sangat penting. Yang gak tahu bisa jadi tahu, yang gak ngerti bisa jadi ngerti. Training merupakan upgrading dan entrepreneur membutuhkannya untuk bisa ‘naik kelas’,” kata Ruslan.

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.