Perkembangan jaman gak cuma membawa perubahan pada teknologi, tetapi juga membangkitkan persaingan yang ketat di dunia bisnis. Teknologi digital yang berkembang di Indonesia jelas berpengaruh pada perkembangan dunia industri. Apabila suatu bisnis gak siap, maka besar kemungkinan akan tertinggal.

Gimana dengan bisnis kecil dan menengah, ya? Persaingan yang ketat di era digital ini membawa para pelaku bisnis baik kecil, menengah, maupun besar  harus membuat strategi buat bisa bertahan. Hal ini berlaku buat semua bidang bisnis, termasuk kuliner. Kalau kamu adalah pebisnis kuliner, kamu juga harus siap bersaing lho.

Menyikapi kondisi tersebut, EXCELLOKA by excellence.asia (12/5) di Pusat Informasi Publik Kota Semarang mengajak para entrepreneur lokal diskusi bareng Arif H Kusmadi (Pemilik Bandeng Juwana) dan Maulana Bayu S (CEO Madhang Indonesia).

Baca juga : 5 Aplikasi Yang Wajib Dimiliki Oleh Small-Business Owner

Ini dia tiga rahasia sukes dari Bandeng Juwana dan Madhang Indonesia. Penasaran? Yuk, kita simak…

1. Waktu bisa jadi peluang

Kita tentu tahu Bandeng Juwana adalah salah satu makanan khas yang bisa kita jumpai di Semarang. Orang-orang biasanya membeli oleh-oleh Bandeng Juwana saat mereka wisata ke Semarang. Bisa dibilang brand Bandeng Juwana ini udah legend banget. Bandeng Juwana hadir di Semarang sebelum social media marak digunakan oleh masyarakat. Hebatnya, brand ini masih bisa bertahan hingga saat ini.

“Bandeng Juwana adalah usaha keluarga yang didirikan oleh Dokter Daniel Nugroho. Dokter Daniel terinspirasi karena salah satu bakery di Jakarta sebelum tahun 1980an. Namun pada saat itu belum punya modal untuk buka bakery. Di Semarang sendiri sudah ada 7 pelaku usaha bandeng, jadi Bandeng Juwana bukan yang pertama buka, lho. Pada saat itu kita melihat peluang dari sisi waktu. Toko-toko yang lain bukanya siang. Kita memilih untuk buka lebih pagi jam 6.30 dan tutup jam 22.00,” cerita Arif.

Buka toko lebih awal dan tutup lebih malam, itu langkah konkret yang dilakukan Dokter Daniel dan membawa Bandeng Juwana sukses. Ini salah satu bentuk ketekunan, lho. Hingga saat ini pariwisata di Kota Semarang semakin berkembang dan ternyata hal ini membawa dampak yang positif. “Orang-orang yang mau ke bandara pagi, mereka bisa mampir ke toko kita karena pagi-pagi udah buka,” ungkap Arif.

2. Ide sederhana bisa jadi luar biasa

“Dulu saya kan merantau ke luar kota. Rasanya sering banget kangen sama masakan rumah, masakan Ibu saya. Berangkat dari situ saya sharing ke temen-temen, gimana kalau kita ngajak ibu-ibu rumah tangga buat jualan produk masakan mereka sendiri? Jadi seumpana kita di Jakarta, kita masih bisa merasakan masakan khas Semarang karena banyak juga orang asli Semarang yang sekarang tinggal di Jakarta,” kata Bayu.

Madhang Indonesia adalah salah satu start up di Indonesia. Madhang (Bahasa Jawa) yang berarti ‘makan’. Usaha ini membuka peluang untuk siapapun berjualan ‘masakan rumah’ secara online. Bisa dibilang aplikasi Madhang mempermudah siapapun untuk menemukan makanan, dimana para penjualnya sebagian besar adalah industri kuliner rumah tangga.

“Di Madhang Indonesia sekarang kita mengumpulkan para pedagang termasuk ibu-ibu rumah tangga untuk bisa jualan online, misalnya perkumpulan ibu-ibu PKK . Ibu-ibu jadi bisa jualan masakannya lewat Madhang Indonesia di rumahnya, sambil tetap momong anak,” ungkap Bayu.

Baca juga : 4 Tips Untuk Memulai Bisnis

 

3. Selera konsumen tetap nomor satu

Kedua bisnis yang bergerak di bidang kuliner ini sangat memperhatikan selera konsumen mereka, lho. Bandeng Juwana sebagai salah satu bisnis kuliner terbesar di Semarang juga melakukan beberapa adaptasi.

“Saat ini kita harus bener-bener mengikuti trend, termasuk perkembangan teknologi yang menghadirkan bandeng versi vakum. Kita juga bikin taste baru menyesuaikan taste customer, seperti bandeng teriyaki, sate bandeng, bandeng saus telur asin, dan masih banyak lagi,” kata Arif.

Hal ini juga dilakukan oleh Madhang Indonesia. Tidak hanya memperbanyak jumlah merchant, Madhang Indonesia juga memperhatikan jenis-jenis menu yang dijual.

“Menjadi platform kuliner saat ini persaingannya ketat banget, maka dari itu harus ada sesuatu yang berbeda. Kalo kita sekarang bisa open Pre Order (PO). Terus menu-menu juga semakin unik, misalnya spaghetti tempe dan makan vegetarian tahu dibikin seperti daging sapi,” ungkap Bayu.

Itu tadi tiga rahasia sukses dari Bandeng Juwana dan Madhang Indonesia. Buat kamu yang sedang berbisnis, ketiga hal tersebut bisa diterapkan juga lho. Apalagi buat kamu yang menjalankan bisnis kuliner. Kalau kamu masih galau dalam berbisnis, buruan cek http://www.excelloka.com.

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *